Sore ini iseng jalan keluar rumah melewati jalur bawah fly over (FO) Kretek, berada di Kecamatan Paguyangan Kabupaten Brebes. Biasanya saya hanya beli takjil atau makanan lain untuk buka di desa sendiri sekitar rumah.
Kali ini coba ke desa sebelah, sejak FO ini berdiri dibawahnya menjadi pusat kuliner setiap ramadan. Tempat ini memang strategis untuk para pedagang karena tidak dilewati kendaraan besar.
Ternyata wabah kali ini tidak merubah gambaran FO saat ramadan, keramaian tetap terlihat. Para bedagang berjejer memenuhi pinggiran taman bawah FO yang berada di sebelah rel kereta api dan pasar Grengseng.
Ada penjual sate ayam, pentol, kolak, biji salak, es buah, siomay, lauk pauk, ayam goreng, gorengan, cilok dan masih banyak aneka jajanan yang dijajakan. Para pembelipun tidak ubahnya saat keadaan normal, tetap banyak dan mengantri menunggu pesanannya.
Walau Kabupaten Brebes sudah zona merah, terutama Brebes bagian selatan namun keadaan masyarakat terhadap lingkungan tidak berubah. Seolah tak ada wabah yang tengah menyerang Indonesia, mereka masih banyak juga yang tidak menggunakan masker dan saling berhimpitan dengan pembelu yang lain.
Keadaan ini antara menyenangkan dan memprihatinkan. Senang melihat perekonomian pedagang masih lancar, dagangan mereka laris karena sedikit persaingan. Namun juga prihatin karena masih banyak yang tidak menyadari untuk menjaga jarak dan tidak peduli adanya pandemi.
Bagaimanapun keadaan saat ini memang kita masih harus terap semangat menjalani kehidupan, tidak panik menghadapi pandemi. Namun juga jangan lupakan protokol kesehatan untuk diri sendiri dan orang lain. Gunakan masker, jaga jarak dan cuci tangan menggunakan sabun jangan sampai dilupakan.
KBC-26 Brebes Jateng
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H