pendidikan Islam.
     Di era digital saat ini, sekolah-sekolah menghadapi tantangan besar untuk tetap relevan dan berdaya saing. Hal ini terutama berlaku bagi sekolah berbasis Islam yang tidak hanya ingin mengikuti perkembangan teknologi, tetapi juga tetap berpegang teguh pada nilai-nilai Al-Quran. Maka dari itu, diperlukan manajemen strategik yang cerdas untuk memadukan keduanya agar sekolah dapat mengoptimalkan teknologi tanpa mengorbankan identitasnya sebagai lembagaApa itu Manajemen Strategik di Sekolah dengan Program Unggulan Al-Quran?
Manajemen strategik adalah proses merancang dan menjalankan rencana-rencana jangka panjang agar sekolah mencapai visi dan misinya. Di sekolah dengan program unggulan Al-Quran, ini berarti merumuskan langkah-langkah yang memungkinkan integrasi antara nilai-nilai Islam dengan perkembangan teknologi. Bryson (2011) menyebutkan bahwa manajemen strategik membantu organisasi memanfaatkan sumber daya yang ada dengan lebih efisien. Dalam konteks ini, sumber daya yang dimaksud adalah teknologi, guru, dan pendekatan pengajaran yang mendalam.
Bagaimana Teknologi Mendukung Pendidikan?
1. Memperkaya Kurikulum dengan Teknologi
Menggabungkan teknologi dengan kurikulum keislaman dapat memberikan warna baru dalam proses belajar. Misalnya, aplikasi Al-Quran digital atau perangkat pembelajaran seperti iPad bisa menjadi alat yang memperkaya cara siswa belajar. Dengan cara ini, teknologi berperan sebagai pendukung, bukan pengganti, dari nilai-nilai Al-Quran. Penelitian oleh Ainley & Carstens (2018) menunjukkan bahwa teknologi yang digunakan dengan baik dapat membuat siswa lebih antusias dan mudah mengakses materi belajar.
Menggunakan teknologi dalam pembelajaran materi umum dapat membuat proses belajar lebih menarik dan interaktif. Misalnya, dalam mata pelajaran Biologi, siswa dapat memahami konsep ekosistem melalui aplikasi Virtual Reality (VR) dan simulasi digital.
Bagaimana langkah pembelajaran yang bisa kita terapkan? Berikut penjelasannya :
- Eksplorasi Ekosistem melalui VR : Guru memperkenalkan konsep ekosistem dan kemudian siswa menggunakan aplikasi VR untuk menjelajahi lingkungan seperti hutan hujan tropis. Mereka dapat melihat langsung berbagai spesies dan interaksi di ekosistem tersebut. Hal ini membantu siswa memahami peran setiap komponen dalam ekosistem.
- Simulasi Interaktif Rantai Makanan: Siswa menggunakan aplikasi seperti Explore Ecosystems untuk membuat rantai makanan atau jaring-jaring makanan. Mereka dapat melihat efek dari perubahan spesies tertentu terhadap ekosistem secara keseluruhan. Ini membantu mereka memahami pentingnya keanekaragaman hayati dan dampak yang dapat terjadi pada ekosistem.
- Proyek Kelompok di Google Classroom: Setelah memahami ekosistem, siswa berkolaborasi dalam kelompok kecil melalui Google Classroom untuk menyusun proyek yang mempresentasikan ekosistem pilihan mereka. Mereka menggunakan slide atau video yang mencakup rantai makanan, spesies, dan interaksi yang telah mereka pelajari. Presentasi kelompok ini memperkuat pemahaman mereka melalui diskusi dan kolaborasi.
Pendekatan pembelajaran ini memungkinkan siswa tidak hanya belajar teori, tetapi juga mengamati dan berinteraksi dengan materi secara langsung. Dengan teknologi VR dan simulasi, proses belajar menjadi lebih menarik, memungkinkan siswa untuk terlibat aktif, dan memahami materi dengan lebih mendalam. Melalui kolaborasi dan presentasi, mereka juga meningkatkan keterampilan komunikasi dan berpikir kritis.
2. Membangun Infrastruktur Teknologi yang Memadai
Untuk dapat memanfaatkan teknologi, sekolah perlu memiliki infrastruktur yang mendukung. Ini mencakup koneksi internet yang stabil, perangkat keras seperti iPad, dan perangkat lunak yang menunjang pembelajaran Al-Quran. Nguyen (2017) menekankan pentingnya infrastruktur yang baik sebagai fondasi dari suksesnya penerapan teknologi di sekolah.