Mohon tunggu...
Vera Damayanti
Vera Damayanti Mohon Tunggu... Novelis - Novelis Digital

Hanya seorang penulis dalam dunia digital yang ingin berbagi inspirasi dan imajinasi.

Selanjutnya

Tutup

Cerbung

Legionnaire: Battle of The Heart #6

21 Januari 2025   06:27 Diperbarui: 21 Januari 2025   06:27 72
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Taja mulai bergerak cepat menuju ruang senjata di mana peti-peti itu disimpan walau meniru pekerjaan Ramshad sesungguhnya tidak mudah. Ia harus bisa mengendalikan konsentrasi antara tubuh, hati, dan pikiran. Lengah sedikit saja, para penjaga istana yang tidak mengenalinya akan langsung menghabisinya!

Terakhir, harus diam walau dalam hati menggerutu ketika beberapa penjaga justru berhenti di balik dinding tempatnya bersembunyi lalu malah sedikit berbincang sehingga menghambat waktunya. Ia kenal salah satu penjaga itu. Itu suara Cody!

"Ruang senjata di istana utama tidak boleh lagi digunakan untuk menyimpan semua peralatan pertahanan kita bahkan sebelum peti-peti itu datang. Di luar ruangan, juga tidak diizinkan ada penjaga. Ada apa sesungguhnya? Ada apa di dalamnya?"

Cody terdengar menjawab malas, "Yah ... kita ikuti saja. Yang Mulia sudah mengorbankan segalanya demi rakyat Eyn. Apa susahnya memercayai beliau kali ini?"

"Tapi, bukankah Yang Mulia sudah banyak berubah? Sejak keluar dari penjara itu?" desak rekan Cody.

Cody terdiam, kehabisan kata-kata untuk membela rajanya sebab sanggahan itu bisa diterima. Sikap pasif ini membuka kesempatan rekannya untuk bicara lagi.

"Semua orang membicarakan perubahan sikap raja. Dulu, beliau sangat ramah dan sering bercanda dengan siapa saja, tapi sekarang ...."

Lagi-lagi Cody merenung. Teringat suatu pagi, saat kereta kuda istana membawa kembali sang raja dari dunia kegelapan. Pagi yang semula cerah, mendadak tersapu awan mendung. Burung-burung berhenti berkicau dan sekitar istana berubah tegang dan menyeramkan. Ramshad Ali yang mengendalikan tali kekang turun dari kereta dan membukakan pintu seraya menunduk hormat.

Detik itu, semua penjaga yang ditugaskan menyambut raja termasuk dirinya, tidak sanggup menatap raja mereka terlalu lama.

Bayangan mengerikan kehidupan penjara yang dialami Carlo Dante, terlukis jelas di sekujur tubuhnya melalui goresan bekas luka. Selain itu, dia juga terlihat lebih tegap, kekar, dan sorot mata elangnya menjadi lebih tajam. Sosok dan sifatnya berubah drastis.

Tak ingin dikuasai ketakutannya sendiri, Cody mengajak rekannya buru-buru pergi. "Setidaknya negeri ini masih tegak berdiri. Jika raja baik-baik saja, maka kita pun demikian. Ayo pergi, jangan sampai siapapun mendengar pembicaraan kita."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun