Bayangkan sebuah kelas di mana siswa tidak hanya mendengarkan penjelasan guru, tetapi juga aktif terlibat dalam eksperimen, merancang produk, dan memecahkan masalah. Inilah yang ditawarkan oleh pembelajaran STEAM. Dengan adanya jam mengajar yang fleksibel, guru dapat menciptakan lingkungan belajar yang lebih dinamis dan menarik.Â
Sebelum saya lebih rinci menulis artikel ini, maka kita wajib mengetahui dulu apa itu pembelajaran STEAM, yaitu  pendekatan pembelajaran yang menggabungkan lima disiplin ilmu, yaitu: Sains (Science): Meliputi pemahaman tentang alam semesta, makhluk hidup, dan fenomena alam, Teknologi (Technology): Penggunaan alat dan sistem untuk menyelesaikan masalah, Teknik (Engineering): Penerapan prinsip-prinsip sains dan matematika untuk merancang, membangun, dan mengoperasikan berbagai macam produk. dan Seni (Art): Ekspresi diri melalui berbagai bentuk seni, seperti musik, visual art, dan desain.
Integrasi STEAM dalam pembelajaran agama Islam bertujuan untuk memperkaya pemahaman siswa tentang ajaran Islam melalui pendekatan yang lebih kreatif, inovatif, dan relevan dengan kehidupan sehari-hari. Dengan menggabungkan unsur sains, teknologi, engineering, seni, dan matematika, pembelajaran agama Islam menjadi lebih menarik dan menantang, sehingga siswa dapat membangun koneksi yang lebih kuat antara iman dan ilmu pengetahuan.
Saya berikan contoh konkret kegiatan pembelajaran STEAM hari ini dilihat dari sisi  Agama Islam dengan Tema : KATROL (IPA) . maka dari sisiÂ
Sains : Menyelidiki berbagai jenis katrol (tunggal, ganda, bergerak) dan fungsinya, Mempelajari konsep gaya, usaha, dan energi yang berkaitan dengan kerja katrol.Â
Teknologi: Rekayasa  dengan merancang dan membangun model katrol sederhana dari berbagai bahan. Â
Engineering: Membangun alat tersebut dengan memperhatikan aspek kekuatan dan efisiensi.Â
Seni : Mendesain tampilan alat yang menarik dan estetisÂ
Matematika: Mengukur panjang tali, diameter roda katrol, dan beban yang dapat diangkat.Â
Materi tersebut jika dilihat dari sudut pandang pelajaran Agama Islam maka dapat saya berikan contoh pertanyaan "Bagaimanakah konsep keseimbangan dalam islam dapat diterapkan dalam penggunaan teknologi seperti katrol?" Â
Disinilah para siswa mendapatkan pengetahuan dalam memandang dunia secara holistik, mereka secara tidak langsung diajak untuk menghubungkan berbagai konsep dari berbagai disiplin ilmu dan pastinya pengalaman ini sangat berharga.
Perlu diingat, dalam pembelajaran STEAM , guru melakukan kolaborasi baik dalam asessmen maupun konsep, kita sebagai guru hanya perlu menyesuaikan pada setiap tahapan kegiatan dari pendahuluan, kegiatan inti dan penutup.Â
Saya beberapa kali mempraktikkan integrasi STEAM ini baik dalam pembelajaran maupun asessmen karena dari hasil observasi, saya melihat siswa lebih mudah memahami konsep-konsep agama Islam melalui kegiatan yang menyenangkan dan menantang, disamping itu, siswa dapat mengembangkan keterampilan berpikir kritis, kreatif, kolaboratif, dan komunikasi. yang lebih menarik adalah  adanya koneksi yang lebih kuat antara iman dan ilmu pengetahuan, misalnya siswa menyadari bahwa ilmu pengetahuan dapat digunakan untuk memahami dan mengamalkan ajaran Islam, dan yang terakhir siswa menjadi lebih termotivasi untuk belajar karena merasa pembelajaran agama Islam relevan dengan kehidupan sehari-hari.
Demikian sedikit ulasan saya tentang pembelajaran STEAM, semoga pembaca dapat terinspirasi, dan tulisan lebih rinci lagi akan saya share di Part II.
Chaoooo...
Â
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H