Mohon tunggu...
Verawati Suma
Verawati Suma Mohon Tunggu... Penulis - Author dan Praktisi Pendidikan

Saya seorang Praktisi Pendidikan, senang menulis, menyanyi dan olahraga

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

"Tegas tanpa Anomali"

28 Januari 2024   13:52 Diperbarui: 28 Januari 2024   13:58 217
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: istockphoto (How to Overcome Unconscious Bias)

Kita tidak bisa mengendalikan orang lain, tapi kita bisa memulai toleran dari diri sendiri. Pikiran kita harus bersih dari mereka-reka karena segala sesuatu harus berdasarkan fakta. Ketika mendengar suatu berita maka cek dan ricek itu sangat penting agar buktinya sangat berimbang. Hal ini sangat penting agar tidak terjadi prasangka. Dalam dunia pendidikan ada beberapa jenis bias atau prasangka:

1. Bias Konfirmasi

Ketika ada dua peserta didik kita yang berseteru, kita lebih cenderung percaya kepada siswa yang berprestasi dibandingkan siswa yang dicap bermasalah. hal ini termasuk confirmation bias yaitu kecenderungan seseorang untuk mencari bukti-bukti yang berlawanan. intinya prasangka ini cenderung mencari-cari apa yang kita yakini dan cenderung menolak  informasi yang bertentangan.

2. Bias dalam Kelompok 

Bila di sekolah ada dua organisasi yang saling bermusuhan, maka anggota baru dipandang ikut mewarisi kebencian seniornya, mereka menganggap kwlompoknya yang terbaik sehingga tercipta persepsi bahwa kelompok lain salah, ini bisa berbentuk apa saja, mulai dari kelompok kecil sampai antar sekolah.

3. Mengabaikan Kemungkinan

Mungkin diantara kita ada yang takut naik pesawat, padahal secara statistik, peluang untuk tragedi kecelakaan kendaraan lebih besar dibanding pesawat. Namun kita lebih takut naik pesawat yang terbang diatas ketinggian 35,000 MDPL. Nah itulah yang tidak wajar. Prasangka ini adalah ketidakmampuan dalam memahami dengan tepat akan bahaya dan resiko yang ada.

4. Status Quo Bias

Sebagai pendidik kita pasti memiliki satu cara tertentu dalam mengelola kelas yang kita anggap selalu berhasil , meskipun rekan pendidik lain memberikan cara yang lebih kreatif terkadang kita tidak mau mencobanya karena lebih mau menjalankan sistemnya dibanding mencoba perubahan.

5. Prasangka Negatif

pendidik pasti merasakan bahagia ketika salah satu anak didiknya mendapatkan nilai yang memuaskan, atau kita pernah mendapatkan kesempatan untuk makan enak tetapi ketika perjalanan pulang kita kehujanan, lalu sampai rumah kita mengeluh karena badan basah. ini adalah Negative Bias karena lebih cenderung fokus pada pengalaman yang negatif ketimbang yang positif, Ketika mengalami pengalaman yang baik dan buruk sekaligus kita akan cenderung mengingat musibah yang kita alami.

Dari ulasan diatas, bagaimana cara kita menyikapi? 

Jika ada informasi, kita harus tenang dan jangan terburu-buru menyimpulkan. Sadari faktor-faktor yang membuat pandangan kita salah. Sadari kalau kita juga bisa melakukan kesalahan-kesalahan, dengan begitu kita senantiasa berpikir kritis dan mampu memahami tanpa menghakimi. Lakukan konfirmasi dulu untuk menentukan fakta sesungguhnya.

Yang mesti diingat, apakah kita pernah melakukan salah satu bias tersebut? kira-kira bagaimana agar hal tersebut tidak terulang kembali?

Referensi :

1. Cameron JE (2004) A Three-Factor model of social identity psycologi press,3.239-262

2. Ajzen .I.(1991) The teory of planned behaviour, Organizational Behaviour and Human Decision Processes,50. 179-211

3. Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, Riset dan Teknologi bersama PeaceGen serta ditinjau oleh Aprida Sondang S.Psi,M.Sc

 

    

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun