Mohon tunggu...
Verinda Christalia
Verinda Christalia Mohon Tunggu... Penulis - Pelajar

Suka membaca

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Gelap akan Terang Kembali

20 November 2020   13:57 Diperbarui: 20 November 2020   13:59 79
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Gelap akan terang kembali

Perkenalkan nama saya Anjani. Sekarang saya duduk di bangku SMA kelas 2, saya mempunyai seorang adik bernama jun dan mempunyai orang tua yang lengkap. Pada saat kelulusan SMP saya pindah di kota Jogja sebelumnya saya tinggal di kota Bandung karena ayah saya pindah dinas menjadikan saya dan keluarga saya pindah ke kota Jogja. 

Dahulu saya seorang yang sangat pendiam dan tidak punya banyak teman. Hingga saya bertemu seorang teman yang mengajari saya bagaimana hidup bersyukur dengan apa yang sudah saya miliki. Teman tersebut bernama Rani. Seorang wanita berumur sama dengan saya dan juga tidak memiliki teman yang banyak. Rani seorang yang sangat pendiam dan tidak banyak orang yang dekat dengan dia. Tetapi saat dia bertemu dengan ku dia seperti mendapat teman yang memang cocok bagi dia. Tapi sayang dia adalah seoranng tuna netra. Dia tidak bisa melihat sejak dia masih kecil karena kecelakaan yang ia alami dengan orang tuanya. 

Dan naas nya saat kecelakaan kedua orang tuanya meninggal dunia. Karena pada saat itu kondisinya sangat kritis dia di asuh dengan nenek dan kakeknya.

Saat aku bertanya "bagaimana rasanya tidak bisa melihat?" dia menjawab "awalnya aku sangat-sangat bingung kenapa semua gelap? Dimana semua? Kenapa aku hanya dapat mendengar? 

Walau aku saat itu masih kecil tetapi aku dapat merasa bingung dan ada rasa aneh didalam hati" dan pada saat itu aku memaku di tempat dan juga merasakan apa yang saat itu dia rasakan dan aku juga ikut menangis yah... walaupun dia tidak bisa melihat aku menangis tetapi entah dari mana dia tiba-tiba bilang "jangan menangis, aku tak apa" setelah itu aku semakin menangis sejadi-jadinya dan bertanya di dalam hati pada tuhan "tuhan mengapa kamu memberi gadis sekecil itu cobaan yang sangat berat". Lalu aku bertanya pada dia "bagaimana kamu bisa mengerti aku menangis?" lalu ia menjawab "kita sudah menjadi sahabat, dan sahabat pasti mengerti perasaan satu samalain".

Rani adalah gadis remaja yang dibesarkan hanya dengan kakek dan neneknya. Rani gadis yang sebenarnya ceria tetapi karena banyak orang yang memandang dia dengan sebelah mata menjadikan rani pendiam dan tidak banyak bicara. Teman nya pun hanya beberapa. Rani sekolah di sekolah luar biasa di jogja dan dia duduk di bangku kelas 2 SMA. 

Dia anak yang sangat pintar dan tidak pernah malas belajar. Walaupun ia tidak bisa melihat tetapi dia sangat senang mencari informasi pelajaran melalui mendengarkan materi dan membaca memlalui huruf braille yang dibaca melalui sentuhan dengan jari. Dia sangat berprestasi dan tidak pernah membolos sekolah. Dia juga mandiri dan tidak bergantung pada semua orang. Yah dan dia orang yang sangat fun, menyenangkan dan suka membantu orang.

Awal aku bertemu dengan rani pada saat aku berjalan-jalan sendiri menyusuri kota Jogja dengan membawa mobil. Ya walaupun aku belum genap 17 tahun tetapi aku sudah bisa membawa mobil. 

Orang tua ku tidak keberatan kalau aku membawa mobil sendiri. Aku sudah terbiasa menggunakan mobil saat aku tinggal di Bandung. Kalau aku tidak membawa mobil sendiri aku takut akan tersasar jika menaiki kendaraan umum. Orang tua ku sangat sibuk sehingga tidak bisa mengantar aku kemana-mana. 

Dan aku akan ceritakan kembali kisah saat aku pertama bertemu dengan Rani. Saat aku jalan-jalan di malioboro yang pada saat itu dalam keadaan ramai sekali, aku melihat seorang gadis yang duduk sendiri di bangku. 

Lalu aku mendekati dan duduk di sebelahnya, dan anehnya perempuan itu tidak bereaksi apapun dan tetap diam dan pandangan nya kosong. Lalu aku menanyai dia "hallo aku Anjani kamu siapa?" lalu dia tidak merespon dan tetap diam. Aku sontak mengacungan es krim yang aku beli di mc donald padnya "kau mau?".

Setelah itu aku bertanya lagi "kamu dengar aku kan?". lalu ia menjawb "nama ku Rani" dengan singkat tanpa menoleh kearah ku. Setelah itu ia berkata sesuatu dan itu sontak membuatku sangat terkejut "apa kamu mau berbicara dengan orang buta?". 

Pada saat itu aku menyadari bahwa gadi di sampingku ternyata seorang tuna netra. Gadis dengan paras rupawan dan berkulit putih hidung yang mancung ternyata tidak bisa melihat. Lalu sontak aku langsung meminta maaf padanya "maaf, maaf aku tidak mengerti jika kamu tidak bisa melihat". Lalu ia menjawab "tak apa". Aku bertanya padanya

"kamu kelas berapa?" tanya ku

"aku kelas 2 SMA di sekolah khusus" jawabnya

"kamu tinggal dimana ?" tanya ku lagi

"aku tinggal di daerah condong catur Sleman ?" jawabnya lagi

"wah sangat jauh dari sini ya?" tanya ku

"tidak begitu juga"

Setelah itu ia bangkit dan mulai berjalan, lalu aku mengejarnya dan berkata padanya

"mau kemana kamu" tanya ku

"aku ingin pulang" jawabnya

"aku antar ya sekalian aku ingin keliling jogja" pinta ku padanya

"aku bisa pulang sendiri" tolaknya

Lalu aku tetap mengejar dia dan memaksa ia untuk menuju mobilku dan memaksukan dia secara paksa di samping ku. Sebelumnya aku meminta maaf padanya karena telah memaksa ia. Setelah itu aku langsung tanya dimana tepatnya alamat nya lalu membuka map pada googel dan menjalankan mobil ke rumah Rani. Di jalan dia hanya diam beberapa saat. Lalu aku membuka obrolan.

"kamu sudah lama tinggal di jogja ?" tanya ku.

"sejak saat umur ku lima tahun, dan saat pertama kali aku dinyatakan buta" jawabnya.

"lalu kamu sebelumnya tinggal dimana ?" tanya ku lagi.

"aku sebelumnya tinggal di Jakarta saat masih kecil lalu kecelakaan itu terjadi membuat kedua orang tua ku meninggal dunia. Dan kecelakaab itu juga yang membuat aku menjadi seperti ini. Sejak saat itu aku di asuh oleh nenek dan kakek ku dan pindah di Jogja" jawab dia .

Lalu aku menjalan kan mobil ku lagi. Setelah sampai di rumahnya yang sederhana, aku langsung membantu Rani untuk turun dari mobil ku lalu ku tuntun dia ke depan rumah. Sesampainya di depan rumah aku dan Rani disambut oleh neneknya yang sudah tua.

"oh sudah pulang kamu Rani" tanya neneknya.

"sudah nek, ini kenalkan teman ku anjani" saut Rani.

"iya perkenalkan nama saya anjani nek, teman Rani" aku memperkenalkan diri sambil berjabat tangan dengan nenek Rani.

"oh silahkan masuk, tumben loh ada temen Rani yang mau main ke rumah Rani" ucap sang nenek

Rani yang mendengar hal tersebut langsung masuk dan mengabaikan neneknya sembari berkata

"ayo masuk anjani". Lalu aku masuk ke rumahnya sambil senyum ke neneknya. Neneknya meminta ku untuk duduk di ruang tamu dan memberi ku minum. Serta Rani yang masuk kekamar untuk mengganti pakaian. Lalu aku bertanya pada nenek Rani

"nek memang cuma saya teman Rani yang mau ke rumah Rani ?" tanya ku

"ya memang kamu yang pertama yang mau berkunjung ke rumah kami. Rani itu tidak punya banyak teman. Dia orang yang pendiam, jadi nenek heran kok tumben ada teman Rani yang mau berkunjung kerumah kami" jawabnya.

Lalu rani keluar dari kamar dan bilang "nek rani laper nenek sudah masak belum ya ?"

"sudah nduk kalau mau makan nenek siapin dulu, nak anjani juga makan ya nenek siapin juga" kata nenek. Aku tersenyum sambil mengangguk. Lalu berjalan ke meja makan bersama Rani. Lalu kita makan bersama-sama.

Pada sore hari aku masih di rumah Rani dan sedang bercerita-cerita dengan Rani dan neneknya. Kita membahas dahulu saat aku masih tinggal di Bandung dan aku yang tidak punya teman sama dengan Rani. Lalu rani mengajak aku ke taman yang ada di sekitar rumahnya. Sambil bermain ayunan kami mengobrol

"Anjani apakan melihat banyak hal sangat menyenangkan ?" tanyanya, aku sangat terkejut saat dia bertanya hal tersebut dan aku juga sangat bingung untuk menjawabnya. Lalu ia bilang "aku tidak bisa melihat, dan dunia ku sepi sekali. Seakan hanya ada aku dan nenek kakek ku. Hanya mereka yang aku miliki. Aku ingin melihat kembali suatu saat nanti. Apakah bisa anjani ?". lalu aku menangis dan berkata "kamu pasti bisa". Lalu saat itu menjelang magrib kita pulang kerumah rani dan aku pamit pulang. Setelah pertemuan itu kita sering menghabiskan waktu bersama sampai aku lulus SMA dan melanjutkan studi ku ke luar negeri mengambil jurusan kedokteran dan aku harus meninggalkan Jogja dan sahabat ku itu.

Setelah aku menamatkan studi ku kedokteran sp. M (spesialis ilmu kesehatan mata) aku bekerja di salah satu rumah sakit di Jakarta. Setelah beberapa tahun aku di pindahkan di suatu rumah sakit di Jogja dan mengingatkan aku pada sahabat ku pada SMA. Lalu setelah aku pindah tugas ke Jogja aku langsung menuju ke rumah Rani dahulu. Dan beruntungnya aku masih bisa bertemu dengan nya dan Neneknya. Neneknya sudah pikun dan sangat tua.

"assalamualaikum" salam ku sambil mengetok pintu.

"waalaikumsalam, siapa ya ?" tanya Rani sambil membuka pintu.

"kamu lupa sama kau ran ?" tanya ku sambil memeluknya.

"kamu anjani ? benarkah ?" tanya Rani sambil menangis.

"ya ini aku Rani" jawab ku

Setelah itu aku mendiskusikan pada rani bahwa apa Rani mau di operasi matanya agar dapat melihat kembali karena ada yang ingin mendonorkan mata. Dan Rani pun mau dan beberapa bulan kemudian operasi di laksanakan dan berjalan dengan lancar. Semua biaya operasi di tanggung oleh aku. Masa pemulihan berjalan cukup lama sekitar 2 minggu dan yah Rani hari itu pertama kali dapat melihat dunia lagi ia berkata "kamu anjani ? kamu sangat cantik, dunia sangat lah indah. Semua berwarna dan tidak hitam lagi. Semua tidak lah sepi lagi. Anjani terimakasih untuk semua. Kamu benar aku bisa melihat kembali" kata Rani.

oleh : Natasya Cindi Oktaviani (28/XI MIPA 2)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun