Mohon tunggu...
Vera Shinta
Vera Shinta Mohon Tunggu... Freelancer - Kompasianer Brebes Community' (KBC)

Menulis adalah pelarian emosi paling sexy

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Bantuan yang Jadi Harapan

19 April 2020   14:15 Diperbarui: 19 April 2020   16:09 78
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebulan sudah sejak pemerintah mengabarkan adanya wabah telah masuk ke Indonesia, namun hingga kini belum juga ada titik terang pandemi akan pergi secepatnya. Justru kini makin mencekam dan memperketat isolasi diri. 

Masyarakat makin resah karena menipisnya pundi-pundi rupiah untuk kebutuhan sehari-hari sedangkan pekerjaan tak lagi bisa diandalkan. Hanya mengandalkan tabungan dan harapan mendapat bantuan karena masuk dampak Covid-19.

Kebijakan Presiden yang telah didengar rakyat membuat suasana di lapangan malah memanas. Masyarakat tak henti saling berbincang menanyakan kapan bantuan akan cair, siapa saja yang dapat, mengapa bantuan lambat dan sebagainya. Begitulah keadaan rakyat Indonesia, di sini baru berucap maunya besok sudah bisa di kecap padahal semua itu bukan sulap.

Seperti yang pernah diungkapkan Hj. Nur Nadlifah, S. Ag. MM anggota Komisi IX DPR RI Dapil IX Jateng bahwa terkait sejumlah wilayah di Indonesia berencana melakukan karantina, pihaknya meminta penyaluran logistik tidak boleh terhambat, apalagi kalau bahan pokok dan obat-obatan. 

"Bayangkan kalau stok bahan pokok ini terlambat, maka masyarakat akan teriak dan jadi masalah untuk pemerintah," tegasnya.

Coba saja datang ke gerombolan pembeli tukang sayur keliling, di posko peduli covid atau ke pasar-pasar. Pasti sekarang yang jadi viral perbincangan BLT, mereka banyak yang tidak mau bagaimana prosesnya yang penting ingin segera melihat bukti bantuan itu hadir.

Semua mengharap dapat BLT, dari para perantau yang tidak mudik, para pengangguran karena PHK atau malas kerja, semua ingin di bantu untuk mencukupi kebutuhannya. Bahkan ketua RTpun Ikut terkena omelan warga yang menganggapnya lambat mendata, lambat mengucurkan dana. 

Mereka tidak mau tahu bagaimana pusingnya pemerintahan desa harus membuat anggaran baru yang pasti membuat perubahan anggaran sebelumnya. 

Ada juga warga yang mengeluhkan bantuan justru akan makin meresahkan, menjadi kecemburuan sosial. Karena saat seperti ini semua merasakan dampak Covid-19.

Kini rakyat hanya bisa berharap, bantuan itu akan segera cair dan tepat sasaran. Bila perlu di bagi rata karena corona tak mengenal kaya miskin, tak peduli di desa maupun kota. Kita tunggu saja pemerintahan desa bekerja sesuai aturan, semoga bisa berjalan lancar hingga terwujud membantu perekonomian warganya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun