Mohon tunggu...
Verdigoo
Verdigoo Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa di salah satu Perguruan Tinggi Negeri di kota Bandung yang suka dengan humor receh

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Upaya Meramaikan Kembali Perpustakaan SDN Banjaran 2 yang Terbengkalai Karena Pandemi Covid-19 oleh Mahasiswa KKN 93 UPI

18 Agustus 2022   12:40 Diperbarui: 18 Agustus 2022   12:43 340
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Perpustakaan adalah sebuah koleksi buku dan majalah. Walaupun dapat diartikan sebagai koleksi pribadi perseorangan, namun perpustakaan lebih umum dikenal sebagai sebuah koleksi besar yang dibiayai dan dioperasikan oleh sebuah kota atau institusi, serta dimanfaatkan oleh masyarakat yang rata-rata tidak mampu membeli sekian banyak buku dengan biaya sendiri.

Tetapi, dengan koleksi dan penemuan media baru selain buku untuk menyimpan informasi, banyak perpustakaan kini juga merupakan tempat penyimpanan dan/atau akses ke map, cetak atau hasil seni lainnya, mikrofilm, mikrofiche, tape audio, CD, LP, tape video dan DVD. Selain itu, perpustakaan juga menyediakan fasilitas umum untuk mengakses gudang data CD-ROM dan internet.

Perpustakaan berfungsi sebagai sarana atau pusat penyimpanan dan pelestarian, pendidikan, penyedia materi penelitian, informasi, rekreasi,  dan menyediakan bahan pustaka dalam berbagai bentuk. 

Perpustakaan sekolah sebagai gudang ilmu pengetahuan dan informasi selayaknya menjadi tempat sumber belajar yang digunakan oleh guru dan siswa dalam pelaksanaan pembelajaran. 

Perpustakaan sekolah/ madrasah adalah perpustakaan yang merupakan bagian integral dari kegiatan pembelajaran dan berfungsi sebagai pusat sumber belajar untuk mendukung tercapainya tujuan pendidikan yang berkedudukan di sekolah/ madrasah (UU RI No. 43 Tahun 2007 tentang Perpustakaan: pasal 1, ayat 11). 

Perpustakaaan sekolah merupakan perpustakaan yang berada pada lembaga pendidikan dasar dan menengah, yang merupakan bagian integral dari sekolah sebagai pusat sumber belajar mengajar untuk mendukung tercapainya tujuan pendidikan sekolah.

Keberadaan perpustakaan di sekolah mempunyai peran penting dalam pelaksanaan pembelajaran, untuk itu perpustakaan sekolah harus selalu siap setiap saat untuk menunjang dan terlibat dalam pelaksanaan proses pembelajaran, baik di dalam jam pelajaran maupun di luar jam pelajaran.

Namun, keadaan berbanding terbalik dengan fakta yang ada di lapangan. Contohnya , perpustakaan yang berada di SDN Banjaran 02 yang terletak di Desa Banjaran Kecamatan Banjaran Kabupaten Bandung. 

Ketika Mahasiswa KKN UPI kelompok 93 berkunjung ke lokasi tersebut jauh dari kata layak untuk sebuah perpustakaan sekolah, dimana banyak buku buku pelajaran dan non pelajaran yang ditumpuk di sembarang tempat. 

Selain itu kondisi cat dinding yang sudah mulai terkelupas di beberapa sudut ruangan menambah kesan tidak layak bagi perpustakaan tersebut. Hal ini disebabkan karena semenjak Indonesia diserang oleh Pandemi COVID-19 dalam 2 tahun kebelakang ini membuat hampir semua kegiatan dilaksanakan secara online termasuk juga sektor pendidikan. 

Dimana hampir 2 tahun lamanya kegiatan belajar mengajarpun dilaksanakan secara online dan dilakukan di rumah masing-masing sehingga tidak aktivitas apapun yang terjadi di sekolah yang membuat perpustakaan sekolah pun menjadi tidak terurus.

Keadaan awal perpustakaan yang terbengkalai (Dokpri)
Keadaan awal perpustakaan yang terbengkalai (Dokpri)

Oleh karena itu, Mahasiswa tersebut sepakat untuk menjadikan perpustakaan tersebut untuk dijadikan program kerja KKN nya itu. Dengan tujuan untuk menjadikan perpustakaan itu kembali layak digunakan oleh siswa dengan melakukan perbaikan dan penataan ulang perpustakaan sebagai upaya menghidupkan dan meramaikan kembali perpustakaan tersebut.

Program kerja dimulai pada tanggal 20 Juli 2022 yang dimulai dengan kegiatan pengelompokan buku-buku pelajaran dan buku non-pelajaran sesuai dengan peruntukkannya. 

Selanjutnya perpustakaan tersebut mulai di bersihkan dari debu-debu dan juga pengecatan ulang. Hingga akhirnya pada tanggal 5 Agustus 2022, Perputakaan ini pun selesai pengerjaannya. 

Waktu pengerjaan yang cukup lama pun bukan tanpa akasan, sebab para mahasiswa tersebut ada program kerja lain yang harus dilaksanakan sehingga pengerjaan perpustakaan pun menjadi memakan waktu yang lama.

Dan pada tanggal 6 Agustus 2022 dilakukanlah sosialisasi kepada beberapa siswa bahwa perpustakaan sudah kembali layak digunakan. Dan pada hari itu juga di jam istirahat beberapa siswa pun datang ke perpustakaan untuk membaca beberapa buku bacaan non-pelajaran. 

Para siswa pun tampak senang dengan adanya perpustaakan tersebut seperti yang dikatakan oleh Nabila siswi kelas 6  "Alhamdulillah setelah 2 tahun tidak terurus, perpustakaan sekolah ini dapat digunakan kembali dengan keadaan bersih dan nyaman." ujarnya.

Situasi Perpustakaan setelah dilaksanakan perbaikan (Dokpri)
Situasi Perpustakaan setelah dilaksanakan perbaikan (Dokpri)

Tersedianya ruang perpustakaan yang nyaman, aman dan bersahabat merupakan daya tarik untuk menumbuhkan minat baca. Ketertarikan orang  dengan daya pikat ruang atau gedung perpustakaan akan mengiring untuk sekedar singgah. 

Dari sini orang akan mencoba berinteraksi dengan koleksi bahan pustaka yang ada. Semakin larut diharapkan tumbuh minat untuk membacanya, membuka lembar demi lembar halaman buku.

Selain itu ruang perpustakaan yang baik dan menarik juga amat dibutuhkan atas kodrat manusia itu sendiri. Sebagai makluk yang terikat oleh demensi ruang dan waktu. Fisik manusia membutuhkan kursi atau tikar untuk duduk, memerlukan udara yang segar dan sejuk supaya nyaman, membutuhkan cahaya yang optimal untuk menjaga penglihatan menjaga stamina mata.

Secara sangat sederhanan indikator ruang perpustakaan yang representatif, nyaman dan menyenangkan bisa jadi terlihat dari kegemaran para pengunjung perpustakaan untuk berselfie di ruang tersebut dan kemudian menaruhnya di media sosial mereka. Seperti  facebook, twitter, dan instagram.

Maka tidak berlebihan kiranya bahwa menumbuhkan minat baca memerlukan fasilitas ruang perpustakaan yang representatif, terlebih dalam budaya digital seperti saat ini. Dalam ruangan mereka dapat membaca beragam informasi digital, majalah digital, koran digital dsb sambil duduk di kursi atau lesehan di ruang yang nyaman.

Dengan begitu, dengan terlaksananya program meramaikan kembali perpustakaan diharapkan terbentuknya generasi emas sebagai tumpuan cerahnya masa depan Indonesia, terlebih untuk mendongkrak minat baca anak di SDN Banjaran 02. Dengan mengubah wajah perpustakaan menjadi lebih humanis dan menarik, niscaya tempat tersebut bakal menjadi rumah nyaman bagi segenap insan penerus bangsa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun