Penggunaan jaringan nirkabel untuk koneksi internet berkembang sangat pesat. Saat ini kita dapat mengakses internet melalui jaringan nirkabel Wifi, GPRS, 3G hingga kini 4G yang memiliki kecepatan akses lebih tinggi dibandingkan dengan jaringan kabel.
Diperkirakan 25 juta jiwa telah menjadi pengguna internet pada tahun 1995. Data dari lembaga penelitian IDC menyebutkan perkiraan pengguna internet pada tahun 1999 mencapai 196 juta jiwa dan 502 juta jiwa pada tahun 2003. Jumlah pengguna internet dunia semakin meningkat drastis. Menurut We Are Social (dilansir dari m.liputan6.com), pengguna internet dunia mencapai angka 3,8 miliar jiwa per Agustus 2017. Sedangkan pengguna internet Indonesia mencapai angka 132,7 juta jiwa (berdasarkan survei APJII 2016).
Pada mulanya Republika meluncurkan situs beritanya (www.republika.co.id) pada tahun 1994. Banyak media cetak yang dibredel pada rezim orde baru pada tahun 1990-an. Karena tak ada produksi, maka awak media cetak Tempo kemudian mendirikan tempointeraktif.com (sekarang tempo.co) pada tahun 1994. Bisnis Indonesia menyusul pada 2 September 1996 situsnya diluncurkan. Pada 11 Juli 1997, diluncurkan Waspada Online (www.waspada.com) oleh Harian Waspada di Sumatera Utara. Tak lama kemudian, Kompas Online (www.kompas.com) muncul 22 Agustus 1997. Empat media yang berbasis cetak tersebut merupakan generasi pertama media online di Indonesia.
Media online generasi pertama hanya memindahkan konten dari halaman cetak ke internet. Media online masih bersifat statis karena internet belum begitu populer di masa itu. Situs-situs berita pun belum berorientasi bisnis karena dilahirkan sebagai simbol prestise.
Detik.com (www.detik.com) yang digagas oleh Budiono Darsono, Yayan Sopyan, Abdul Rahman dan Didi Nugrahadi muncul pada 9 Juli 1998 (dilansir dari https://aji.or.id/upload/article_doc/Media_Online.pdf). Detik merupakan media online tanpa induk media cetak (otonom). Detik dibuat untuk menghindari pembredelan dan dapat memberikan informasi secepat mungkin. Detik.com hadir dengan running news-nya. Terkadang belum terdapat unsur 5W+1H yang lengkap layaknya pakem jurnalistik.
Indonesia juga tak lepas dari pengaruh booming dotcom. Bermunculan situs-situs berita seperti astaga.com, satunet.com, lippostar.com, kopitime.com dan berpolitik.com. kemudian satu per satu media online terus bermunculan. Besarnya dana dari para investor, tidak diimbangi dengan pertumbuhan bisnis yang baik. Mulai tahun 2002 satu per satu media online pun berguguran karena tak mampu menanggung biaya operasional.
Kemunculan www.kapanlagi.com pada awal tahun 2003 merupakan bukti dari semangat para pemilik modal. Steve Christian dan rekannya mengkonsep www.kapanlagi.com sebagai situs hiburan yang kemudian populer hingga kini. Angka peruntungan yang semakin meningkat, membuat Steve tertantang membangun situ berita dengan konsep yang berbeda. Pada tahun 2012, www.merdeka.com pun diluncurkan.
PT Media Nusantara Citra (MNC) kemudian menyiapkan situs www.okezone.com yang secara resmi diluncurkan pada 1 Maret 2007. Okezone menjadi penanda bangkitnya media online. Visi Media Asia (VIVA) vivanews.com pada Desember 2008. Persaingan yang ketat membuat kompas.com melakukan perubahan besar pada situsnya. Laporan Harian Kompas dimultimediakan dan memenangkan beberapa penghargaan tingkat Asia. Sejak 2008, Tempointeraktif pun mulai digarap serius, staf ditambah dan dicarikan format baru. Situs-situs berita di Indonesia semakin atraktif setalah tahun 2003. Situs berita online juga mulai membuka interaksi dengan pembaca. Kolom komentar dan ruang diskusi disediakan.