Mohon tunggu...
Verawati Suma
Verawati Suma Mohon Tunggu... Penulis - Author dan Praktisi Pendidikan

Saya seorang Praktisi Pendidikan, senang menulis, menyanyi dan olahraga

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Jurnal Refleksi Dwi Mingguan CGP Ang-10 Kel. 68

30 Maret 2024   11:54 Diperbarui: 30 Maret 2024   12:24 231
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar: Penulis

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Salam sejahtera untuk kita semua

Saya Verawati Suma  calon guru penggerak angkatan 10 Jakarta Timur kelompok 0-68. Di kesempatan kali ini ijinkan saya menulis jurnal refleksi dwi mingguan pada modul 1.1 tentang Refleksi Filosofis Pendidikan Nasional Ki Hajar Dewantara . Jurnal ini rutin dikerjakan di minggu ke-2 Pendidikan Guru Penggerak PGP oleh calon guru penggerak sebagai wadah untuk "bercermin" dan berdialog dengan diri sendiri tentang proses yang sudah dijalani, Peristiwa yang dialami serta Bagaimana implementasi dalam diri dan peserta didik kita setelah menerima materi-materi tersebut.

Dalam penulisan jurnal refleksi ini saya menggunakan  model 4F yaitu Fact, Feeling, Findings, dan Future, yang diprakarsai oleh Dr. Roger Greenaway yang jika diterjemahkan menjadi 4P yakni : Peristiwa, Perasaan, Pembelajaran, dan Penerapan.

  1. Fact (Peristiwa)

        Kegiatan kami diawali dengan Pretest, kemudian lanjut membaca dan menyimak beberapa aturan yang wajib diikuti dalam menyelesaikan program PGP ini selama beberapa bulan kedepan. Selain itu, komitmen dari kementrian pendidikan dan kebudayaan untuk berkolaborasi dengan pemangku kepentingan untuk tujuan yang sama yaitu  mewujudkan kualitas pendidikan Indonesia yang hebat. Setelah itu, masuk pada modul 1.1e tentang Mulai Dari Diri  dan Eksplorasi Konsep dan  forum diskusi yang dipandu oleh fasilitator dan kami didampingi oleh pengajar praktik. Kegiatan di modul 1,1e yaitu Mulai dari diri , saya berdialog dengan diri sendiri tentang filosofi pemikiran Ki Hajar Dewantara apakah saya sudah menerapkan dalam kehidupan saya khususnya di sekolah, dan ternyata memang masih banyak yang perlu saya benahi. Kemudian pada bagian Eksplorasi konsep saya menganalisis konsep-konsep pemikiran KHD berdasarkan pengalaman pembelajaran yang berpihak pada murid. Dari sini saya mulai memahami tentang Pendidikan dan Pengajaran yang sebenarnya, tak lupa juga kami diberi kesempatan untuk berdiskusi dengan sesama peserta CGP dengan kelompok yang berbeda.

Dalam dua pekan saya sudah bisa menambah ilmu dan membuka wawasan terutama merubah mindset dalam memandang suatu masalah, Selain diskusi kami juga menyelesaikan tugas-tugas seperti Quiz, Membuat ilustrasi diri sebagai "pembelajar" sekaligus "pemelajar" yang dapat menginternalisasi gagasan KHD dan tugas tersebut kami unggah dalam bentuk audio atau video yang dibuat ke Google drive melalui LMS  yang diakses melalui PMM.

Adapun rangkaian kegiatan yang dipelajari dan wajib dituntaskan dalam LMS, adalah Mulai dari diri, Eksplorasi konsep , Ruang kolaborasi, Demonstrasi kontekstual, Elaborasi pemahaman (disampaikan oleh instruktur dalam webinar ) dan diadakan melalui link yang tersedia di LMS, tugas lainnya adalah  Koneksi antar materi, Aksi nyata dan Jurnal dwi mingguan yang saat ini sedang bapak/ibu baca.

       2. Perasaan (Feeling)

       Dalam mengikuti kegiatan Pendidikan Guru Penggerak angkatan 10 ini tentunya ada kebanggaan tersendiri  buat saya, karena bisa menjadi salah satu yang terpilih dari ribuan pendaftar diindonesia. Tidak hanya itu, dalam kegiatan PGP ini saya bisa banyak belajar dan mengembangkan kompetensi diri artinya saya mendapat peran dalam perubahan pendidikan diindonesia khususnya disekolah. Sempat ada rasa khawatir apakah saya bisa mengikuti kegiatan dengan baik karena benturan kegiatan sekolah tetapi melihat dukungan kepala sekolah, rekan sejawat dan khususnya dari wakil kepala sekolah bidang akademik ibu Nathalia Aji Yuwanti M,Si sebagai pendamping saya maka semangat saya bertambah karena merekalah yang kemudian menjadi motivasi saya untuk bisa menjadi lebih baik. Tidak hanya itu, dukungan keluarga juga membuat saya lebih bersemangat karena mereka percaya apapun yang saya kerjakan tentunya membawa hal positif bagi semua.

Hal yang saya hindari adalah rasa TIDAK PERCAYA DIRI  karena saya yakin untuk bisa berada disini tentunya saya mempunyai potensi diri yang baik begitu juga teman-teman calon guru penggerak lainnya yang mayoritas adalah guru-guru hebat. Dari sinilah saya meyakinkan diri saya untuk tetap semangat belajar, fokus pada tujuan agar dapat menyelesaikan Program Guru Penggerak ini dengan baik.

Ilmu yang saya peroleh selama menjalani dua pekan di PGP ini tergolong baru buat saya contohnya bagaimana menjadi pendidik yang seharusnya, bagaimana pendidik harus menghamba pada anak, mendesain strategi dan metode pembelajaran dalam mewujudkan pemikiran KHD, khususnya mendidik anak sesuai dengan kodrat alam dan kodrat zaman, yang jika kita flashback dari zaman kolonial hingga saat ini tentu dunia pendidikan diindonesia mengalami perkembangan pesat walaupun belum semaju negara-negara besar lain, tapi saya yakin dengan kolaborasi yang baik serta menjaga sosio kultural budaya yang ada maka pendidikan diindonesia akan sejajar dengan negara maju lainnya.

Rangkaian kegiatan yang ada di dalam platform LMS membuka pola pikir saya bahwa apa yang saya miliki saat ini tentang pendidikan dan pengajaran masih jauh dari konsep dasar pemikiran filosofis Ki Hajar Dewantara. Selain itu, dalam mempelajari modul melalui LMS merupakan upaya agar kita lebih mandiri dan bertanggung jawab  dalam belajar. Dengan mempelajari modul dengan tuntas saya berharap bisa menjadi penggerak dan pemimpin dalam pendidikan yang sesuai dengan zaman dengan tidak melupakan jati diri bangsa.

Perlahan saya berupaya menerapkan konsep dasar pemikiran filosofis Ki Hajar Dewantara dalam pembelajaran di ruang kelas. Menerapkan proses menuntun, Sebelum mengawali pembelajaran saya membuat komitmen kelas dulu agar jika ada anak yang bercanda atau ngobrol mereka bisa kembali melihat apa komitmen yang sudah disepakati bersama. Hal ini saya adopsi juga dari kegiatan lokakarya orientasi di tanggal 23 maret 2024 yang dipandu oleh pengajar praktik kami yaitu ibu Irna Anita dan Ibu Ismi.

Dalam pembelajaran saya mengarahkan peserta didik ke hal-hal yang positif dan menyenangkan serta menunjang pembelajaran. Ide-ide yang muncul dalam benak saya dituangkan dalam bentuk video dan content media sosial yang menarik buat peserta didik.

       3. Pembelajaran (Findings)

       Refleksi Filosofis Pendidikan Nasional Ki Hajar Dewantara ini saya jadikan challenge dalam diri saya agar dapat diimplementasikan secara maksimal di kelas, saya yakin sebagai pendidik kita semua sadar akan pentingnya peran seorang guru, begitu juga saya yang saat ini bertekad untuk menjadi pendidik yang berkualitas dengan meningkatkan nilai diri dan tidak anti perubahan selama itu mengarah pada kebaikan. Tidak lupa juga sebagai pendidik yang mengikuti perkembangan zaman, saya harus bisa menguasai teknologi untuk pembelajaran karena bagaimanapun juga itu sudah menjadi tuntunan zaman, tetapi kita wajib berada pada rulesnya dengan tidak meninggalkan  sosio kultural budaya yang ada.

Saya berusaha menjadi pendidik yang memberikan kesan baik kepada peserta didik dan berusaha menjadi inspirasi bagi semua, terutama bagi sekolah saya dan teman sejawat . Caranya dengan mengembangkan kemampuan saya yang selama ini belum maksimal, selain mencoba berbagai inovasi saya juga akan memulai kolaborasi antar mata pelajaran untuk memudahkan peserta didik dalam belajar, bekerja sama, bertanggung jawab untuk pencapaian hasil belajar baik secara individu maupun kelompok. Saya yakin pembelajaran kolaboratif bisa berjalan dengan baik dengan tujuan yang sama yaitu memerdekakan anak dalam mengembangkan kompetensinya sesuai bakat dan minat yang mereka miliki.

Perlu saya paparkan lagi beberapa poin dalam pemikiran KHD yang menekankan agar pendidikan selalu memperhatikan; Kodrat Alam, Kemerdekaan, Kemanusiaan, Kebudayaan, dan Kebangsaan. Hal ini tertuang dalam buku Ki Hajar Dewantara (KHD-2009) tentang pendidikan dan pengajaran seperti yang saya kutip berikut ;

 "Pendidikan dan pengajaran merupakan usaha persiapan dan persediaan untuk segala kepentingan hidup manusia, baik dalam hidup bermasyarakat maupun hidup berbudaya dalam arti yang seluas-luasnya"  

Artinya pendidikan merupakan suatu usaha yang berfokus pada proses atau usaha pembentukan mental dan karakter suatu bangsa sesuai dengan lingkungannya dan bisa saya artikan bahwa setiap anak sudah memiliki bakat dan potensinya masing-masing. Selain itu, berdasarkan filosofis pendidikan yang disampaikan oleh Ki Hajar Dewantara, kita harus memandang anak sebagai individu yang unik. Setiap anak punya cara belajarnya masing-masing, maka penting bagi pendidik melaksanakan pembelajaran berdiferensiasi.

Bagaimana agar pembelajaran berdiferensiasi ini bisa berjalan? Kuncinya adalah assesmen diagnostik awal yang berguna untuk mengetahui kebutuhan, profil, gaya belajar, metode belajar yang sesuai dengan kondisi anak, ini diperlukan agar pendidik dapat merancang pembelajaran yang tepat dan sesuai kebutuhan anak , hal ini dikenal dengan istilah 'berhamba pada anak'. Disisi lain, proses pendidikan dan pembelajaran wajib menerapkan budi pekerti yang luhur atau akhlak mulia dengan cara mengintegrasikan setiap proses pembelajaran dengan pencapaian profil pelajar pancasila yaitu beriman, bertakwa kepada Tuhan YME, berakhlak mulia, berkebinekaan global, gotong royong, mandiri, bernalar kritis dan kreatif.

Pertanyaannya, apakah para pendidik mampu melakukan pembelajaran berdiferensiasi? Jawabannya tidak ada yang tidak mungkin bagi pendidik  yang ikhlas, mempunyai tekad dan daya juang tinggi!

       4. Penerapan (Future)

       Untuk mencapai hasil terbaik dalam proses pendidikan dan pengajaran yang selaras dengan konsep dasar pemikiran filosofis Ki Hajar Dewantara, maka yang terpenting adalah kita mulai dari diri kita dulu, tidak hanya sebatas teori tetapi juga penerapan seperti mengubah metode dan model pembelajaran di kelas contohnya saya selalu memberi batasan-batasan sumber belajar dalam tugas, kini peserta didik bisa menyelesaikan tugas sesuai kreatifitasnya masing-masing contohnya dalam satu materi ada yang ingin menampilkan dalam bentuk video, audio, bermain peran, artikel dan masih banyak lagi, persis seperti metode belajar pada peserta diklat PGP, kita diberikan pilihan untuk mempresentasikan tugas kita.

Materi dalam modul 1.1 ini banyak mengubah pandangan saya bahwa anak bukan seperti kertas putih kosong tetapi setiap anak sudah punya goresan laku yang menjadi dasar dalam dirinya dan tugas pendidik adalah mempertebal dan mengarahkan lakunya. Semua yang saya dapatkan dalam modul ini mengubah perspektif saya terhadap anak yang semula hanya berorientasi pada nilai menjadi berorientasi pada proses. Selain itu saya merancang dan melakukan asesmen diagnostik awal untuk mengetahui profil dan kebutuhan anak. Dilanjutkan dengan merancang pembelajaran sesuai dengan hasil assesmen diagnostik awal yang telah dilakukan, membuat kesepakatan di awal pembelajaran juga penting agar pembelajaran lebih tertib walaupun tetap fun.

Demikian jurnal dwi mingguan saya, semoga kedepannya saya tetap istiqomah dan saya siap menerima materi untuk modul berikutnya dan bisa saya implementasikan dalam diri dan peserta didik. 

Penulis : Verawati Suma, S.PdI,M.Pd

Salam Guru Penggerak!

Angkatan 10, Pantang Mengeluh!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun