Perintah untuk belajar di rumah menjadi salah satu bentuk social distancing di tengah pandemi COVID-19. Dari tingkat PAUD sampai perguruan tinggi semua menerapkan kegiatan ini dengan berbagai cara dan model pembelajaran.
Kalau tingkat perguruan tinggi dengan sistem daring, teleconferse bisa dilakukan dan penugasan setiap hari juga bisa berjalan lancar. Namun untuk tingkat SMA ke bawah pastinya disesuaikan dengan daerah dan kondisi siswa.
Sekolah di kota dengan desa apalagi pelosok harusnya disesuaikan, karena pembelajaran jarak jauh tidak semua bisa diterapkan karena fasilitas tidak semua mendukung. Kalau di kota bisa saja dengan daring atau cara lain yang memanfaatkan kemajuan tehnologi. Sedangkan di desa tidak semua siswa punya Handphone apalagi laptop, jadi susah juga memberikan tugas secara online.
Di sini guru punya PR untuk kreatif dalam memberikan kegiatan belajar di rumah, berupa tugas yang sekiranya bisa diterima semua siswa dan bermanfaat. Tidak asal memberikan tugas mengerjakan soal-soal dari buku pendamping dari halaman pertama hingga terakhir atau tugas lainnya yang memberatkan.
Sekarang TVRI punya jadwal belajar untuk anak sekolah, namun tetap saja terkendala oleh keadaan. Tidak semua orang bisa mengakses canel TVRI, tidak bisa pula membuka ulang dari youtube. Tapi ada saja guru yang mengharuskan siswa mengirimkan tugas haruan dari TVRI melalui whatsapp group.
Apalagi bila tugas itu diterapkan pada anak Sekolah Dasar tingkat bawah, dimana yang terlibat langsung adalah wali murid. Guru hanya menagih tugas-tugas itu, padahal tidak semua wali murid sempat mengikuti pembelajaran tersebut. Apalagi bila guru dan wali murid lain tidak mau berbagi soal-soal yang ada di pembelajaran tersebut, lalu darimana wali murid lain mengetahui pertanyaan yang dimaksud.
Pemberian tugas yang berlebihan seperti ini justru makin memberatkan orang tua, padahal kegiatan mereka tiap hari tidak hanya untuk menyimak pembelajaran di televisi. Selain itu siswa juga akhirnya mengalami kejenuhan makin berat, di usia masih taraf kelas 1 dan 2 sekolah dasar layaknya masih dengan tugas-tugas ringan sebagai pembiasaan, bukan tugas belajar berat yang membuat tegang urat.
Semoga para pendidik, orang tua dan siswa semua saling memahami kondisi saat ini, jangan tambah ketegangan karena pandemi dengan tugas yang ngegas tidak melihat rambu-rambu keselamatan jiwa. Mari bijak bersikap.
KBC-26 Brebes Jateng
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H