TEMA : " IA MENDAHULUI KAMU KE GALILEA; JANGAN TAKUT!'
NATS Â : MATIUS 28:7, 10
Pendahuluan:
Tentunya dalam hidup ini, kita mempunyai orang-orang yang selalu menjadi kepercayaan kita, harapan kita, tempat kita meminta tolong dan sebagainya. Entah, suami, istri, orang tua, teman, bos dan sebagainya. Namun, apa jadinya bila orang yang kita anggap sebagai kepercayaan, tempat perlindungan dan sebagainya tersebut tiba-tiba meninggalkan kita? Tentunya kita akan mengalami ketakutan, hilang harapan, bingung, sedih dan sebagainya. Nah, hal inilah yang dialami oleh para murid-murid ketika melihat Yesus mati.
Selama kira-kira 3,5 tahun mereka bersama-sama dengan Yesus, menyaksikan perbuatan Yesus, makan dan minum dengan Yesus, mengalami mujizat dan sebagainya dengan Yesus. Tiba-tiba mereka harus melihat guru, rabi, Tuhan dan pemimpin mereka ini ditangkap, dibuli, disiksa, diludahi, dibunuh dan digantung di kayu salib tanpa ada perlawanan. Tentunya sebagai manusia mereka sangat takut, gentar, putus asa dan sebagainya.Â
Dan memang Alkitab mencatat tentang ketakutan mereka tersebut, yakni: mereka berlari ketika Yesus di tangkap; mereka mengunci pintu dan sebagainya. Bahkan di nats yang baru saja kita baca, malaikat dan Yesus menegur ketakutan mereka. "Janganlah kamu takut,..." dan "Jangan takut" (5,10). Dari frasa ini, jelas bahwa para perempuan dan murid-murid mengalami ketakutan, baik atas kematian Yesus maupun ketidakadaan mayat Yesus.
Namun, ada peristiwa penting yang mengiringi kalimat-kalimat ini, yakni bahwa Yesus telah bangkit pada "hari pertama minggu itu" (1). Hari Sabat jatuh pada hari Sabtu, maka hari pertama setelah minggu itu adalah hari Minggu. Hari Minggu Yesus bangkit, makanya orang Kristen beribadah pada hari Minggu dan bukan pada hari Sabat atau Sabtu. Bagaimana peran atau kontribusi kebangkitan Yesus terhadap ketakutan mereka? Pertanyaan inilah yang hendak dijawab dalam tema paskah tahun ini: Ia mendahului kamu ke Galilea; Jangan takut!"
Dalam kalimat ini, tersirat makna bahwa murid-murid harus pergi ke Galilea. Sebab ketika malaikat berkata: "Ia mendahului kamu ke Galilea" dan Yesus sendiri berkata: "supaya mereka pergi ke Galilea" berarti bahwa para murid haruslah pergi ke Galilea. Yang menjadi pertanyaan: Apa yang akan terjadi ketika mereka pergi ke Galilea?
Pertama, dilepaskan dari rasa takut. Tujuan ini tertuang dalam kalimat Yesus sendiri "jangan takut." Meskipun ucapan Yesus ini tidak secara gamblang membuat para murid tidak takut lagi, namun kalimat pelengkapnya jelas mengarah kepada keinginan Yesus untuk menghilangkan rasa takut mereka. Oleh sebab itu, Yesus memerintahkan agar mereka pergi ke Galilea dan berjumpa dengan Yesus yang bangkit. Para penulis Injil sepakat ketika Yesus ditangkap sampai kepada penyaliban-Nya, para murid mengalami ketakutan yang luar biasa.Â
Mereka berlari meninggalkan Yesus (Mrk. 14:50); Menyangkal Yesus (Petrus); mengunci pintu (Yoh. 20:19) dan sebagainya. Jelas bahwa tujuan Yesus mengajak mereka ke Galilea adalah untuk melepaskan mereka dari ketakutan mereka. Sebab Yesus telah bangkit dari antara orang mati dan mendahului mereka ke Galilea.
Kedua, dilepaskan dari belenggu dosa. Pada waktu kejatuhan Adam dan Hawa kedalam dosa mereka menjadi takut berjumpa dengan Allah dan bersembunyi. Dosa telah menawan jiwa supaya dipenuhi rasa ketakutan dan ketidakpercayaan. Ini yang juga dialami oleh para murid-murid Yesus. Mereka ketakutan karena pemimpin yang mereka harapkan telah mati terbunuh (band. Luk. 24:21). Mereka bersembunyi dalam ketakutan, bahkan seorang bernama Tomas tidak percaya kesaksian bahwa Yesus telah bangkit. Untuk itulah Yesus menampakkan diri kepada mereka ketika Ia telah bangkit dan memerintahkan mereka untuk pergi ke Galilea.Â
Sebab Yesus tahu bahwa para murid harus dilepaskan dari belenggu dosa yang merintangi mereka untuk melihat Yesus yang bangkit dan mengalami kuasa kebangkitan-Nya. Rasul Paulus dalam suratnya kepada jemaat yang di Roma menuliskan "Sebab jika telah menjadi satu dengan apa yang sama dengan kematian-Nya, kita juga akan menjadi satu dengan apa yang sama dengan kebangkitan-Nya. Karena kita tahu, bahwa manusia lama kita telah turut di salibkan, supaya tubuh dosa kita hilang kuasanya, agar jangan kita menghambakan diri lagi kepada dosa (6:5-6)."
Ketiga, berjumpa dengan Yesus. Di akhir kata peritah Yesus agar mereka pergi ke Galilea adalah berjumpa dengan diri-Nya "melihat Aku". Sumber ketakutan dari para murid adalah ketidakhadiran Yesus dalam komunitas mereka.Â
Dimana mereka telah bersama dengan Yesus dan menyaksikan banyak mujizat, namun ketika Yesus harus mati mereka menjadi takut, sebab orang yang memimpin mereka telah mati. Hal ini ditandai dengan adanya keinginan para murid untuk kembali ke masa lalu mereka menjadi penjala ikan (Yoh. 21:3). Agar mereka mendapatkan keberanian, Yesus menyuruh mereka ke Galilea dan Yesus menunjukkan sekali lagi kuasa-Nya  kepada para murid dalam perjalanan ke Galilea, yakni mereka memperoleh ikan yang banyak (Yoh. 21:6). Jadi, Yesus menyuruh mereka ke Galilea agar mereka mengalami kuasa Yesus di perjalanan dan melihat Dia.
Menghitung hari lagi kita akan merayakan paskah (kebangkitan) Tuhan Yesus Kristus. Kristus Yesus telah bangkit dan menampakan diri kepada para perempuan, para murid, lima ratus saudara sekaligus bahkan Paulus dan mengubahkan mereka. Ada beberapa hal yang bisa memotivasi kita untuk menemui Dia dan melihat Dia.
Pertama, dilepaskan dari ketakutan. Mungkin kita mengalami banyak persoalan dalam hidup. Persoalan ekonomi kah, rumah tangga kah, sakit penyakit kah dan sebagainya. Marilah kita datang kepada Dia untuk melihat dan mengalami kuasa kebangkitan-Nya serta dilepaskan dari rasa takut oleh sebab masalah-masalah yang tengah kita hadapi. "Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu (Mat. 11:28)."
Kedua, dilepaskan dari belenggu dosa. Dosa adalah kuasa tak nampak yang ada di dalam diri kita. Ia yang membuat kita menjadikan diri kita sendiri sebagai penguasa atas diri kita, sehingga kita menjadi sombong, tidak mau mengakui Tuhan, angkuh, pemarah, pemabuk, pengumpat, pemfitnah dan sebagainya. Yang akhirnya membawa kita pada rupa-rupa permasalahan, kecelakaan, perselisihan, pertengkaran, dan menjadikan kita stress dan lain-lain. Untuk lepas dari dosa ini, tidak ada cara yang lain kecuali menemui Yesus yang telah bangkit itu.
Ketiga, melihat Yesus dan kuasa-Nya menolong kita. Memang kesakitan, masalah dan sebagainya tidak dapat kita hindari di dunia ini. Hanya ketika kita menemui Yesus dan melihat Dia, kita akan mengalami kuasa dari kebangkitan-Nya seperti hal yang dialami oleh para murid di danau Genezaret. Karena itu, pergilah dan temuilah Yesus yang telah mendahului kita ke Galilea itu agar kita memperoleh kuasa-Nya untuk tetap kokoh ditengah ancaman dunia hingga kita akan berjumpa dengan Dia di Galilea (Firdaus).
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI