Membaca buku berjudul "Sweet No Things", hasil kreativitas Wimar Witoelar. Terbaca sebuah kalimat tajam yang dipaparkan "Perbuatan dimulai dari inspirasi", menjadi sangat menohok.Â
Bagaimana cara pandang para orang tua terhadap generasi muda saat ini. Dengan penyesuaian generasi tua berkemampuan mengikuti kemajuan teknologi yang ada.
Dominan pemikiran yang menilai lebih baik  banyak bekerja dari  pada  banyak bicara. Berbuat terlihat hebat dari sekedar pandainya berkata-kata. Sedangkan pada kenyataannya, yang pandai berbicaralah yang selalu jadi pemenangnya.
Berbicara yang bagaimana? Sehingga perkataan yang keluar memberikan efek besar bagi yang mendengar. Maka berbicaralah yang baik dengan cara yang baik pula, sehingga apa yang keluar menjadi kalimat azimat yang dahsyat.
Baru-baru ini, kita dihadapkan pada sebuah pemandangan yang betapa hebatnya pengaruh kata-kata. Masih jelas dalam ingatan saat serangkaian debat calon presiden dan wakil presiden dari setiap kandidat yang ada memamerkan program unggulan masing-masing.
Ketika dari awal seseorang begitu simpati pada satu pasangan calon akhirnya berubah haluan. Hanya karena saat berdebat begitu terlihat berapi-api dengan kalimat-kalimat menjatuhkan.Â
Walau dipaparkan bukti berupa data sekali pun. Tapi etika berbicara merupakan cerminan awal sebuah figure.
Maka tidak heran saat pemilihan tiba, data sementara kecenderungan pilihan melonjak drastic setelah pemilu terjadi. Sederet prestasi yang melangit bahkan bisa tak berarti apa-apa, ketika bicara seseorang berisi kalimat-kalimat provokatif.
Berawal dari inspirasi seseorang akan memiliki keinginan untuk bergerak kemudian menggerakan. Setelah hasil itu terbukti oleh sendiri maka keinginan untuk menularkan keberhasilan itulah merupakan kesuksesan sesungguhnya.
Yang tua menjadi pembangun, Â muda menjadi pendobrak. Membangun yang mampu mendobrak dan memberikan efektivitas lebih kongkrit. Keduanya perlu saing berkesinambungan.Â
Berawal dari inspirasi, mencipta kata-kata bermakna menjadi kian berharga. Hingga menghasilkan karya yang mampu menyelamatkan dunia.
Pondok Kata, 29 Maret 2024
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H