kala itu kabut menyelimuti alam imajinasiku
merongrong, sekujur jasad yang beku
mengintimidasi perasaaan yang ingin meronta
terseok menulusuri jalan sepi bisu
lama ku meresapi tapak tilas masa lalu
berusaha bangkit dari pasung yang membelenggu
perlahan ku melangkah menorobos kabut tebal
setitik demi setitik cahaya itu mulai menghangatkan
mengijin kan ku untuk bercengkrama dengan nya
semakin lama rasa ini semakin meluluhkan jiwa
membawa secercah kebahagian di dalam jiwa
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!