Mohon tunggu...
Vera Caa
Vera Caa Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa

Saya memiliki ketertarikan di bidang menulis di banyak topik terutama pendidikan, kesehatan, teknologi, bahasa, dan seni.

Selanjutnya

Tutup

Book

Resensi Buku Antologi Muazin di Luar Angkasa

21 September 2023   21:30 Diperbarui: 21 September 2023   21:42 224
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Judul Buku: Muazin Pertama di Luar Angkasa
Penulis: Kiki  Sulistyo
Penerbit: DIVA Press
Cetakan: Pertama, 2022
Tebal: 140 halaman
ISBN: 978-602-481-781-7
 
Buku antologi berjudul "Muazin Pertama di Luar Angkasa" adalah sebuah kumpulan cerita pendek yang memukau pembaca dengan keindahan tulisan dan pemikiran yang mendalam. Antologi ini terdiri dari dua cerita pendek yang masing-masing memiliki daya tarik dan pesan tersendiri. Cerita pendek pertama, yang berjudul "Tukang Kebun," memukau pembaca dengan deskripsi yang begitu mendetail tentang keindahan alam. 

Penulis mampu menciptakan suasana yang begitu hidup, dari pegunungan hingga langit yang terbentang luas. Gaya bahasa yang digunakan sangat indah, membuat pembaca seolah-olah terhipnotis oleh keindahan alam yang dijelaskan. Cerita ini mengisahkan konflik dalam keluarga, di mana seorang anak dihadapkan pada larangan keras ayahnya untuk menjadi seorang pelukis. 

Sang ayah, seorang tukang kebun berbakat, memahami keindahan alam dan mampu menciptakan taman yang menakjubkan. Ayahnya percaya bahwa melukis hanya menggantikan angan-angan pembeli tentang keindahan alam, sedangkan sejatinya itu bukanlah keindahan yang nyata. Konflik antara impian anak dan keyakinan ayahnya menggambarkan perjuangan internal yang mengharukan, di mana sang anak meragukan dirinya sendiri dan mencari jati diri.

Cerita pendek kedua, "Dua Wanita dalam Lukisan Tua," mengangkat tema hubungan keluarga, pengorbanan, dan perjalanan seseorang dalam mencari identitasnya. Ferlina, anak bungsu yang merasa tidak mendapat perlakuan istimewa dari ayahnya, memutuskan untuk mengejar jejak masa lalu keluarganya setelah ayahnya meninggal. Ferlina menemui nyonya Tineke, seorang wanita tua yang memiliki hubungan penting dengan keluarganya. 

Meskipun awalnya tidak ada wasiat yang jelas, Ferlina memutuskan untuk mengejar petunjuk yang ditinggalkan oleh ayahnya. Cerita ini menggambarkan bagaimana Ferlina menjalani perjalanan hidupnya, merintis karier sebagai pelukis, dan menjalin hubungan dengan nyonya Tineke. Mysteri yang melibatkan nenek Ferlina, Nenek Sofia, dan lukisan yang sangat berharga memberikan dimensi emosional yang dalam dalam cerita ini.

"Perempuan di Galeri 27" adalah cerita pendek yang memancing perasaan pembaca melalui pertemuan tak terduga antara Sirin dan seorang perempuan di Galeri 27. Cerita dimulai dengan mereka berdua mengamati lukisan yang aneh, menggambarkan matahari berwarna orange melayang di atas lautan biru. Pertemuan ini membawa perasaan bingung dan kebingungan bagi Sirin karena perempuan tersebut mengenalnya, tetapi Sirin tidak mengenali perempuan itu. Ini menciptakan perasaan misteri yang menarik.

"Cerita Mawar Ungu Aulia Sulhani" memulai cerita dengan gambaran tentang seorang wanita yang berada di tempat yang khusus dan indah, di mana dia merenungkan alam semesta dan pergerakan planet. Namun, cerita ini lebih dari sekadar deskripsi visual, karena Sulhani juga merenungkan jati dirinya dan perannya dalam alam semesta yang luas. Cerita ini memainkan tema pencarian jati diri dengan indah.

Bahasa yang digunakan dalam buku ini terasa seperti suatu labyrintha, sebuah labirin kata-kata dan makna yang mengundang pembaca untuk terus merambah lebih dalam. Mungkin bagi sebagian pembaca, bahasa yang digunakan akan terasa sulit dipahami pada awalnya, namun di sinilah keindahan buku ini terletak. Penulis-penulisnya mampu menggabungkan kata-kata yang tidak biasa dengan diksi yang berlimpah, menciptakan potret-potret yang tak terlupakan. 

Di balik kerumitan bahasa, buku ini juga memuat pesan moral yang sangat dalam. Setiap cerita memiliki pesan atau refleksi yang dapat menggerakkan pikiran dan hati pembaca. 

Pengalaman dan kehidupan karakter-karakter dalam cerita-cerita ini seringkali menjadi cerminan kehidupan manusia secara lebih luas, mengajak kita untuk merenungkan makna eksistensi dan nilai-nilai yang mendasarinya. 

Meskipun bahasanya sulit dipahami, buku ini memikat dan memuaskan bagi mereka yang mencari tantangan dalam membaca. Ia menggabungkan kemegahan bahasa dengan pesan moral yang kuat, menciptakan karya sastra yang memprovokasi dan memberikan makna yang mendalam. Bagi mereka yang bersedia menjelajahi labyrintha kata-kata, buku ini akan menjadi pengalaman membaca yang sangat memuaskan. 

Selain itu, buku ini juga menawarkan pengalaman membaca yang unik. Pembaca dihadapkan pada tugas untuk menggali makna di balik kata-kata yang rumit, menciptakan pengalaman membaca yang mendalam dan interaktif. Seperti berjalan melalui labirin kata-kata, membaca buku ini mengajak kita untuk merenungkan setiap sudut dan tikungan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun