Mohon tunggu...
Vera Shinta
Vera Shinta Mohon Tunggu... Freelancer - Kompasianer Brebes Community' (KBC)

Menulis adalah pelarian emosi paling sexy

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Guru Honorer Terdampak Covid-19 Berusaha Bertahan dengan Berbagai Usaha Karena Tidak Dapat Bantuan

7 Juni 2020   17:46 Diperbarui: 7 Juni 2020   17:41 85
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Masih terngiang jelas saat pertengahan Maret virus corona mulai menyerang Indonesia, semua kegiatan mendadak terhenti paksa. Dari bidang pendidikan hingga para pedagang pasaran semua terkena dampak Covid-19.

Ternyata pandemi tidak segera terhenti hingga akhirnya makin banyak para pejuang pencari nafkah yang harus tetap bertahan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-jari. Bantuan pemerintah baik dari BLT DD, kemensos, bantuan provinsi dan kabupaten ternyata tidak menyentuh para guru honorer.

Dilingkungan desa sosok seorang guru adalah profesi yang hebat dan keren, tidak peduli sudah ASN maupun masih honorer dianggapnya hidup makmur karena sudah dapat gaji bulanan dan sertifikasi. 

Mereka tidak tahu atau tidak mau tahu kalau guru honorer hanya mendapat honor yang tidak seberapa dan jauh dari gaji serta sertifikasi para guru berstatus PNS.

Saat kehidupan normal seorang guru honorer banyak yang dapat uang tambahan dengan mengisi ekstra kurikuler ataupun jam tambahan, tapi setelah covid-19 maka kegiatan mereka mencari penghasilan tambahan dari sekolah terhenti. 

emua harus dirumah saja tak bisa berbuat apapun, honor hanya diterima apa adanya bahkan tidak terima honor karena untuk menutup hutang di koperasi untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.

Baik guru laki-laki ataupun perempuan sama saja mereka membutuhkan uang untuk memenuhi hidupnya. Sejak awal pandemi sudah terlihat beberapa teman saya sesama guru honorer yang buka usaha untuk menambah uang belanja.

Ada yang buka service resleting tas, bikin kue kering lebaran, buka pesanan kue ulang tahun, jual roti keliling ke warung-warung, ikut nebeng jualan frozen food dan ada juga yang palu gada alias apa yang lu mau gua ada.. usaha ini banyak yang tidak perlu modal banyak karena mengandalkan pembayaran dulu sebelum barang diberikan.

Saya juga salah satu guru honorer yang akhirnya jadi kreatif karena kepepet, saya tawarkan jasa titip alias jastip bagi orang yang ingin membeli barang tapi malas pergi sendiri. Biasanya saya beli makanan ataupun barang lalu saya jadikan status di WA ataupun FB nanti ada kawan yang menginginkan.

Saya tidak ambil untung dari barang yang dibeli karena harganya sudah pada tahu, jadi saya ambilnya jasa nganterin aja sekitar lima ribu hingga lima belas ribu tergantung jauh dekat tempat beli dan antarnya. Kegiatan ini menyenangkan juga karena bisa komunikasi dengan banyak orang yang memesan jasa membeli sesuatu.

Begitulah beberapa contoh usaha para guru honorer dalam mempertahankan hidupnya, perlu diketahui guru honorer negeri tidak mendapat sertifikasi seperti guru honorer swasta jadi hanya mendapat honor bulanan yang nilainya jauh dari gaji para guru PNS. Semoga pemerintah tergerak memperhatikan guru honorer negeri dan ada kebijakan dalam pemberian bantuan.

KBC-26 Brebes Jateng

Vera Shinta

Dok.KomBes
Dok.KomBes

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun