Mohon tunggu...
Anny Purnomo
Anny Purnomo Mohon Tunggu... -

dengan menulis aku bisa bebas bercerita dan mengeluarkan semua hal yang menggelitik kepalaku

Selanjutnya

Tutup

Politik

Loe Nyolok Siapa? Inilah Alasannya...

22 September 2012   01:43 Diperbarui: 25 Juni 2015   00:01 2983
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

- Saat penulis berkunjung ke rumah saudara penulis, saudara penulis, yang kebetulan menjadi anggota PPS, mengatakan bahwa tengah malam sebelum pemilihan ketika panitia sibuk mempersiapkan TPS, ketua RT seperti mencoba mengintervensi petugas dengan berbagai cara seperti kartu pemilih yang tidak digunakan tidak perlu disilang. Namun hal ini ditolak petugas karena menyalahi peraturan. Akhirnya sang RT tidak dapat berbicara banyak dan seperti menelepon seseorang untuk melaporkan hal ini bahwa di wilayahnya tidak memungkinkan terjadi kecurangan. Rupanya si ketua RT seperti mendapat mendapat beban moral karena jalan di wilayahnya di-aspal beberapa minggu jelang pilkada putaran kedua. Sebagai catatan, pasangan incumbent menang di wilayah ini meskipun hanya selisih 8 suara saja.

- Begitu pula saat penulis berkunjung ke tempat saudara di wilayah lain yang juga memenangkan pasangan incumbent. Berdasarkan pengakuan saudara penulis, seorang ibu rumah tangga, dia mengaku pernah diajak ke daerah Bintaro bersama rombongan dari 1 kelurahan. Rupanya yang berkumul disana tidak hanya rombongannya melainkan se-Jakarta atau lebih tepatnya 5 orang dari perwakilan setiap kelurahan di Jakarta. Disana mereka dibagikan sejumlah uang dan sembako. Namun sebelumya mereka harus berjanji akan memilih salah satu pasangan calon. Karena terlanjur berjanji, maka akhirnya saudara penulis memilih pasangan tersebut meski berbeda pilihan dengan suaminya.

Ketiga, kelompok pemilih yang memang didasarkan pada keinginan untuk Jakarta yang lebih baik serta keinginan untuk memiliki sosok baru meskipun kesannya hanya mencoba-coba. Kelompok ini tidak terpengaruh isu SARA maupun money politic. Hal ini diungkapkan oleh salah satu pemilih yang juga teman dari suami penulis. Sebagai gambaran, pemilih ini sebetulnya termasuk kedalam kelompok agama garis keras, akan tetapi sungguh mengejutkan ketika dia justru memilih pasangan yang salah satunya berbeda keyakinan. Setelah ditanya, alasannya simple saja: ingin tahu apakah pasangan yang baru ini, terutama wakilnya, akan mengedepankan kepentingan rakyat seperti yang diberitakan di berbagai media atau justru sama saja mengutamakan kepentingan kelompoknya.

Nah, bagaimana dengan rekan-rekan Kompasianer? Termasuk yang manakah anda?

Siapapun pemimpinnya, yang jelas jangan hanya sekedar RETORIKA!!! Salam Kompasiana.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun