Mohon tunggu...
Verena Edeline
Verena Edeline Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Santa Ursula BSD

tugas bahasa indonesia

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Film "Aum!" Pengingat Semangat Perubahan Menuju Masa Depan yang Lebih Cerah

7 April 2024   07:59 Diperbarui: 7 April 2024   11:12 220
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: sumber Lajar Tantjap Film 

Judul: Aum!

Genre: Drama

Sutradara: Bambang "Ipoenk" K.M

Produser: Damar Ardi, Suryo Wiyogo

Rumah produksi: Lajar Tantjap Film

Tahun tayang: 2021

Tempat tayang: Bioskop Online

Durasi: 1 jam 25 menit

Pemeran: Jefri Nichol, Chicco Jerikho, Agnes Natasya Tjie, Aksara Dena

Peristiwa Mei 1998 menjadi salah satu momen penting dalam sejarah Indonesia yang menjadi titik awal bagi reformasi politik di Indonesia, sebagai gambaran kebebasan hak bersuara dan kobaran semangat dari para generasi muda. 

Kelompok mahasiswa yang mempunyai tekad dan semangat menyuarakan suara mereka untuk memperjuangkan reformasi. Namun, karena keberaniannya yang menjadikan banyak mahasiswa menjadi incaran pihak militer. Membuat banyak mahasiswa yang ditangka pdan menghilang.

Bambang "Ipoenk" K.M tidak ingin momen sejarah itu terlupakan, membuat film berjudul Aum! yang rilis pada 30 september 2021 di Bioskop Online. Film ini diperankan oleh aktor-aktor ternama seperti Jefri Nichol, Chicco Jerikho, Aksara Dena ,dan Agnes Natasya. 

Lewat film ini, Bambang "Ipoenk" K.M berharap dapat memberikan motivasi dan penjelasan terhadap anak-anak muda saat ini untuk mensyukuri kebebasan yang dimiliki saat ini karena reformasi. Alasan ini yang membuat film ini wajib ditonton terutama anak-anak muda.

Dengan latar belakang kondisi politik menjelang tahun 1998, film Aum! berhasil memvisualisasikan kondisi itu. Menceritakan sekelompok aktivis muda yang bergerak secara diam-diam memperjuangkan reformasi untuk melawan otoritas pemerintah yang menindas. 

Mereka membuat sebuah film sebagai sarana untuk menyuarakan tujuan dari reformasi. Meski dibayangi oleh rasa cemas dan ancaman dari penangkapan, para aktivis tetap memperjuangkan reformasi.

Film ini dibagi dalam dua adegan, di mana pada adegan awal merupakan pertunjukkan. Dibuka dengan adegan menegangkan oleh Satriya (Jefri Nichol) dalam pembuatan film, yang sedang berlari untuk menghindari penangkapan yang dilakukan oleh pihak militer. 

Namun, tiba-tiba Satriya ditangkap oleh seorang pria yang ternyata merupakan kakaknya sendiri. Memperlihatkan interaksi antara Satriya dan Adam (Aksara Dena), yang mempunyai visi yang berbeda karena sang kakak merupakan anggota militer sedangkan adiknya adalah mahasiswa sekaligus aktivis yang memperjuangkan reformasi. 

Adam membantu mengamankan Satriya untuk menghilang agar jejaknya tidakdiketahui. Namun, pada akhirnya Satriya dan Adam bersama-sama berjuang untuk perubahan negara. 

Dilanjutkan dengan bagian kedua, Linda (Agnes Natasya Tjie) yang berperan sebagai produser film mempunyai watak yang keras kepala dan Panca (Chicco Jerikho) sebagai sutradara mempunyai sifat yang idealis. 

Berbeda dengan bagian awalfilm yang memperlihatkan adegan mendebarkan, pada bagian ini lebih memperlihatkan proses produksi film yang dipenuhi banyak rintangan.

Ditambah dengan konflik antara Linda dan Panca dalam proses pembuatan film dipenuhi dengan perbedaan pendapat antara produser dan sutradara. Di sini lah membuat penonton ikut tegang. 

Terlebih proses pembuatan film yang dibuat secara diam-diam dari para pihak militer, sehingga suasana syuting tertutup.. Karakter Linda sedikit kurang, sehingga ada beberapa bagian yang masih terlihat kaku dan tidak natural.

Ditambah adegan pada bagian awal yang sedikit membingungkan, seperti adegan Satriya dan Adam menari dan tarian harimau. Dibagi dalam dua bagian membuat film ini berbeda. 

Di mana pada bagian awal menunjukkan hasil pembuatan film dan pada bagian kedua menunjukkan proses dari pembuatan film. Namun, film ini dapat membuat penonton ikut berapi-api dan emosional.

Terlebih akting Jefri Nichol dan Chicco Jerikho memainkan perannya dengan baik dan totalitas. Walaupun ini merupakan pertama kalinya untuk mereka berada di satu projek yang sama, chemistry yang mereka bangun sangat baik. Selain itu, film Aum! juga menjadi film pertama untuk Agnes Natasya Tjie. Namun, Bambang "Ipoenk"K.M sengaja memilih Agnes Natasya Tjie meskipun belum pernah bermain film sebelumnya.

Ada banyak film yang mengangkat cerita dengan tema serupa, Aum! memberikan suasana film yang berbeda. Dibuat dengan gaya mockumentary yang jarang dibuat dalam perfilman Indonesia. Nuansa tahun 1990-an sangat dirasakan difilm ini sehingga menjadi nilai plus yang dapat membuat penonton bernostalgia dengan visual film. Hal ini yang membuat film ini terlihat berbeda adalah latar yang dibuat mirip tahun 90-an, sehingga mendukung film ini. Ditambah menggunakan handycam, resolusi rendah, dan rasio 4:3 membuat suasana tahun 90-an lebih terasa.

Film Aum! dapat dikatakan menjadi salah satu film indonesia yang membawa tema politik dengan begitu ringan dan serius, membuat penonton dapat ikut merasakan. 

Beberapa adegan yang ada dalam film, berhasil digambarkan dengan baik. Seperti, penggambaran realitas kondisi sosial yang terjadi pada saat itu. Hal ini membuat pesan yang ingin disampaikan dari film ini tersampaikan karena pengemasan film yang sangat baik.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun