Pagi hari sudah antar anak ke Purwokerto karena ada kegiatan Palang Merah Remaja (PMR), dari rumah belum sempat sarapan. Satu jam perjalanan di pagi yang mendung bikin perut melilit menuntut haknya untuk di isi.
Karena tidak begitu hafal tempat makan di Daerah Kober, Purwokerto Barat jadinya jalan pelan sambil tengak tengok. Mata tertuju pada tulisan soto Betawi Bu Nok, berharap bisa menikmati segar dan gurihnya seperti rada yang asli karena beberapa kali makan soto Betawi daerah luar rasanya beda banget.
Warung gerobak yang berada tepat di depan Kantor Kelurahan Kober, Kecamatan Purwokerto Barat, Banyumas ini memanfaatkan teras rumah kosong. Bangku panjang dan meja tersedia bagi yang ingin makan disitu, cocok pagi dingin makan soto panas ditempatnya.
Pesan satu porsi soto dan nasi dengan minuman teh panas tawar. Soto terhidang dengan aroma menggoda, irisan tomat, kentang, daun bawang dan dagingnya banyak tergenang dalam balutan kuah santan gurih. Tinggal tambahin sambal dan perasan jeruk nipis sedikit menambah kesegaran rasanya.
Lezat sekali, persis sama dengan rasa soto langganan saya waktu masih tinggal di Sukmajaya Depok. Dulu hampir seminggu sekali main ke Pasar Agung (sekarang ITC) hanya untuk menikmati Soto Betawi.Â
Satu porsi soto seharga 12 ribu tanpa nasi, 15 ribu dengan nasi dan 10 ribu pakai lontong untuk acara arisan atau pengajian. Harga yang cocok untuk rada yang super nikmat ini.
Bu Nok sudah berjualan soto Betawi sekitar 20 tahunan, dulu disekitaran Glodok. Baru 5 tahun ini pindah ke Purwokerto mengikuti suaminya yang asli sini. Tadinya ada satu lagi lapak di daerah Pasar Wage tapi sudah tidak dilanjutkan karena biaya bulanannya besar.
Dulu waktu jualan di daerah Pasar Wage Purwokerto dia tiap bulan harus bayar 300 ribu ke Security, 300 ribu ke tukang parkir, 100 ribu nitip gerobak.Â
Belum lagi yang hariannya tiga ribu sampah, dua ribu karcis dan sepuluh ribu untuk orang yang mendorong gerobak dari tempat penitipan sampai lapak pulang pergi.