Siapa yang tidak rindu datang ke masjid?
Pandemi membuat langkah kita beribadah di masjid dibatasi, sebagai salah satu usaha memutus penyebaran virus corona. Kalaupun ada yang melaksanakan sholat berjamaah itupun tidak terlihat seperti biasnya.
Yang sholat berjamaah di masjid wajib pakai masker, bawa sajadah sendiri sebagai alas dan harus langsung di cuci tiap kali pakai, yang berjamaah juga tidak sebanyak biasanya. Bahkan sholat jumat dan sholat tarawih kebanyakan sudah tidak dilaksanakan di masjid.
Apalagi saat ramadan seperti sekarang ini, kerinduan meramaikan masjid makin membuncah. Kebiasaan yang telah dijalani sejak dulu kala kini pupus untuk sementara.
Biasanya setiap hari selama ramadan masjid tak pernah sepi. Selalu ada yang orang-orang yang sengaja melantunkan kalam-kalam Illahi dengan khusyu, dari pagi hingga pagi lagi selalu ada bergantian yang menghiasi ketenangan masjid.
Banyak orang berbondong-bondong membawa aneka macam makanan untuk dihidangkan di masjid, diperuntukkan bagi siapa saja yang hadir. Baik warga sekitar maupun para musafir, semua bisa menikmati takjil dan makan besar di masjid. Suasana keakraban yang sangat dirindukan.
Hingga malam selepas sholat tarawihpum masjid masih ramai, ada yang bertadarus dan ada pula yang berdzikir hingga waktu sahur menjelang. Bahkan untuk menu sahur juga tersedia dari keikhlasan hamba-hamba Alloh bersedekah memberikan makanan dan minuman enak untuk disajikan.
Masjidku, aku rindu.
Suasana bazar di sekitar masjid juga makin menghidupkan, para pedagang kecil dan pedagang dadakan berjualan 24 jam. Melayani para musafir yang kebanyakan pemudik yang singgah di masjid-masjid. Perekonomian selama ramadan terasa makin berkah rezekinya, semua bergembira, semua berbagi.