Mohon tunggu...
Verena Patricia
Verena Patricia Mohon Tunggu... -

Komunikasi Jurnalisme FISIP UAJY..

Selanjutnya

Tutup

Catatan

UMP (UPAH MINIMAL PROPINSI) YANG MASIH DIABAIKAN

13 April 2013   14:39 Diperbarui: 24 Juni 2015   15:15 451
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

UMP (Upah Minimal Pekerja) yang masih harus dikejar sebagai imbalan atau gaji sebagai pekerja masih saja terjadi. Kontrak dan main tender dalam sistem pekerjaan juga menjadi tantangan bagi para pekerja.

Harjono (44 tahun), seorang supervisor Customer Service (CS) mengaku UMP (Upah Minimal Propinsi) yang masih di bawah standar sangat berat untuk memenuhi keluarganya. Pekerjaan sebagai CS di Universitas Atma Jaya Yogyakarta yang diawalinya dari tahun 1991 dari CV. Utama Aji dan mulai tahun 1996 di Koperasi Caritas ini membawanya menjadi seorang supervisor yang membawahi dua kapten dan 30 orang anak buah. Namun, kesejahteraan bagi anggotanya saat ini sedikit banyak juga menjadi tanggung jawabnya sebagai supervisor. Imbalan dari pekerjaannya, yakni gaji yang masih di bawah UMP juga belum ada tanggapan dari koperasi sendiri meskipun Harjono sering mengajukan kepada pihak koperasi.

UMP yang masih di bawah standar membuat Harjono mempunyai kerja sampingan dekat rumahnya, di Jalan Bantul Km. 9. Kerja sampingan yang digelutinya ini juga masih seputar CS dengan nama CV. Sumber Makmur Abadi di Kantor Pajak Pratama Bantul. Selain karena imbalan gaji yang masih mengejar UMP, sistem kerja kontrak dan main tender juga menjadi hal yang perlu diwaspadai. Tender pada pekerjaan Atma Jaya terjadi setiap tahunnya. ”Resikonya kalau tender tidak menang, ya kami berhenti dan digantikan dengan tender lain,” tandasnya.

Koperasi Caritas yang saat ini masih menjadikan Harjono sebagaipekerja di dalamnya memegang Kampus 1, Kampus 2 dan Kampus 4 Universitas Atma Jaya Yogyakarta. Sedangkan, Kampus 3 yang menang tender dari PT. Gemilang dan beda koperasi. Untungnya dari keempat Kampus ini, saat diadakan penilaian, Kampus 4 memiliki poin yang lebih unggul karena kebersihannya lebih bersih dari Kampus lain, dan pada Kampus 3 masih banyak kekurangan di beberapa bagian. “Kampus 1 yang ada di Mrican poinnya 7, Kampus 2 poinnya 6 dan Kampus 4 mendapatkan poin 8. Namun, walaupun masih baik mau menargetkan seperti di RS. Panti Rapih dengan poin 9,” jelasnya.

Banyaknya poin yang didapatkan Kampus 4 tidak serta merta menghilangkan niat Harjono untuk meninggalkan kesejahteraan anggotanya. Harjono yang selalu mengajukan kenaikan gaji supaya bisa mengejar UMP masih belum diberikan tanggapan oleh pihak koperasi sendiri. “Gaji anak buah saja di bawah UMP, dan itu sekitar Rp 890.000an. Bahkan belum lama ini hanya sekitar Rp 819.000an saja dan itu masih di bawah UMP,” tutup Harjono.

Feature

HARJONO: PRINSIP SAYA DISIPLIN DAN JUJUR DALAM BEKERJA

Harjono, supervisor Customer Service Kampus 4 UAJY yang berkeinginan mengejar kesejahteraan anggota UMP (Upah Minimal Propinsi) yang masih di bawah rata-rata, mengaku senang dengan keramahan mahasiswa.

Kampus 4 Universitas Atma Jaya Yogyakarta yang terletak di Jalan Babarsari ini memiliki struktur bangunan yang berbeda dari bangunan kampus lainnya. Selain itu, apabila memasuki kampus 4 ini, sangat terlihat pekerja dengan kemeja birunya yang sedang sibuk dengan masing-masing tanggung jawabnya.Customer Service yang terlihat dari halaman depan dengan merawat tanaman, kemudian lantai gedung yang selalu dibersihkan, bahkan setiap sela-sela di tangga pun diperhatikan kebersihannya.

Pekerjaan sebagai Customer Service yang diawali dari tahun 1991 di UAJY Kampus 2 ini, membawa Harjono menjadi seorang supervisor yang membawahi 2 kapten dan 30 orang anak buah. Bapak satu orang anak dan satu orang istri ini mengaku lebih nyaman bekerja di Kampus 4 dengan keramahan yang dibangun baik dari karyawan UAJY maupun mahasiswa/I di Kampus 4. Menurut Harjono, mahasiswa Kampus 4 berbeda dengan Kampus 1, 2, 3 UAJY yang pernah menjadi tempatnya bekerja. Keramahan lebih terlihat di Kampus 4 dan ini membantu CS pada saat bekerja. “Rasanya hati ini tentrem, bekerja jadi lebih semangat. Mahasiswa membantu dikeramahan”, ujarnya. “Pernah kejadian di Kampus lain itu meludah, tidak tahu itu disengaja atau tidak. Setelah dibersihkan malah diludahi”, tambahnya.

Bangunan baru seperti Smoking area yang membantu CS namun belum maksimal ini, banyak membantu kotoran rokok yang ditimbulkan akibat rokok itu sendiri. “ Kalau ada penerapan smoking area itu kami terbantu dari puntung rokok itu sendiri, yang kedua abu rokok dan ketiga bekas pembuangan putung rokok,” ujarnya. Selain itu, kantin baru di Kampus 4 ini sedikit banyak menambah pekerjaan bagi CS. Mahasiswa yang melihat CS yang juga terlibat di kantin baru juga menjadi tanda tanya mahasiswa sendiri dan itu dianggap Harjono sebagai pembelaan atas CS sendiri. Menurut peraturan yang tertulis dikerjasama, mengembalikan piring pakai dan mengantarkan ke dapur kantin termasuk tugas CS. Solusi yang diambil Harjono adalah mempekerjakan dua orang. Satu orang pagi dan satu orang siang.

Jika membahas mengenai kesejahteraan anggota CS yang berupa imbalan atau gaji juga masih perlu untuk mengejar UMP yang masih di bawah standar. Usaha Harjono dan rekan-rekannya untuk mengejar UMP yang juga belum ditanggapi koperasi merupakan kekecewaan Harjono sebagai pekerja. Gaji serta tunjangan yang tidak seberapa dan diakuinya berat untuk memenuhi keluarganya membuat Harjono mempunyai kerja sampingan di rumah, yakni usaha yang juga berupa Customer Service dengan nama CV. Sumber Makmur Abadi di Kantor Pajak Pratama Bantul. Selain karena gaji, kontrak kerja juga dilakukan setiap tahun dan main tender. Tender yang kalah dengan tender lain akan keluar, hal ini pula yang menjadi resiko bagi pekerja dan perlunya kerja sampingan untuk mengurangi resiko kehilangan pekerjaan.

Tertinggalnya barang-barang milik mahasiswa menjadi salah satu tanggung jawab Harjono begitu juga rekan-rekan kerjanya yang menemukan di kelas usai perkuliahan. Barang-barang yang ditemukan langsung dibawa ke ruangan CS. Kalimat “Terima Kasih” adalah kalimat yang biasa didapat CS baik barang-barang yang nilainya rendah maupun tinggi. “Prinsip saya disiplin dan jujur, hal ini juga saya tekankan kepada rekan-rekan”, tandasnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun