Mohon tunggu...
Vera Syukriana
Vera Syukriana Mohon Tunggu... Guru - guru

meyakini dan mensyukuri adalah awal kesuksesan

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Ramadhan bersama Umar (Part 9 Menemani Abi Jualan)

19 April 2021   06:56 Diperbarui: 19 April 2021   07:05 598
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sesuai janji Umar saat sahur, dia akan ikut sama abi jualan kerupuk kulit. Pagi hari Umar sudah uring-uringan ingin berangkat ke lokasi jualan. Tiap sebentar merengek meminta untuk segera berangkat jualan.

Abi menjelaskan bahwa jualan kerupuk kulit hanya siap sholat Ashar. Setiap Ramadhan abi jualan kerupuk kulit. Tahun ini adalah tahun ketiga abi jualan. Abi jualan setiap selesai sholat Ashar sampai setengah jam menjelang beduk. Kira-kira dari jam empat sore sampai jam enam sore.

Oleh sebab itu, Umar sudah terbiasa ikut dengan abi. Dia senang melihat orang ramai mengunjungi lapak abi. Dia suka memasukkan kerupuk ke plastik dan memberikan kepada pengunjung. Sepertinya, jiwa dagang abi sudah menular pada abi.

Hari Kamis tanggal 15 April 2021, pertama kali umi sekolah setelah libur menjelang ramadhan. Selama ramadhan kami masuk jam delapan pagi sampai jam dua. Hari yang cukup panjang berada di sekolah. Kegiatan pesantren ramadhan dilaksanakan sistem shift. Umi mengajar akidah akhlak dan tahsin. Waktunya hanya satu jam setiap materi. Jadi, banyak waktu kosong yang bisa dimanfaatkan untuk ibadah.

Setelah mengajar tahsin, semua melaksanakan ibadah sunah sholat dhuha. Selesai melaksanakan sholat, ada anak kecil sholeh berlari menghampiri Umi dan meminta umi pejamkan mata.

"Umi, ayo ke sini. Ada sesuatu untuk umi", kata Umar bersiap memberi kejutan.

Umi memejamkan mata dan penasaran dengan kejutan Umar. Saat membuka mata, Umar memberikan sesuatu memakai kantong. Umi menyangka ini hanyalah mainan baru yang dibeli Umar bersama abi dan Rasyid. Dengan tersenyum sipu umi membuka, ternyata isinya sangat melenceng dari perkiraan.

Isinya adalah jam tangan bermerek Q&Q yang tidak jadi umi beli saat di Bukittinggi. Masyaallah, mereka berusaha menyenangkan umi dengan berbagai cara. Abi membeli plastik untuk membungkus kerupuk kulit. Kemudian langsung mencari jam tangan umi pengganti jam umi yang hilang sepulang pengajian. Hari yang sangat membahagiakan ketika yang tersayang memberikan sesuatu yang kita inginkan.

Umar ingin di sekolah umi. Abi meminta Umar pulang bersamanya karena takut Umar lelah. Dan Umar mematuhinya. Waktu pulang mash panjang, umi teringat abi sendirian membungkus kerupuk. Akhirnya, umi izin pulang untuk membantu abi. Tidak disangka, anak-anak dan abi sedang berkonsentrasi bekerja. Mereka saling bekerja saling bekerja sama. Umar mengisi kerupuk ke dalam plastik dan abi mengikat pakai karet, sedangkan Rasyid bersemangat memakan kerupuk yang duduk di antara mereka. Pemandangan yang menyenangkan apalagi melihat Rasyid yang suka menggoda Uda Umar supaya ikut makan kerupuk dengannya.

"Enak kerupuknya, Da. Uda mau? Sini Rasyid suapkan Uda", bujuk Rasyid merayu.

"Rasyid, jangan ganggu Uda. Uda sedang puasa. Nanti dedek berdosa mengganggu uda puasa", kata Umar marah.

Umi dan abi tertawa melihat tingkah mereka. Rasyid memang tipe anak yang suka usil. Dia senang sekali menganggu Umar apalagi kalau Umar sedang bermain. Dia suka menyembunyikan mainan Umar dan tiba-tiba setelah Umar mencari, dia meletakkan mainan kembali tanpa sepengetahuan Umar. Rasyid anaknya santai dan suka bercanda. Umar tipe anak seriusan dan agak cengeng. Sehingga Rasyid ketagihan candain umar.

Di tengah candaan Rasyid dan kemarahan Umar, umi meminta Umar memasukkan pesanan guru di sekolah umi ke kantong besar. Umi akan membawa kerupuk kulit sebanyak 20 bungkus. Dia menghitung dengan teliti dan menyusunnya dengan rapi. Masalah ini, umar jagoannya. Dia memberikan pesanan umi dan melepas umi berangkat ke sekolah kembali. Dan tidak lupa mengingatkan umi memakai jam tangan. Dia berlari ke dalam dan bersiap sholat Zuhur.

Jam dua siang umi pulang dengan membawa uang hasil penjualan kerupuk pesanan para guru. Sesampai di rumah, tiga orang lelaki tertidur pulas di atas kasar santai. Televisi hidup begitu saja.

Azan Ashar berkumandang, Umar beranjak dari tempat tidurnya dan langsung ke kamar mandi. Umi menyangka dia mengambil udhuk, rupanya dia mandi untuk bersiap jualan.

Selesai mandi dia langsung berpakaian dan sholat. Umi tertegun melihat semangat Umar. Dia segera mengambil topi dan jaket, lalu berlari naik ke mobil abi yang akan melaju menuju lokasi jualan.

"Umar bderangkat ya, Mi. Tadi Umar sudah berdoa, Ya Allah...habiskan jualan Abi Umar ya Allah", katanya sambil menutup pintu.

Umi terharu dengan doa yang diucapkan Umar. Inilah dia, anak yang senang dibawa bekerja, ceria, dan bersemangat serta sering menggugah hati kami dengan doa-doa yang disampaikannya.

Sore itu Umi memasak  gukai ikan nila. Umi membayangkan Umar sangat suka gulai ikan. Dan berharap Umar makan dengan lahap. Umi juga membuat kolak labu dan ubi. Begitu pulang, dia berlari ke dapur.

"Umi, haus. Boleh Umar minum".

"Sabar, nak. 15 menit lagi ya".

Abi meminta Umar untuk tidak ikut lagi esok hari karena akan membuat umar lelah. Hari pertama abi jualan, cuaca tidak panas karena Kota Solok selesai diguyur hujan lebat.

Buka puasa kali ini tanpa ditemani abi. Abi berbuka dengan sahabatnya. Malm itu, sahabat abi memberikan ceramah di mesjid dekat Lapangan Merdeka. Kami berbukia bertiga saja. Umar dan Rasyid tidak mau makan sendiri. Mereka mau makan sepiring bertiga dan disuapkan Umi.

Sebelum makan, kolak yang sudah umi siapkan di dalam mangkok tidak disentuh Umar.  Dia ingin makan roti tawar saja. Dia mengambil selai dan dua roti tawar beralaskan piring. Dia meminta umi menulis nama dan umurnya pada roti. Dia juga ingat nama sahabat terbaiknya, Devon. Dia juga meminta umi menulis nama Devon dan tidak terlupakan menulis nama Uni di roti yang akan di makannya.

Umar ingin mengabadikan tulisan sahabat terbaiknya sebelum melahap roti tawar saat berbuka. Dia mengambil handphon umi dan memoto ukiran yang tertoreh di roti tawar. Dia langsung mengirim foto pada Devon melalui whatsupp. Sungguh sahabat terbaik yang saling mengingat. Saat makan, Umar asyik berbalas pesan melalui rekaman suara di WA.

Mereka memang sahabat terbaik. Saling menyemangati disegala hal. Umar akan bertahan untuk tetap puasa karena ada Devon yang setiap hari menanya kabar. Kadangkala, mereka saling berkirim foto dan vidio. Anak-anak yang baik dan sholeh. Begitu juga dengan Devon, dia tidak akan meninggalkan sholat ketika uminya mengingatkan kalau Umar akan kecewa melihat Devon tidak sholat. Mendengarkan itu saja, Devon langsung melaksanakan sholat. Semoga mereka selalu menjadi sahabat terbaik yang saling mengingatkan kepada Allah SWT.

Malam itu, Umar melaksanakan sholat di rumah saja. Dia murajaah surat An Naziat, membaca iqra', dan kibar C. Rasyid pun tidak mau kalah dan membaca iqra' yang dibimbing Umi. Umar cepat tidur karena lelah membantu abi jualan. Sebelum tidur dia menceritakan ada paman baik yang memberinya uang saat jualan.

"Abi, Umar diberi Om Baik uang", teriak Umar menolak pemberian pembeli.

Kata abi ambil aja karena itu rezeki anak soleh yang rajin. Akhirnya, Umar umar menerima pemberian orang itu. Mudah-mudahan, Umar tumbuh menjadi anak yang senang bekerja dan selalu melakukan kebaikan pada semua orang. Aamiin.

Solok, 19 April 2021

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun