Mohon tunggu...
Vera Shinta
Vera Shinta Mohon Tunggu... Freelancer - Kompasianer Brebes Community' (KBC)

Menulis adalah pelarian emosi paling sexy

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Salam Hormat Pejuang Medis

19 Maret 2020   18:28 Diperbarui: 19 Maret 2020   18:33 179
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Masih mengenai corona yang kian meneror kenyamanan hidup manusia, sebagian orang sudah bisa melakukan social distancing dengan tertib. Selama 14 hari kedepan berusaha mengurangi ruang gerak keluar rumah, semua demi kebaikan semua. Dengan memutus menyebarnya COVID-19 maka membantu usaha dalam meredakan virus ini.

Sebagian perkantoran sudah menerapkan pada pegawainya untuk bekerja dari rumah selama 14 hari, hal ini upaya menjauhkan diri dari kerumunan. Namun masih banyak pegawai ataupun karyawan yang tidak bisa mengikuti himbauan pemerintah, bukan karena mereka tak mau menurut tapi karena tuntutan tanggung jawab yang menyebabkan meteka harus tetap bekerja.

Suasana tempat jaga rawat inap (Dok.Wiji banu)
Suasana tempat jaga rawat inap (Dok.Wiji banu)
Seperti karyawan supermarket, pekerja di rumah sakit, pedagang di pasar dan sebaginya banyak yang tidak bisa mengikuti anjuran social distacing apalagi lockdown. Mereka harus memenuhi panggilan tugas demi kebutuhan manusia. Mereka rela berjuang meninggalkan keluarganya dan tetap bekerja sesuai waktunya.

Salah satu petugas rumah sakit yang masih bekerja adalah sepupu saya, dia bekerja di bagian administrasi rawat inap. Setiap hari jarus berangkat kerja sesuai jadwalnya, diruangan tersebut ada 4 karyawan yang bekerja bergantian. Pada keadaan seperti ini makin banyak orang yang sakit dan dirawat, maka dari itu tidak mungkin bagian ini bisa ijin ambil cuti atau tinggal dirumah seperti anjuran pemerintah 

Masuk rumah sakit dicek suhu tubuhnya (Dok. Wiji banu)
Masuk rumah sakit dicek suhu tubuhnya (Dok. Wiji banu)
Kami tetap bekerja untuk kalian, kalian tetap dirumah untuk kami. Slogan ini dihembuskan oleh para pekerja medis, dengan maksud mereka rela tetap bekerja di rumah sakit atau tempat kesehatan demi orang-orang yang membutuhkan tenaga mereka jadi kita yang sehat harus nurut mengikuti anjuran social distacing dengan tetap tinggal dirumah demi menjaga kesehatan agar tugas mereka yang berat ini segera berakhir. 

Dengan kita menjaga jarak dan menjauhi keramaian maka mengurangi resiko terkena wabah ini, hal inilah yang diharapkam sehingga penyebaran virus corona terputus. Maka hargailah perjuangan para petugas medis ini dengan mengikuti aturan untuk tetap membatasi ruang gerak.

Kembali pada para petugas administrasi rumah sakit, tugas mereka yang berjaga didekat bangsal rawat inap tentu saja beresiko juga terkena paoaran virus. Mereka harus menjaga imunitas diri agar selalu sehat. 

Di rumah sakit tersebut juga sudah sangat ketat aturannya, tidak boleh ada yang menjenguk kecuali penjaga pasien satu orang. Bagi yang mau masuk ke rumah sakit sudah dihadapkan dengan petugas keamanan untuk mengecek suhu mereka, apabila suhu diatas 38v maka akan langsung diadakan pemeriksaan lebih lanjut.

Sebelum masuk rumah sakit harus cuci tangan (Dok. Wiji banu)
Sebelum masuk rumah sakit harus cuci tangan (Dok. Wiji banu)
Setelah melewati petugas dan dianggap aman suhu tubuhnya maka mereka harus cuci tangan dulu menggunakan hand sanitizer yang telah disediakan. Bahkan untuk karyawan dan petugas rumah sakit setiap masuk diberi masker dan wajib pula cuci tangan. Pemberlakuan sistem ini sangat baik untuk menjaga lingkungan rumah sakit agar tidak terpapar virus corona.

Bagi petugas medis ini harus rela meninggalkan rumah setiap waktu dan membawa resiko terpapar virus, tapi tekad dan niat baik mereka dengan tanggung jawabnya pengabdian pada masyarakat membuat mereka tetap semangat bekerja. 

Keikhlasan mereka menjalankan pekerjaan ini patut diacungi jempol, walau mereka punya anak yang harus ditinggalkan dirumah dan keluarga yang selalu waswas tapi mereka tetap tersenyum melayani pasien yang ada. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun