Mohon tunggu...
Veraditias Apriani
Veraditias Apriani Mohon Tunggu... Mahasiswa -

Sedang belajar...

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Video ini Membuktikan Ada Alasan Ilmiah Kalau Cinta Butuh Komitmen

22 Januari 2018   01:51 Diperbarui: 22 Januari 2018   09:52 1647
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jatuh cinta itu manusiawi. Pasangan yang saling jatuh cinta seringkali ingin saling memiliki, membentuk ikatan dalam sebuah hubungan. Tidak jarang juga bahwa jatuh cinta justru membuat sakit hati.

Jatuh cinta juga menimbulkan perasaan gairah, yang menyebabkan seseorang rela menyerahkan segalanya untuk pasangan. Apabila putus cinta, kemudian menyesal karena telah melakukan hal-hal yang tidak seharusnya dilakukan.

Itulah sebabnya cinta butuh komitmen. Komitmen menunjukkan bahwa pasangan memang benar-benar saling mencintai.

Sebuah fakta mengejutkan saya temukan ketika sedang mengobrol dengan seorang teman yang hobi membaca jurnal ilmiah. Iya, obrolan yang awalnya tentang skripsi kemudian sedikit melenceng.

"Eh, aku habis liat video, ternyata cewek sama cowok kalau jatuh cinta tu beda lho. Ada penjelasannya juga, kenapa selama ini banyak cewek yang 'rugi'."

Saya tertarik melihat sendiri video yang teman saya lihat. Video berjudul How Your Brains Fall in Love oleh Dawn Maslar M.S (biologist) yang mempresentasikan penelitiannya di Ted X mengenai sistem kerja otak ketika seseorang jatuh cinta.

Presentator bercerita bahwa neneknya yang berusia 95 tahun pernah mengatakan, "Kalian anak muda, tidak tahu apa-apa tentang cinta."

"The problem is you, young girl. You jump to the bed too quick. Kamu jatuh cinta, tapi laki-laki tidak jatuh cinta seperti itu."

Perempuan begitu mudah jatuh cinta. Ini juga sebabnya perempuan mudah baper. Pada saat jatuh cinta, hormon yang meningkat pada perempuan adalah dopamin dan oksitosin. Akan tetapi, hormon dopamin tidak hanya meningkat karena jatuh cinta, bahkan ketika makan cokelat pun hormon dopamin juga naik. Maka, hormon yang paling menandakan jatuh cinta adalah hormon oksitosin. 

Ketika berkencan, hormon dopamin akan otomatis meningkat. Ketika pasangan berciuman, bermesraan, atau berpelukan, maka hormon oksitosin pada perempuan akan meningkat. Hal ini yang menyebabkan seorang perempuan benar-benar jatuh cinta. Bahkan, ketika berhubungan seksual, hormon oksitosin pada perempuan akan meningkat drastis, sehingga perasaan cinta akan semakin meningkat. Inilah alasan perempuan rela menyerahkan segalanya ketika jatuh cinta.

Lalu kapan laki-laki benar-benar jatuh cinta?

Jawaban si nenek presentator, "man falls in love when he commits."

Berbeda dengan wanita, laki-laki tidak benar-benar jauh cinta ketika melakukan hubungan seksual. Hormon testosteron pada laki-laki memblokir efek hormon oksitosin. Ketika laki-laki jatuh cinta, hormon yang meningkat adalah dopamin, vassopressin, dan testosteron. Hormon dopamin meningkat ketika berkencan, atau bersama dengan pasangan, seperti halnya perempuan. Adapun hormon vassopressin meningkat ketika laki-laki terstimulasi secara seksual. Akan tetapi, hormon vassopressin justru menurun ketika melakukan hubungan seksual.

Sebuah penelitian mengemukakan bahwa pada laki-laki yang single, hormon testosteron relatif tinggi, akan tetapi setelah menikah, hormon testosteron akan menurun. Lalu penelitian lain dari Harvard University yang meneliti laki-laki menikah, laki-laki single, dan laki-laki yang memiliki komitmen dalam sebuah hubungan menunjukkan bahwa hormon testosteron menurun pada laki-laki yang menikah dan yang memiliki hubungan komitmen dengan pasangan. Jika hormon testosteron menurun, maka kerja hormon oksitosin tidak terblokir.

Ketika melakukan hubungan seksual (sebelum ada komitmen), laki-laki tidak benar-benar jatuh cinta karena saat itu hormon testosteron sedang meningkat. Ya, laki-laki benar-benar jatuh cinta ketika berkomitmen.

Inilah sebabnya bahwa melakukan hubungan seksual hanya diperbolehkan setelah menikah.

Semoga bermanfaat.

Referensi:


Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun