Kenalan Yuk Sama Pandemi "Black Death"

Belakangan ini kasus penyakit pandemi covid-19 sangatlah terkenal di seluruh lapisan masyarakat yang ada di dunia. Namun covid-19 bukanlah satu-satunya pandemi mengerikan yang tercatat di sejarah, ternyata ada banyak kasus pandemi lainnya seperti flu hongkong, flu spanyol, ebola dan lainnya. Nah pada kesempatan kali ini saya ingin memberikan sedikit informasi tentang pandemi black death yang pernah terjadi pada masa lampau. 

Pertama-tama, apa sih black death?

Black death adalah suatu pandemi yang menyerang Eropa pada pertengahan sampai akhir abad ke-14 lebih tepatnya 1347 sampai 1351. Black death ini telah menewaskan banyak masyarakat di Eropa yaitu sekitar 50 juta orang dan mengurangi 60% populasi Eropa. 

Gejala dari black death adalah demam (2-6 hari), kejang, pendarahan (bila menyerang aliran darah), batuk darah (bila menyerang paru), dan benjolan pada ketiak atau leher (bila menyerang limfa).

Cara penyebaran black death

Penyakit ini bersumber dari bakteri Yersinia pestis yang terdapat pada kutu tikus lalu disebarkan oleh para tikus dan lalat. Sebenarnya penyebaran nya dimulai dari tikus-tikus yang berkeliaran dimana-mana seperti kapal. 

Tikus memiliki daya tahan tubuh yang tidak sebanding dengan bakteri di kutu tersebut sehingga dalam beberapa hari tikus-tikus tersebut akan mati. Tapi kutunya belum mati, sehingga mereka akan mencari tempat baru untuk menggantikan sang tikus yaitu manusia. 

Awalnya mereka akan menempel di baju manusia lalu akhirnya menular ke orang lain. Lucunya kutu-kutu ini tidak tahan dengan suhu yang dingin sehingga ketika musim dingin black death akan mereda, namun black death akan muncul lagi ketika musim semi.

Kenapa black death tergolong pandemi?

Wabah penyakit ini memang  booming di wilayah Eropa namun ternyata penyakit black death ini juga menyerang negara bagian lain. Black death kebanyakan menyebar di Asia dan Timur Tengah. 

Ada sekitar 75 juta nyawa yang meninggal di wilayah bagian Timur Tengah, India, dan Tiongkok. Walaupun penyakit di Eropa sudah musnah (awal abad ke-19), ternyata black death masih berlanjut di wilayah Afrika Tengah, Madagaskar, dan beberapa bagian di Amerika Selatan.

Sekarang coba kita lihat sejarah dari black death

Sebenarnya penyakit ini awalnya bukan berasal dari eropa loh! Ternyata sama seperti covid-19, black death juga berasal dari Cina. Black death pertama kali muncul di Provinsi Hubei, Cina pada tahun 1334. 

Lalu dengan cepat black death menyebar ke provinsi Cina lainnya yaitu Jiangxi, Shanxi, Guangdong, Guangxi, Hunan, Henan, Suiyuan. Dan akhirnya menyebar ke seluruh kerajaan Cina dan Mongol. 

Black death ini menyebar dari Cina ke Asia Tengah dan menuju Eropa melalui jalur sutra. Awalnya pembawa wabah penyakit ini adalah para pedagang dan para tentara Mongol sedang  menginvasi Eropa Timur. 

Buktinya: black death di eropa pertama kali muncul di kota Caffa dan pada saat itu Kota Caffa memang sedang dikepung oleh tentara mongol yang sedang menderita penyakit black death.

Tidak lama, banyak masyarakat di Kota Caffa sudah terkena black death. Kemudian beberapa dari mereka kabur untuk mengungsi ke Sisilia (pelabuhan Messina). 

Masalahnya orang-orang yang kabur pada saat itu sudah terkena penyakit black death dan kondisi kapal mereka juga tidak higienis (banyak tikus dan lalat), bahkan beberapa dari mereka sudah ada yang meninggal di perjalanan. Lalu kapal mereka banyak yang dijarah sehingga black death menyebar dengan lebih cepat (dari Messina ke Genoa dan Venesia). 

Singkat ceritanya, wabah ini menyebar ke Prancis, Portugal, Inggris pada tahun 1348. Ke Norwegia pada tahun 1349. Lalu Jerman dan Skandinavia pada tahun 1350. 

Kabar baiknya masih ada beberapa negara di Eropa yang terisolasi tidak terkena black death. Seperti Polandia, Belfia, Belanda, Milan, dan perbatasan Perancis-Spanyol.

Black death di Jawa

Wah ternyata pada tahun 1910 Indonesia juga terserang wabah black death loh! Black death ini lebih dikenal dengan sebutan pes. Wabah pes ini muncul di Jawa karena pada saat itu Jawa sedang dilanda paceklik (kelaparan), sehingga pemerintah kolonial Belanda mengimpor beras dari Burma, India, dan Tiongkok. 

Padahal saat itu Burma sedang dilanda wabah pes ini. Di perjalanan dari Burma ke Indonesia, ada banyak sekali tikus-tikus yang mati namun para petugas tidak mencurigai hal tersebut. Nah saat di kapal ini lah tikus-tikus tersebut mencemari berasnya. 

Rencananya beras ini akan dibawa dari Malang lalu ke Wlingi, namun jalur nya terputus sehingga beras harus menginap di gudang sekitar Stasiun Malang. Kecurigaan pun mulai muncul ketika ada 17 orang di Malang yang meninggal setelah demam beberapa hari. 

Akhirnya pada Maret 1911, hampir seluruh distrik di Malang positif pes. Lalu pes ini menyebar ke Kediri, Blitar, Tulungagung, Madiun, dan Surabaya. 

Untuk mengatasi masalah pes ini Burgerlijke Geneeskundige Dienst (seorang dinas kesehatan) mendatangkan dokter dari Eropa. Mereka memberikan 50.017 vaksin Jerman dan 11.703 vaksin Haffkine. 

Kemudian ada beberapa aturan yang dikeluarkan yaitu isolasi dan membakar rumah penduduk. Jika seorang warga terkena pes maka seluruh desa akan diisolasi selama 30 hari. Tapi warga menolak karena mereka takut rumahnya akan dibakar.