Mohon tunggu...
Vera Bahali
Vera Bahali Mohon Tunggu... -

Asal Labuan Bajo-Flores, menetap sementara di Makassar. Menyukai jurnalistik, sastra dan fotografi

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Tuk- Kantuk

17 November 2013   12:35 Diperbarui: 24 Juni 2015   05:03 37
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Tuk kantuk...

Urat-urat leher bagai menggeletuk..

Saat kepala terayun-ayun,

Tak terkontrol dibawa kantuk

Tuk-kantuk..

Musik yang menghentak makin menggoda,

Bukannya membuat mata terbelalak dan terjaga,

Malah makin membawa...

Hentakan ributnya malah bagai lagu nina bobo yang dibawakan mama..

Tuk-kantuk...

Nikmatnya jika raga ini segera direbah,

Kasur empuk bagai menunggu dengan senang hati,

Bagai tak ada beban terima tubuh yang lelah.

Tuk-Kantuk...

Tak bisa!

Jangan dulu lah!

Tugas kuliahku belum kuselesaikan semua!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun