Kicau merdu bersautan dalam sangkar berjejer menggantung diteras rumah mewah. Pagi yang cerah membuncahkan nyanyian rindu dari paruh-paruh indah. Lenggak lenggok bak penari, loncat kesana, loncat kemari. Didalam sangkar disebuah rumah.
Murai batu, kacer, kenari, love bird nama-nama indah dan mahal. Saling beradu memperebutkan pesona kemerduan. Namun dalam lincah tingkahnya dan riang kicaunya, ada rindu kebebasan. Ingin lepas dan terbang bebas.
Jangan lagi kurung kami, biarkan alam menjadi kekasih yang akan menyayangi. Biarkan kicau kami seperti gereja dan emprit yang lepas bebas dengan tariannya. Meloncat dari satu dahan kedahal lain. Mencari makan dari alam yang melimpah adanya.
Biarkan aku bebas, membentangkan sayap dialam luas. Menyanyikan kicauan kasih untuk semua umat. Melestarikan alam keabadian pada bumi yang semakin tua. Tidak disini, didalam sangkar sempit yang mengurung kebebasan.Â
Tonjong
2 Maret 2020
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H