Mohon tunggu...
Vera Shinta
Vera Shinta Mohon Tunggu... Freelancer - Kompasianer Brebes Community' (KBC)

Menulis adalah pelarian emosi paling sexy

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Kursi Panas

9 September 2020   16:41 Diperbarui: 9 September 2020   16:55 83
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ruangan dingin
Kursi empuk
Rekening gemuk
Kunjungan kerja sana sini
Datang boleh, tidakpun tak apa
Sungguh indah di sini

Ingatkah saat berpanas-panas
Mengumpulkan masa
Mulut hingga berbusa
Menjanjikan harapan indah
Membeli suara
Berbagai cara menyebar rupiah demi suara-suara tak berdosa

Saat jabatan telah teraih
Ingatkah wajah-wajah perih
Yang hanya mampu merintih
Menatapmu tak lagi bisa
Apalagi merasakan rupiahmu
Tak ada lagi

Kursi empuk
Kursi panas
Tidakkah kau ingat siapa yang membuatmu bisa duduk di sini
Dan kini
Saat mereka teriak meminta haknya
Kau diam
Hanya kepulan asap dan riuhnya obrolan sesama kaum
Tak pedulikan peluh kaum lemah
Yang telah membuatmu kuat

Kau duduk di kursi panas
Masih di dunia
Tak ingatkah kursi panasmu kelak di keabadian
Kursi api yang akan kau duduki
Tanpa bisa membeli suara untuk memindahkan tempatmu

KBC-26 Vera Shinta

KomBes Brebes Jateng

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun