Mohon tunggu...
Vera Syukriana
Vera Syukriana Mohon Tunggu... Guru - guru

meyakini dan mensyukuri adalah awal kesuksesan

Selanjutnya

Tutup

Diary

Lika-liku Menuju Rezekinya Allah (Bab 1 Pertemuan)

25 Maret 2021   09:32 Diperbarui: 25 Maret 2021   10:12 143
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebagaimana Allah Ta'ala berfirman,       

"Dan barang siapa yang bertawakal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan) nya." (QS. Ath Tholaq: 3).

Aku tidak mau menyerah. Aku harus semangat dan bertekad berhasil mendapatkan ACC dari pembimbing agar aku bisa seminar. Segala rintangan telah kulalui dengan sabar dan sungguh-sungguh, dan mengharapkan Allah memudahkan jalanku.

Tak kenal siang tak kenal malam, kutemui dosen pembimbing dengan membawa print out skripsiku. Setiap bimbingan tentu selalu ada salah dan kuharus memperbaiki sesuai saran dosen pembimbing.

Di tengah kesibukkanku, aku kenal dengan lelaki yang akan dipertemukan teman dulu. Aku kenalan melalui E-Buddy. Ponselku saat itu masih samsung yang hanya bisa chattingan melalui aplikas ini. Cerita kami sepertinya menyambung. Kamunikasi melalui ponsel membuatku semakin penasaran dengannya. Kami lebih banyak menceritakan tentang sekolah. Dan merasa heran kenapa kami tidak saling kenal. Padahal kami sempat satu ruangan saat pelatihan lomba bahasa jepang.aku mengikuti lomba pidato bahasa jepang dan dia ikut lomba tulisan bahasa jepang.

Sungguh aneh tapi nyata. Pertemuan kami tidak diizinkan Allah saat SMA. Keesokkan harinya, dia menjemputku. Kebetulan aku akan pulang kampung. Biasa, anak kos pulang kampung sekali seminggu. Nah, hari itulah awal pertemuanku tepatnya hari Sabtu, tahun 2012. Aku lupa bulan dan tanggalnya karena sudah cukup lama.

Perjalanan pulang, dia bercerita panjang lebar denganku. Aku merasa dia teman yang baik. Aku menanyakan hubungannya dengan teman satu SMP kudulu. Dia menceritakan kisahnya sampai mereka memilih pisah. Kisah yang cukup menyakitkan karena dia ditinggal kekasih karena dianggap orangtua ceweknya belum pantas sebagai pendamping. Dan ceweknya dijodohkan dengan laki-laki bekerja pilihan keluarga ceweknya.

Aku hanya sebagai pendengar setianya. Tak terasa kami sampai di rumah. Aku mengajaknya masuk dan kenalan dengan orang tuaku. Dan kami pun sempat sholat Magrib berjamaah. Aku hanya menganggapnya teman.

Sebulan pertemanan, dia datang lagi ke rumahku. Sambil minum kopi dengan Papa, dia dengan berani menyampaikan bahwa dia menyukaiku. Aku tidak mengetahui pembicaraan mereka. Aku mengetahuinya ketika Papa menyampaikan padanya untuk menjagaku dan menjaga nama baik keluarga. Aku terheran-heran.

Karena penasaran, aku menanyakan sebab Papa menyampaikan itu. Rupanya, dia mengatakan isi hatinya. Papa kagum dengan sifat beraninya. Itu tandanya dia orang yang bertanggung jawab. Hubungan kami diizinkan Papa dengan syarat saling memahami dan tidak menyakiti.

Aku juga ikut kagum dengan caranya. Aku tidak mau langsung menganggap ini serius. Aku akan melihat keseriusannya setelah dia menyampaikan kepadaku. Malam itu, gawaiku berbunyi. Hatiku berdebar melihat namanya dipanggilan ponselku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun