Tuk kantuk...
Urat-urat leher bagai menggeletuk..
Saat kepala terayun-ayun,
Tak terkontrol dibawa kantuk
Tuk-kantuk..
Musik yang menghentak makin menggoda,
Bukannya membuat mata terbelalak dan terjaga,
Malah makin membawa...
Hentakan ributnya malah bagai lagu nina bobo yang dibawakan mama..
Tuk-kantuk...
Nikmatnya jika raga ini segera direbah,
Kasur empuk bagai menunggu dengan senang hati,
Bagai tak ada beban terima tubuh yang lelah.
Tuk-Kantuk...
Tak bisa!
Jangan dulu lah!
Tugas kuliahku belum kuselesaikan semua!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H