Mohon tunggu...
Vera Shinta
Vera Shinta Mohon Tunggu... Freelancer - Kompasianer Brebes Community' (KBC)

Menulis adalah pelarian emosi paling sexy

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Rumput Tak Bertuan

30 November 2020   11:12 Diperbarui: 30 November 2020   11:25 93
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Langkahnya perlahan ragu 

Bagai tak ada lagi asa yang terukir 

Menunduk 

Menatap kosong kaki berayun 

Hidupnya tak berarti 

Melangkah dan terus melangkah 

Hingga kakinya lemah 

Terhenti pada ujung gelap 

Lengang 

Matanya mengernyit 

Masih menatap tanah 

Bunga ungu menari pelan 

Di sebelah kakinya 

Hampir terinjak 

Kuntumnya yang kecil tak akan tampak bila tak menghadap 

Batang rapuh dan daun lemah menopangnya 

Orang menganggaonya rumput 

Tak berguna 

Tapi lihatlah seksama 

Dia cantik 

Saat tangkainya berdekatan 

Terlihat makin cantik 

Dia memang hanya rumput tak berharga 

Namun dia tetap punya keindahan yang mempesona 

Begitu juga manusia 

Matanya nanar berbalut air mata 

Pikiran bodohnya terbuang 

Jurang di depan sana tak lagi jadi pilihan 

Langkahnya bergegas cepat 

Berlari 

Kembali merengkuh gemerlap kehidupan 

Walau lemah 

Walau hidupnya bagai rumput tak bertuan 

Vera Shinta KBC-26 

KomBes Brebes Jateng

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun