"Aku juga sebenernya nggak bisa menyimpulkan ini salah siapa. Kami sama-sama salah."
"Kok?"
"Iya, sampai aku memberanikan diri untuk minta maaf duluan. Dan kamu tahu apa yang terjadi?"
Saya menggeleng.
"Masku mengaku salah. Kami pun baikan. Itu bener-bener momen paling mengharukan buatku. Bayangkan, beberapa bulan kami jarang berinteraksi, dalam sekejap langsung bisa guyonan. "
Saya hanya tersenyum mendengarkan cerita teman saya itu.
"Ternyata minta maaf duluan itu nggak selamanya salah."
Percakapan kami berakhir setelah saya hanya manggut-manggut mengiyakan. Saya tidak dapat berkata apa-apa.
Cerita teman saya menunjukkan bahwa merekatkan tali persaudaraan lebih membahagiakan daripada segala kemewahan hari raya. Selain itu, cerita teman saya menyadarkan bahwa minta maaf bukanlah hal yang memalukan, justru berani minta maaf duluan adalah hal yang elegan. Terkadang, bukan hadiahlah yang membuat hati kita terkesan, tapi kebersamaan.