Mohon tunggu...
Verawati Suma
Verawati Suma Mohon Tunggu... Penulis - Author, Lecturer and Entertain

Saya seorang Praktisi Pendidikan, senang menulis, menyanyi dan olahraga

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Cinta Tanpa Syarat Untuk Ayah

5 Desember 2024   14:30 Diperbarui: 5 Desember 2024   14:40 66
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Selain peran emosional, ayah juga memiliki peran dalam memenuhi kebutuhan materi keluarga. Ia bekerja keras untuk memberikan yang terbaik bagi keluarganya terutama anak-anaknya. Namun, penting untuk diingat bahwa peran ayah tidak hanya sebatas penyedia materi, tetapi juga memberikan kasih sayang dan perhatian kepada anggota keluarganya.

Ada 6 peran penting ayah yang tanpa kita sadari akan sangat berpengaruh pada perkembangan anak.

1. Mendidik 

Menata dan Mendidik perilaku seseorang bukan sekedar memberitahu sesuatu sehingga menjadi tahu, tetapi bagaimana menanamkan nilai-nilai dibawah alam sadar. Tidak ada satu manusia pun  di dunia yang bisa tumbuh dengan sendirinya hanya dengan asupan, maka tidak akan menjadi manusia utuh yang sesuai dengan fitrahnya. Seperti pada proses penanaman tumbuhan setiap benih harus dirawat, disiram dan dipupuk dengan baik dan sebisa mungkin menjaga tumbuhan dari benalu dan menempel dan merusaknya. Ini berlaku juga pada pertumbuhan anak  dimana seorang ayah menjaga anak-anaknya dari informasi yang merusak karakternya, yang merupakan individu generasi. Disinilah peran ayah yang wajib hadir dalam mendidik anak-anak dengan mengajarkan hal-hal baik sesuai apa yang dibutuhkan sehingga tidak menimbulkan perlawanan dan penolakan.

2. Menasehati

Nasihat adalah alarm kehidupan manusia. Nasihat mesti mengalir layak air sebagai ruh spiritual yang akan membimbing suatu karakter agar pintu kebaikan tetap terbuka sehingga tidak ada kesempatan masuknya hasutan-hasutan untuk melakukan tindakan amoral. Nasihat perlu disampaikan dengan cara dan gaya komunikasi berbeda-beda, disesuaikan dengan situasi dan kondisi individu anak agar bisa membuka jalannya ke dalam jiwa secara langsung melalui perasaan. 

3. Keteladanan

Keteladanan adalah salah satu metode pengajaran yang diterapkan Rasulullah SAW dan paling berpengaruh dalam misi perjalanan dakwahnya. Menurut al-Ghazali anak adalah amanat bagi orang tuanya, hatinya yang suci merupakan permata tak ternilai harganya, masih murni dan belum terbentuk. Anak adalah peniru ulung, segala informasi yang masuk pada diri anak melalui penglihatan dan pendengaran dari orang disekitarnya terutama dari orang tuanya, Oleh karena itu, sosok ayah harus menghindari kata-kata kotor, kasar dan segala yang mencederai etika umum. 

4. Memberi Sanksi

Tidak semua anak dididik hanya dengan membeikan nasihat dan keteladanan, sebagian anak harus dididik dengan cara yang tegas, dipaksa  agar terbiasa dengan nilai-nilai kebaikan. Memberikan sanksi adalah salah satu cara untuk mendidik agar lebih disiplin dan mengerti peraturan, tentunya sanksi yang diberikan tidak dengan kekerasan yang melukai fisik anak kita.

5. Meluangkan Waktu Bersama Anak 

Ruang waktu antara ayah dan anak harus dilakukan karena itu adalah waktu emas bagi pertumbuhan anak secara lahir bathin, karena disaat seperti itulah segala nasihat akan direkam oleh seorang anak. Terdapat pola-pola pesan yang bermakna yang akan membentuk kualitas individu dan mental positif anak yang dapat membantu proses perkembangan.

6. Mengayomi dan Melindungi

Sesungguhnya anak akan sangat membutuhkan arahan dan dukungan seorang ayah untuk menyelesaikan masalah-masalahnya, serta membantunya menentukan nasib sendiri, terlebih bagi anak yang mulai tumbuh dewasa sangat membutuhkan arahan untuk menentukan arahannya sendiri, ia sangat membutuhkan penyemangat dalam setiap langkahnya, serta menjalani hari-hari dalam kehidupannya.

sumber : "Mencari Mahkota Di Penghujung Zaman" (Subchan Daragana&Shabrina Arga) 2024

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun