Mohon tunggu...
Vera Vinanda
Vera Vinanda Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi Universitas Airlangga

Mahasiswi Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Airlangga, Program Studi Manajemen

Selanjutnya

Tutup

Nature

Kampanye Penggunaan Eco-Friendly Product melalui Media Sosial demi Meminimalisir Perubahan Iklim

9 Juni 2022   08:09 Diperbarui: 9 Juni 2022   08:14 920
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Apakah kalian menyadari bahwa suhu bumi sekarang ini semakin meningkat seiring berjalannya waktu? Jika iya, tahukah kalian penyebab timbulnya fenomena tersebut? Nah, perlu kita ketahui sebelumnya bahwa pemanasan global yang cepat semakin memicu perubahan iklim dan cuaca yang ekstrem. 

Menurut Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), perubahan iklim adalah gejala yang disebabkan baik secara langsung maupun tidak langsung oleh aktivitas manusia, seperti perubahan penggunaan lahan, emisi bahan bakar fosil, limbah, dan aktivitas industri lainnya. Hal tersebut tentunya turut mengubah variabilitas iklim dan komposisi dari atmosfer global, seperti metana, karbon dioksida, nitrogen, dan lain sebagainya pada periode waktu yang dapat diperbandingkan. Adanya krisis iklim seperti kenaikan permukaan air laut, suhu bumi, dan konsentrasi emisi gas rumah kaca (GRK) menunjukkan bahwa perlu adanya perhatian lebih untuk memperbaiki kualitas lingkungan yang memburuk. Oleh karena itu, terdapat beberapa hal yang dapat mengatasi permasalahan tersebut, salah satunya adalah penggunaan eco-friendly product.

Tanpa diragukan lagi, tentunya sebagian besar dari kita sudah familiar terkait istilah eco-friendly product. Akan tetapi, kita dapat mengulas kembali secara garis besar terkait dengan istilah ini. Istilah eco-friendly product sering digunakan untuk produk yang mendukung gaya hidup ramah lingkungan. Dengan kata lain, eco-friendly product ini minim dalam menimbulkan polusi tanah, udara, dan air. Lantas, apa saja sih contoh dari eco-friendly product tersebut? Nah, terdapat beberapa contoh eco-friendly product, yaitu seperti sikat gigi yang terbuat dari bambu atau bahan biodegradable; popok yang terbuat dari kain atau bahan biodegradable; tas belanja yang terbuat dari kain; plasik berbahan dasar polypropylene; pembalut kain; dan lain sebagainya. 

Tentunya, berdasarkan beberapa contoh tersebut, kita dapat mengetahui bahwa kehadiran berbagai macam eco-friendly product sudah semakin banyak saat ini. Namun, peminat dari produk tersebut masih dapat dibilang sedikit sebab mereka masih belum menyadari manfaat dari penggunaan eco-friendly product. Oleh karena itu, kegiatan kampanye terkait eco-friendly product melalui sosial media merupakan salah satu solusi yang tepat untuk meningkatkan kesadaran audiens terhadap urgensi perubahan iklim dan manfaat penggunaan eco-friendly product terhadap lingkungan. Pertanyaannya, mengapa sosial media dijadikan sebagai salah satu pilihan alternatif dalam mengkampanyekan eco-friendly product? Mari kita lihat fakta menarik dibawah ini.

Apabila dilihat dari kondisi sekarang ini, pandemi Covid-19 menyebabkan terjadinya peningkatan terhadap penggunaan sosial media sehingga menjadi sangat populer di setiap kalangan individu. Menurut Nasrullah (2015), sosial media adalah sebuah media di internet yang memungkinkan penggunanya untuk berkomunikasi dan berinteraksi dengan pengguna lain sehingga dapat menjalin hubungan sosial secara virtual. 

Mengutip dari data we are social-Hootsuite, terdapat 160 juta atau 58% dari 272,1 juta pengguna aktif media sosial di Indonesia pada tahun 2020. Kemudian pada tahun 2021, jumlah pengguna media sosial aktif tersebut mengalami peningkatan, yaitu sebesar 170 juta atau 61% dari 274,9 juta pengguna aktif media sosial. Selain itu, waktu yang digunakan untuk mengakses sosial media dengan rata-rata setiap hari juga mengalami peningkatan sebanyak 15 menit, yaitu 3 jam, 41 menit. 

Berdasarkan data tersebut, peningkatan penggunaan sosial media dapat dimanfaatkan oleh masyarakat terutama influencer untuk menggalakkan kampanye penggunaan eco-friendly product. Influencer yang memiliki kredibilitas baik akan berpengaruh baik terhadap tingkat kepercayaan dari penontonnya atau pengikutnya. Hal tersebut akan menjadikan apa yang disampaikan dan dilakukan oleh influencer mampu memberikan inspirasi serta pengaruh kepada pengikutnya. Lantas, bagaimana cara mereka mengkampanyekan penggunaan eco-friendly product tersebut di sosial media yang mereka miliki?

Nah, sebagai tahap awal, masyarakat terutama influencer dapat menyampaikan berbagai fakta terkait perubahan iklim yang semakin ekstrem seiring berjalannya waktu. Fakta tersebut dapat berupa gambaran umum terkait perubahan iklim, penyebab perubahan iklim, dan dampak buruk yang dapat ditimbulkannya baik dalam jangka waktu saat ini maupun di masa depan. 

Selanjutnya, masyarakat terutama influencer dapat memberikan edukasi terkait penggunaan eco-friendly product sebagai pilihan alternatif dalam meminimalisir perubahan iklim. Diharapkan dengan adanya kegiatan kampaye tersebut, masyarakat dapat menunjukkan rasa empatinya dan tergerak untuk menggunakan produk-produk yang ramah lingkungan (eco-friendly product).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun