Mohon tunggu...
Vera Shinta
Vera Shinta Mohon Tunggu... Freelancer - Kompasianer Brebes Community' (KBC)

Menulis adalah pelarian emosi paling sexy

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Semangat Menulis Berkat Dorongan Kawan-kawan Kompasianer Brebes

8 Maret 2020   18:41 Diperbarui: 8 Maret 2020   19:14 45
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pernah gak kehilangan semangat menulis? Saya sering. Seperti hari inipun virus malas menjangkiti otak dan tangan sehingga seharian belum ada artikel yang ditulis. Sebenarnya ada beberapa hal yang bisa dijadikan tulisan hari ini, tapi malas itu sangat kejam merajam semangat.

Disela kegiatan hari ini sesekali menyempatkan membuka whatsapp grup (wag) yang berisi kawan-kawan wilayah Kabupaten Brebes yang memiliki akun kompasiana.

Di grup ini kami saling berbagi artikel yang telah dibuat, berbagu tips, memberi motivasi untuk terus menulis, sekedar bercanda menghangatkan suasana dan sering terjadi obrolan sok akrab padahal belum pernah saling bertemu. Obrolan yang mengalir menjadikan grup ini selalu hidup dan hangat, sehangat kopi aceh rebusnya mas khairul salah satu kompasianer (nama satu ini juga belum pernah bertemu).

Semangat pak haji Ulum yang selalu mengabsen artikel yang masuk dan mencolek nama-nama yang belum setor tulisan juga menjadi pemacu untuk selalu menulis menulis menulis. 

Beliau dedengkotnya di kompasiana, sudah dilevel penjelajah dan artikelnya sudah ribuan. Ampun deh kalau suruh mengejar ratingnya beliau, bisa botak nih kepala mikir mau bikin tulisan apa tiap harinya. Sosok yang penter tapi tidak minteri, sehingga kami para pemula justru tertantang dan semangat untuk terus belajar dan belajar menulis. Apapun bisa jadi tulisan kalau kita mau.

Mas Azam alias Aziz Aminudin sebagai pendiri WAG ini juga selalu hadir dalam obrolan walau masih agak canggung juga kalau ngobrol di grup dengan beliau, gak tau juga sih kalau ketemu langsung mungkin asyik-asyik saja. 

Soalnya memang kami orang Brebes sudah terkenal gampang akrab sama siapa saja, dengan dialek dan karakter daerah yang tidak sehalus jawa Solo dan Jogja menjadikan kami lebih cepat akrab. Obrolan halus hingga kasar ataupun sedikit vulgar sudah biasa terlempar di grup, bukan sebuah hal yang tabu tapi hanya bumbu pemikat rindu (ciaahaaaayyy).

Seperti saat ini dikala mentari sudah sembunyi digelapnya hari saya jadi menyempatkan diri menulis, karena rindu melihat daftar absen artikel tidak boleh tertulis nol. Gak seru lah dari kemarin sudah bisa 4 artikel sehari dan banyak yang jadi pilihan kenapa hari ini mengalami kemunduran? Bukan saya banget kalau tiba-tiba melemah dan menyerah. 

Artikel saya kali ini memang terjangkit dari virus semangat kawan-kawan di WAG khusus kompasianer Brebes. Apalagi kami saling mendukung dengan memberikan vote dan komentar apabila ada artikel yang muncul, itu sangat berpengaruh pada rasa saling berbagi diantara kami. 

Tidak memandang mana junior dan mana yang sudah sangat senior, semua merasa sama-sama harus semanngat menulis untuk menghidupkan literasi di Brebes. Terima kasih kawanku semua yang ada di WAG, maaf tidak bisa menyebutkan satu persatu sebagai contoh penyemangat. Yang pasti kalian semua sangat berarti.... Eheeemmmm

KBC-26 Kompasianer Brebes

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun