Mohon tunggu...
Veri TugasProvitasari
Veri TugasProvitasari Mohon Tunggu... Jurnalis - Man Jadda Wa Jadda

saya mahasiswa berusia 21 tahun, sedang dalam proses pendidikan S1 Psikologi di Universitas Semarang

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Perkembangan Kesehatan Lansia di Masa Pandemi Covid-19

26 Juni 2020   05:15 Diperbarui: 26 Juni 2020   05:16 424
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Akhir tahun 2019 ini warga dunia digemparkan dengan munculnya wabah penyakit baru yang sama sekali belum ditemukan obat ataupun vaksinya. Lebih parahnya lagi wabah ini menyebar sangat cepat dan sangat sulit terdeteksi, pasalnya penyakit ini tidak memiliki ciri khas tersendiri yang membuat pengidapnya mudah di deteksi. 

Penyebabnya pun sangat mudah hanya melalui droplet atau percikan air liur dan ingus yang melompat keluar lalu masuk melalui mata hidung dan mulut atau bahkan lewat bekas benda yang tersentuh percikan tersebut. Ditambah waktu inkubasi virus dalam tubuh yang relatif lama membuat sulit diri sendiri sulit mengidentifikasi apakah kita tertular atau tidak.

Hal-hal inilah yang membuat berbagai negara didunia terpaksa membatasi aktivitas masyarakatnya, mulai dari mengurangi intensitas transportasi publik hingga penerapan lockdown. Dampak dari kebijakan itulah yang langsung terasa oleh masyarakat, sebagai objek utama yang masyarakat tentu terkaget dengan penerapan kebiasaan baru yang sebelumnya belum pernah mereka rasakan.

Tidak sedikit masyarakat yang tidak kuat menahan bosan dan jenuh akibat kebiasaan baru ini. utamanya kelompok rentan seperti anak-anak dan lansia. Mereka tak lagi bisa beraktifitas normal seperti biasanya. karena sekolah dan tempat-tempat publik banyak ditutup demi menghindari munculnya kerumunan. Hal ini yang membuat banyak dari mereka stres dan tertekan.

Pada kondisi seperti ini tentu lansia menjadi objek paling rentan karena lansia selain rentan kondisi fisiknya, lansia juga rentan kondisi mentalnya. Hal ini dapat disimpulkan karena memang kehidupan lansia sangat rawan dengan kesepian karena memang mobilitas lansia sudah tidak lagi setinggi saat muda. Bahkan menurut  penelitian di beberapa wilayah di indonesia lansia mengalami angka kesepian ringan : 33.3 % sedang : 36.1 % berat : 30.6 % (Rifaiyanto,2018;Septiningsih & Na’imah,2019). Penyebab kesepian sendiri ada empat faktor pertama merasa tidak dipedulikan, kedua kehilangan figur yang memberi perhatian, ketiga kehilangan relasi sosial, keempat ditinggalkan orang yang dicintai. Faktor ini hampir melekat di kehidupan semua lansia. Kesepian inilah yang akan membuat lansia semakin rentan ditambah lagi kondisi fisik yang melemah dan kebanyakan sudah sakit-sakitan.

Karena itulah kiranya perlu untuk kita mengerti bagaimana cara menjaga mental lansia ditengah pandemi yang semakin mengekang kehidupan sosial kita ini. Berikut adalah hal yang dapat dilakukan untuk menjaga mental lansia tetap sehat ditengah pandemi.

Penuhi semua kebutuhanya

Tips pertama yang harus dilakukan adalah memberikan semua kebutuhan orang-orang yang masuk dalam kelompok lansia terpenuhi. Tidak hanya anggota keluarga yang tinggal dalam satu rumah, namun juga para tetangga yang mungkin juga dalam keadaan yang sama. Belanjakan barang kebutuhannya, berikan resep makanan yang bisa mereka coba, atau membantu menjalankan tugas-tugasnya. Hal-hal itu mungkin bisa dilakukan untuk meringankan mereka para lansia di tengah masa isolasi yang entah akan berlangsung hingga kapan. Dengan mendapatkan semua kebutuhannya terpenuhi, mereka tidak lagi harus pergi meninggalkan rumah dan menemui risiko besar terpapar virus di luar sana.

Berikan informasi yang baik

Dimasa pandemi seperti ini tentu banyak berita yang tidak jelas asal usulnya bermunculan. Hal ini sangat berbahaya bagi lansia yang notabene nalar kritisnya untuk menyaring informasi sudah melemah. Karena itu sangat penting memberikan informasi yang benar dan disampaikan dengan cara yang benar pula agar mereka sepenuhnya memahami apa yang sedang terjadi dan apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan oleh mereka.

Meluangkan waktu

Bagi keluarga yang memiliki lansia tentu harus lebih meluakan waktu untuk berinteraksi denganya entang dengan cara langsung jika memungkinkan atau secara daring. Hal ini sangat penting karena lansia sendiri dipaksa mengurangi kegiatan interaksi sosial mereka secara langsung yang sebenarnya pun interaksi mereka sudah sangat minim. Lansia yang sebelumnya dapat berkumpul dengan rekan atau sekedar berjalan-jalan dan berbelanja dipasar sekarang dipaksa untuk berdiam diri dirumah. Tentu hal ini sangat membosankan, karenanya perlu untuk memberikan waktu lebih banyak dari pada biasanya untuk berinteraksi guna menekan kejenuhan dalam diri lansia.

Ajarkan teknologi

Bagi lansia teknologi saat ini tentu menjadi hal asing yang jarang bersingungan dengannya secara langsung. Akan tetapi dimasa saat ini teknologi menjadi jalan keluar bersosialisasi di tengah pendemi ini. sehingga dengan mengenalkan lansia kepada teknologi lansia lebih mudah bersoialisasi kembali dengan orang-orang yang dapat membuatnya merasa senang.

Manfaatkan keahlian dan jaringanya

Setiap kelompok masyarakat pasti memiliki beberapa figur yang menonjol dan biasa dijadikan rujukan bagi orang-orang disekitarnya, tak terkecuali kelompok lansia. Ajaklah orang-orang tersebut untuk ikut mengedukasi dan mengajak kelompoknya untuk menyampaikan informasi dan mengajak mengisi waktu luang ditengah pandemi bagi lansia. Dengan cara ini jelas informasi dan ajakan kepada lansia jelas lebih mudah masuk dan diikuti oleh rekan-rekanya.

Ajak latihan fisik

Dalam kondisi yang serba dibatasi ini sangat banyak orang yang terjebak dalam kemalasan berolahraga padahal olahraga sangat penting untuk memperkuat imun tubuh. Apalagi lansia yang sudah sangat renta isiknya. Lansia yang semula mempunyai kegiatan berolahraga rutin bersama dalam pandemi ini tidak dapat lagi melakukanya. Tetapi tentu kegiatan olahraga bagi lansia tidak boleh berhenti, sebab itu sangat penting untuk mengajak lansia berolahraga ringan dalam rumah seperti yoga ataupun senam ringan agar supaya kebugaran tubuh tetap terjaga.

Mendukung hobi

Mengerjakan hobi adalah salah satu hal yang dapat meringankan pikiran kita dan menjaga kondisi pikiran kembali stabil apalagi bagi lansia yang memang kegiatanya sudah terbatas. Hobi bisa menjadi jalan keluar dari kejenuhan ditengah pandemi bagi lansia. Akan tetapi perlu yang diperhatikan adalah hobi tersebut tidak melanggar protokol kesehatan. Hobi seperti membaca buku atau berkebun sangat perlu didukung untuk lansia agar terhindar dari stres. Karena itu baiknya hobi-hobi yang aman dilakukan selama pandemi sangat perlu didukung dan di atasi.

Ditengah pandemi dan kebiasaan baru ini, lansia adalah kelompok paling renta secara mental maupun fisik. Karena itu sangat perlu bagi kita untuk ikut menjaga kesehatan mental lansia agar tidak ikut mempengaruhi kesehatan fisiknya. Ajak lansia berkomunikasi lebih intens dan berikan kegiatan yang bermanfaat agar para lansia tidak begitu memikirkan hal-hal negatif. Menjaga mereka agar tetap sehat secara fisik dan mental adalah sebuah keharusan. Karena lansia jelas sangat sulit beradaptasi dengan kondisi ini jika dibiarkan sendiri. Dan perlu juga bagi kita semua untuk menyesuaikan diri dengan kondisi kebiasaan baru ini, termasuk kebiasaan berinteraksi dan menjaga para lansia disekitar kita.

www.photo-ac.am
www.photo-ac.am

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun