Mohon tunggu...
Vera Syukriana
Vera Syukriana Mohon Tunggu... Guru - guru

meyakini dan mensyukuri adalah awal kesuksesan

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Ramadhan bersama Umar (Part 6 Sahur Terakhir di Rumah Nenek)

15 April 2021   23:47 Diperbarui: 16 April 2021   00:11 470
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Oleh : Vera Syukrians,S.Pd


Sahur pertama terlihat Atuk kurang bersemangat. Atuk hanya makan sesuap nasi. Masih banyak nasi yang tersisa. Sahur pertama Atuk hanya minum air gula hangat bikinan Umi.

Dengan semangat yang Umar miliki, Atuk merasa malu. Anak umuran 6,5 tahun sanggup menahan haus dan lapar. Sampai sore masih terlihat semangat dan kuat.

Atuk termangu memandang cucunya. Dia bangga memiliki cucu seperti Umar. Baginya Umar cucu spesial yang sangat dia sayangi.

Kenapa Umar spesial?

Umar memiliki riwayat sakit kejang. Jika telah demam tinggi, maka Umar akan kejang. Sejak Umur 6 tahun, Umar sudah 6 kali dirawat gegara kejang.

Atuk sering khawatir dengan Umar. Acap kali Umar ditanya keadaannya saat ditelpon Atuk, terutama masalah suhu tubuhnya.

Atuk sudah trauma memiliki 5 anak hanya Umi yang tidak sakit kejang. Dibayangan Atuk anak-anak kejang ditangannya. Dia panik dan tak tau arah. Justru seperti itu, Atuk sangat mengkhawatirkan Umar.

Sekarang Atuk sangat senang melihat Umar sehat dan badan sudah mulai gemuk. Apalagi melihat Umar bisa makan sahur dengan lahap. Padahal itu waktu tidur nyenyak, namun semua terkalahkan niat baik Umar ingin malaksanakan puasa di siang hari.

Sahur kedua adalah sahur terakhir Umar di rumah nenek menjalang Umi masuk sekolah. Hari Rabu jam setengah lima, Umar sudah siap untuk sahur. Dia dibangunkan Umar dengan sepiring bakwan.

Bakwan bisa bangunkan Umar? Why?

Ceritanya, tarweh malam kedua membuat Umar mengeluh. Dia merasa ini sholat terlama dan membuat dia mengantuk.

"Umi, Umar besok tidak mau ikut ceramah lagi sama Abi. Sholatnya terlalu lama. Banyaaaak...sekali. Tolong pijitkan kaki Umar, Mi", kata Umar menjulurkan kakinya.

"Sini, Nak. Itu namanya sholat tarweh. Itu baru 11 rakaat, di mesjid lain ada 21 rakaat. Lamakan?", jelas Umi sembari memijit kaki anaknya.

Ada sesuatu yang mencuri pandangan Umar, dia melihat Abi duduk bersama nenek dan atuk sedang makan bakwan menu berbuka tadi.

"Kok hanya tinggal satu, Bi? Umar saat berbuka baru satu makan bakwan. Bikinin lagi, Mi."

"Nanti nenek cari di warung, kalau tidak ada kita buat lagi nanti", kata nenek menghibur.

Umar menghabiskan bakwannya dan berlari ke kamar. Umi menghampiri Umar dan berjanji menjelang sahur akan dibuatkan bakwan. Akhirnya Umar berhenti menangis dan bersiap tidur.

Waktu sahur tiba, Umi mencium aroma bakwan. Nyatanya, ada sepiring bakwan lengkap dengan kuah cabe. Umi yakin ini buatan nenek. Itulah sebabnya, Umi membangunkan Umar dengan sepiring bakwan.

Ketika dua terbangun, mencium bau bakwan, dan melihat sepiring bakwan, mata Umar langsung melek. Dia meletakkan bakwan di depannya dan melarang abi memakan.

Atuk tertawa melihat Umar. Umi pun menyuapkan Umar makan. Makannya semakin lahap saat sesuap nasi ditambah dengan bakwan.

Nampak Atuk terpancing semangat makan.
"Wah, Atuk juga harus banyak makan Umar. Atuk tidak mau kalah dari Umar. Atuk ingin sehat dan kuat berpuasa besok", kata Atuk.

"Mantaaap...gitu donk, Tuk", kata Umar mengacungkan tangan.

Semua terpancing tawa mendengar Umar bicara dengan Atuk. Dari sepiring bakwan, masih banyak yang tersisa. Umar pun menyerah dan memberikan lebihnya kepada abi.

Sahur kedua, diakhiri setelah bunyi sitine imsak terdengar di radio handphone  abi. Seperti biasa, Umar langsung mengambil wudhuk dan bersiap sholat Subuh.

Sungguh menyenangkan masa kanak-kanak. Yang ada kebahagiaan dan tidak ada masalah yang dipikirkan.

Kebahagiaan yang kita miliki dapat terlihat dari semangat kita dalam melakukan segala hal. Semabgat inilh yang membuat Atuk termitivasi dan terpancing. Semoga Umar selalu menyebarkan kebaikan untuk orang banyak dan menjadi motivasi bagi orang lain dalam melakukan sesuatu.

Solok, 15 April 2021

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun