Mohon tunggu...
Vera Shinta
Vera Shinta Mohon Tunggu... Freelancer - Kompasianer Brebes Community' (KBC)

Menulis adalah pelarian emosi paling sexy

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Biarkan Aku Bebas

2 Maret 2020   08:06 Diperbarui: 2 Maret 2020   08:04 214
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kicau merdu bersautan dalam sangkar berjejer menggantung diteras rumah mewah. Pagi yang cerah membuncahkan nyanyian rindu dari paruh-paruh indah. Lenggak lenggok bak penari, loncat kesana, loncat kemari. Didalam sangkar disebuah rumah.

Murai batu, kacer, kenari, love bird nama-nama indah dan mahal. Saling beradu memperebutkan pesona kemerduan. Namun dalam lincah tingkahnya dan riang kicaunya, ada rindu kebebasan. Ingin lepas dan terbang bebas.

Jangan lagi kurung kami, biarkan alam menjadi kekasih yang akan menyayangi. Biarkan kicau kami seperti gereja dan emprit yang lepas bebas dengan tariannya. Meloncat dari satu dahan kedahal lain. Mencari makan dari alam yang melimpah adanya.

Biarkan aku bebas, membentangkan sayap dialam luas. Menyanyikan kicauan kasih untuk semua umat. Melestarikan alam keabadian pada bumi yang semakin tua. Tidak disini, didalam sangkar sempit yang mengurung kebebasan. 

Tonjong

2 Maret 2020

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun