Mohon tunggu...
Vera Syukriana
Vera Syukriana Mohon Tunggu... Guru - guru

meyakini dan mensyukuri adalah awal kesuksesan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

My Mom is Super Tough (Part I)

8 Desember 2020   23:56 Diperbarui: 10 Desember 2020   14:03 137
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sehari setelah itu, aku pulang kampung. Aku bawa Mama ke Jailana Optikal. Salah satu toko kaca mata terkenal di Padang Panjang. Sebelumnya, aku mengingatkan Mama untuk membawa resep yang diberikan dokter.

Begitu sampai, kami pilih kaca mata yang bagus dan pas pada face Mama. Berbagai macam model dikeluarkan. Mulai dari bahan plastik sampai besi. Sudah banyak model yang dicoba. Mama memasang dan melihat kekaca , sekali-sekali melirik Papa untuk minta pendapat.

Jatuhlah pilihan Mama pada kaca mata yang bahannya besi. Mama nyaman dan sesuai dengan face Mama. Mamaku kelihatan cantik dengan pilihannya.

Sampai-sampai Papa berkata sembari  menggoda, "Mama makin cantik dan kelihatan muda."

Semua yang ada diruangan heboh dan tertawa mendengar Papa menggoda Mama. Aku yakin, Papa seperti ini karena dia sayang dan mau menghibur Mamaku.

Setelah itu, Bapak Jailana Optikal meminta resep dokter. Bapak itu langsung membaca dan menggeleng-gelengkan kepalanya.

Aku langsung bertanya,"kenapa Pak?"

Dari resep ini, Mama sakit 'glukoma'. Panyakit ini sangat langka dan tidak bisa disembuhkan dan lama-kelamaan bisa buta. Pernyataan Bpak itu sama dengan penjelasan Mama sebelum ini.

Kacamata ini gunanya untuk memperjelas penglihatan mata dan menyeimbangkan pandangan Mama.

Mama seharusnya cepat kontrol ke dokter mata. Apabila dari awal diketahui penyakit ini maka bisa disembuhkan. Kalau sekarang sudah terlambat.

Mamaku menjelaskan pertama kali merasakan sering sakit kepala Mama merasa ini sakit kepala biasa saja dan minum obat warung saja cukup. Tapi lama kelamaan pandangan jadi terganggu, ingin ke rumah sakit takut Corona. Karena saat itu lagi banyak yang positif Covid.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun