Insting Si Ketty dan Si Semut
Namanya Ketty. Dia berwarna putih abu. Sudah 1 tahun dia bersamaku. Dia sudah tiga kali melahirkan. Pada kelahiran pertama dan kedua, tak satu pun anaknya yang bertahan.Aku melihat, Ketty belum bisa menjga anaknya.
Sekarang Ketty punya keturunan ketiga. Beranak  ke tiga, dia punya 3 ekor anak. 2 jantan dan 1 betina. Ketty sepertinya mulai mendapatkan sifat keibuannya. Dia mulai jarang meninggalkan anak-anaknya.
Malam itu, aku dan keluarga makan di luar. Kebetulan 7 tahun pernikahanku. Jam 21.00 WIB kami pulang. Sesampai di rumah, seekor anak kucing jantan tergeletak bersimbah darah. Kepalanya hampir lepas di makan kucing jantan.
Ku cari Ketty ke belakang, ternyata dia memeluk 2 ekor anaknya. Dia sangat cemas anaknya di ganggu kucing jantan. Tak terbayangkan bagiku, perjuangan Ketty melindungi anak-anaknya dari terkaman kucing jantan tak punya hati itu.
Mungkin Ketty hanya bisa menjaga 2 ekor anaknya dan merelakan anaknya yang 1 lagi dicabik-cabik oleh kucing jantan. Inilah pilihan tepat baginya saat itu.
Sejak itu dia punya 2 ekor anak. Umar memberi nama Koko dan Keke. Aku melihat Ketty sudah mulai bertanggung jawab pada anaknya.
Ketty mulai berubah dan berbeda. Beranak pertama dan kedua, dia mengacuhkan anak-anaknya bahkan tidak mau menyusukan anaknya. Sehingga semua anaknya mati. Sampai aku mengancam Ketty, kalau tidak bisa juga beranak maka Ketty dibuang aja ke pasar. Karena aku tidak tega melihat anak-anaknya diabaikan.
Beranak ketiga, Ketty membuktikan keseriusannya. Sekarang Ketty hebat dan sayang pada anaknya tapi ada saja hal lain yang membuat mereka berpisah. Dia harus menghadapi terpaan dan ancaman dari luar sehingga dia menerima perpisahan yang tak diharapkan ini.
3 Hari yang lalu, Ketty mengeong-ngeong di dapur. Aku menyangka dia lapar. Kebiasannya, begitu aku keluar dari kamar setiap subuh, Ketty menyusuriku dan mengeluskan bulu lembutnya meminta makan dengan suara manjanya.
Tapi hari itu berbeda. Meskipun aku sudah memberikan makan tapi dia tidak mau makan dan tetap mengeong kencang. Dia mondar mandir memandang kolong kulkas. Dia bersikap seperti kehilangan.