Mohon tunggu...
Vera Shinta
Vera Shinta Mohon Tunggu... Freelancer - Kompasianer Brebes Community' (KBC)

Menulis adalah pelarian emosi paling sexy

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Perempuan Tangguh Pedagang Sayur Keliling

15 Maret 2020   08:26 Diperbarui: 15 Maret 2020   08:31 1157
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pagi hari jadwalnya para ibu duduk santai di teras rumah, bukan karena tidak ada pekerjaan tapi lagi nungguin tukang sayur lewat. Mau ke pasar tiap hari tidak mungkin juga, jadi keseharian mengandalkan para pedagang sayur keliling untuk membeli kebutuhan masakan.

Pada umumnya pedagang sayur keliling itu laki-laki, apalagi yang bawa gerobak ataupun motor. Tapi zaman sekarang sudah terlihat beberapa perempuan juga berani bawa motor membawa dagangan sayur dan sebangsanya.

Gerobak kayu yang sudah dimodifikasi sedemikian rupa, nempel diboncengan motor. Bertumpuk jenis sayuran, bumbu, lauk, jajanan dan lainnya. Bumbu dan sebagainya sudah dikemas dalam bungkus plastik sehingga mudah dipilih sesuai kebutuhan.

Dok. Pribadi
Dok. Pribadi
Nurlaeli, salah satu pedagang sayur keliling berasal dari Desa Kedungbanteng Kecamatan Paguyangan Kabupaten Brebes, tiap pagi selepas subuh membawa gerobak motornya ke Pasar Grengseng. Pasar terdekat yang cukup lengkap, di situlah dia kulakan (membeli bermacam kebutuhan) untuk dijajakan keliling.

Dulu Nurlaeli jualan sayur mayur di rumah, belum lama ini dia mencoba berjualan keliling dan ternyata lebih menghasilkan karena hampir tiap hari dagangannya habis. Beda kalau hanya dirumaj, yang beli hanya tetangga sekitar dan tidak selalu habis. Kalaupun ada dagangan kelilingnya yang tidak habis bisa dijual juga diwarungnya.

Nurlaeli yang ramah dan murah senyum sudah punya banyak pelanggan, biasanya setelah dari pasar dia langsung mangkal di depan Balai Desa Paguyangan. Bila sekiranya para pelanggannya sudah belanja barulah dia keliling dan berhenti tiap ada pembeli. Kadang dia berhenti di salah satu rumah warga dan tetangga kanan kiri diaitu datang juga ikut berbelanja.

Usaha dagang Nurlaeli ini sangat efektif, dengan sistem jemput bola maka rejekinya pun terus mengalir dan makin banyak kenalan sepanjang jalan yang dilaluinya berdagang.

KBC-26

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun