Jawaban si nenek presentator, "man falls in love when he commits."
Berbeda dengan wanita, laki-laki tidak benar-benar jauh cinta ketika melakukan hubungan seksual. Hormon testosteron pada laki-laki memblokir efek hormon oksitosin. Ketika laki-laki jatuh cinta, hormon yang meningkat adalah dopamin, vassopressin, dan testosteron. Hormon dopamin meningkat ketika berkencan, atau bersama dengan pasangan, seperti halnya perempuan. Adapun hormon vassopressin meningkat ketika laki-laki terstimulasi secara seksual. Akan tetapi, hormon vassopressin justru menurun ketika melakukan hubungan seksual.
Sebuah penelitian mengemukakan bahwa pada laki-laki yang single, hormon testosteron relatif tinggi, akan tetapi setelah menikah, hormon testosteron akan menurun. Lalu penelitian lain dari Harvard University yang meneliti laki-laki menikah, laki-laki single, dan laki-laki yang memiliki komitmen dalam sebuah hubungan menunjukkan bahwa hormon testosteron menurun pada laki-laki yang menikah dan yang memiliki hubungan komitmen dengan pasangan. Jika hormon testosteron menurun, maka kerja hormon oksitosin tidak terblokir.
Ketika melakukan hubungan seksual (sebelum ada komitmen), laki-laki tidak benar-benar jatuh cinta karena saat itu hormon testosteron sedang meningkat. Ya, laki-laki benar-benar jatuh cinta ketika berkomitmen.
Inilah sebabnya bahwa melakukan hubungan seksual hanya diperbolehkan setelah menikah.
Semoga bermanfaat.
Referensi:
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H