Inilah hari yang paling berat. Ibuku harus pandai mendidik kami dan mengajarkan ilmu agama kepada kami. Harus bisa memanajemen keuangan dan juga harus kreatif.
Ibu penuhi kebutuhan kami dengan bekerja dari pagi sampai Magrib ke sawah. Setelah itu, mama  mengajar mengaji di MDA selesai sholat Magrib.
Menjadi guru MDA di kampung harus super tabah dan ikhlas. Mengajar yang hanya  mengandalkan pahala dari Allah SWT. Tanpa dikasih jasa. Tak ada gaji yang Ibu terima.
Sampai sekarang, Ibu tetap mengajar MDA. Dia hanya bisa bertahan demi anak bangsa. Demi masa depan akhirat mereka.
Mama memang hebat. Pahlawan tanpa tanda jasa. Surga Allah telah menantimu, Ibu.
Tidak ada yang bisa menandinginya. Pengobanan dan kasih sayangnya tidak akan bisa di balas. Dia telah mempertaruhkan nyawanya saat melahirkan. Mempertaruhkan waktu dan kesehatannya demi membesarkan anak-anaknya.
Surga di bawah telapak kaki ibu, inilah kata yang sering kita dengar. Diriwayatkan oleh imam Ibnu 'Adi di dalam kitabnya 'Al-Kamil fi Ad-Dhu'afa' Ar-Rijal sebagaimana berikut.
: : : . :
Dari Musa bin Muhammad bin 'Atha', Abu Al-Malih, Maimunah, dari Ibnu 'Abbas r.a., ia berkata, Â Rasulullah saw. bersabda, "Surga itu di bawah telapak kaki-kaki para ibu, siapa yang mereka kehendaki, maka mereka akan memasukkannya, dan siapa yang mereka kehendaki, maka mereka akan mengeluarkannya." Imam Ibnu 'Addi berkata, Musa bin Muhammad Al-Maqdisi itu munkarul hadis.
Begitu mulia ibu di sisi Allah SWT. Kita harus menghormati dan menghargai ibu.
Sembilan bulan sepuluh hari, dia mengandung kita. Selama itu dia membawa beban yang ada di perutnya. Tidur pun tidak terasa nyenyak, berbaring tidak nyaman, dan banyak rasa sakit yang harus dia tanggung demi anaknya.