Liburan masih tersisa, saudara dari Semarang masih berkumpul di rumah. Anak-anak masih asyik bermain bersama di rumah, mau ngajak mereka ke mall atau obyek wisata yang ramai rasanya masih belum siap karena pasti bakalan penuh pengunjung dan sangat beresiko.
Ide terbaik adalah mengajak anak-anak menikmati liburan di sekitar rumah saja, main ke rumah saudara yang kebetulan rumahnya di tengah sawah. Terbayang anak-anak akan senang berlarian di pematang sawah dan menikmati semilir angin yang segar.
Sampai di rumah saudara ternyata sawah-sawah di sekitar situ sudah siap ditanami padi lagi. Proses panjang sejak padi dipanen, menyiangi sawah, membajak tanah dengan kerbau ataupun traktor kecil hingga siap tanam lagi.
Ada beberapa orang yang tengah siap di sawah dengan tumpukan bibit padi yang siap tanam. Minta ijin anak-anak ikut bermain di sawah yang belum akan ditanami, tapi sama pak tani malah suruh ikutan masuk ke sawah bermain lumpur dan membantu belajar menanam padi.
Jadilah anak-anak dengan suka ria masuk ke sawah yang becek penuh lumpur basah. Mereka begitu menikmati suasana baru dibebaskan bermain lumpur yang kotor dan merasakan susah jalan karena kaki terperosok lumpur.
Setelah puas bermain lumpur mereka mendekati pak tani, menanyakan cara menanam padi. Pak tani dengan telaten mengajarkan mereka.
"Menanam padi harus mundur biar padinya gak terinjak lagi," begitu penjelasan pak tani sambil mempraktekkannya.
Anak-anak berebut mengambil bibit padi, diatur jaraknya agar padi yang ditanam rapih berjajar. Mereka senang dan nurut sama ajaran pak tani, hasilnya bagus juga bagi anak-anak yang baru belajar.
Lelah menanam padi satu petak lahan sawah, mereka ingin bermain lumpur lagi tapi sama ibu tani malah diajak membersihkan badan di sungai dekat sawah. Akhirnya anak-anak berlarian di pematang menuju sungai yang airnya dangkal dan aman.
Di sungai mereka mendapat kegembiraan baru, menikmati kubangan kecil untuk berenang dan saling mencipratkan air merasakan indahnya masa kecil. Sambil membersihkan lumpur dari tubuh dan pakaian mereka, keceriaan itu tergambar jelas dari tawa canda yang membahana.
Cukup puas main di sungai akhirnya mereka harus rela menyudahinya karena tangan dan kaki mereka sudah mulai dingin berkerut. Membilas badan dirumah saudara dengan air bersih, ganti pakaian dan makan dengan lahap.
Akhirnya mereka harus pulang, tidak ada yang mengeluh gatal ataupun pusing karena mereka bahagia. Malah mereka ingin suatu hari kalau kumpul liburan lagi minta kembali bermain di sawah dan sungai.
Menikmati liburan tidak harus jauh dan mahal, keceriaan bisa diperoleh dari hal sederhana disekitar rumah kita. Bayangkan kalau di kota untuk bermain di sawah pasti harus keluar uang, sedangkan di desa semuanya gratis. Tidak lupa anak-anak mengucapkan terima kasih pada pak tani dan bu tani.
Vera Shinta KBC-26
KomBes Brebes Jateng
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H