Mohon tunggu...
Vera Shinta
Vera Shinta Mohon Tunggu... Freelancer - Kompasianer Brebes Community' (KBC)

Menulis adalah pelarian emosi paling sexy

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Fatayat Ranting Winduaji Bagikan Ratusan Masker Gratis

12 April 2020   22:55 Diperbarui: 13 April 2020   07:29 202
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Paguyangan (12/4) Fatayat ranting Desa Winduaji, Kecamatan Paguyangan Kabupaten Brebes bergerak bersama turun lapangan untuk membagikan masker. Kegiatan ini sementara dikhususkan bagi warga kadus 3 yaitu Karang Sempu, Soka dan Kedung Wungu. 

Kegiatan kali ini tidak hanya bagi masker tapi juga mengambil sampah dilingkungan kadus 3, Fatayat ranting winduaji merangkul kepala desa Winduaji, polsek paguyangan, koramil, kecamatan, dishub dan puskesmas Winduaji. Kegiatan ini mengangkat tema "Fatayat clean up day dan peduli COVID-19".

Ketua fatayat PAC Paguyangan, Asma Fauziyah memuji gerakan fatayat Winduaji dan target yang di kasih masker mempengaruhi ke bawah. Dia juga senang melihat keramahan warga Winduaji selama ikut berkeliling.

Clean up | poto evi
Clean up | poto evi

Dengan menggunakan mobil siaga pinjaman dari pemdes Winduaji, juga menyewa truk buat mengangkut sampah dari kas Fatayat. Masker juga diperoleh dengan harga spesial dari rekan konveksi Relasi Multimedia dari hasil anggota fatayat juga. 

Acara yang dimulai dari pukul 08.00 WIB ini diikuti 20 anggota fatayat Winduaji, keikutsertaan dibatasi mengingat keadaan memang tidak boleh berkumpul terlalu banyak orang. Sebelum ke dusun 3 atas arahan aparat mereka membagikan masker dulu di jalan raya, untuk para penumpang dan pemakai kendaraan yang lewat setelah itu baru berjalan keliling di dusun 3.

Evi Putu Tama Ketua Fatayat ranting Winduaji menyampaikan acara ini karena anggota tergerak melihat warga dusun 3 masih banyak yang tidak peduli menggunakan masker, hal ini karena perekonomian mereka juga di zona merah di bawah rata-rata.

"Kami melakukan kegiatan ini murni dari iuran anggota demi keselamatan saudara kami semua di lingkungan terdekat semoga bermanfaat," jelasnya.

Dok.Evi
Dok.Evi

Sekitar 420 masker bisa dibagikan namun kendalanya memang belum bisa memenuhi kebutuhan sesuai jumlah warga yang ada di dusun 3, apalagi sebelumnya masker itu sudah dibagikan di jalan raya. Akhirnya banyak warga yang kecewa dan bahkan marah, walau hal ini seharusnya tidak sampai terjadi. 

Bukankah anggota Fatayat sifatnya hanya membantu semampunya? Bukankah kebutuhan rakyat saat kondisi darurat seperti ini menjadi tanggung jawab pemerintah? 

Coba tengoklah kebawah apa yang terjadi pada rakyat miskin di tengah pandemi ini.

Salah seorang warga yang tidak mau disebut namanya mengatakan keberatan kalau harus beli masker harganya 8 ribu rupiah mending buat beli beras anak-anaknya.

"Pemerintah cuma nyuruh pakai masker saja, kita yang buruh lepas harian gak ada kerjaan uang pas-pasan mana ada uang untuk beli masker," ungkap warga tersebut sedikit emosi.

Inilah wajah asli rakyat Indonesia, masih banyak yang butuh ukuran dana. Bahkan bila melihat kondisi seperti ini sungguh sangat memprihatinkan, mereka tidak bisa membedakan mana pemberian ikhlas karena peduli dan mana yang harus bertanggung jawab atas keadaan ini.

Hj. Nur Nadlifah anggota komisi IX DPR RI Fraksi PKB Dapil IX Jateng pernah mengatakan juga bahwa terkait sejumlah wilayah di Indonesia berencana melakukan karantina, pihaknya meminta penyaluran logistik tidak boleh terhambat, apalagi kalau bahan pokok dan obat-obatan. 

"Bayangkan kalau stok bahan pokok ini terlambat, maka masyarakat akan teriak dan jadi masalah untuk pemerintah," jelasnya.

Semoga Hj. Nur nadlifah tidak hanya membagikan bantuan di pinggiran jalan dan pasar saja tapi juga lebih mengena berikan pada ranting agar dikelola, karena fatayat ranting akan lebih tahu kemana penyaluran bantuan yang lebih tepat karena lebih mengenal keadaan ekonominya.

Masker Fatayat | dok.Evi
Masker Fatayat | dok.Evi

Warga sampai bisa marah tidak kebagian masker kan sangat lucu, gimana coba kalau yang dibagikan sembako? Bisa makin kacau sepertinya, padahal itu bantuan tidak minta dari pihak pemerintahan tapi murni dari rakyat untuk rakyat.

Ayolah pemerintah dari pusat hingga desa, lihat apa yang dibutuhkan rakyat saat pandemi ini. Jangan hanya menghitung anggaran COVID-19 tapi nyatanya dana darurat bencana itu tidak membantu kebutuhan selama masa karantina ini. Untuk apa posko dibanyakin kalau rakyat masih meraung tak bisa makan.

Semoga kegiatan swadaya ini menggerakkan hati banyak pihak untuk ikut turun memberikan kebutuhan warga.

KBC-26 Brebes Jateng

Dok.KomBes
Dok.KomBes

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun