2. Jaringan dewasa
Berbeda dengan jaringan meristem, jaringan dewasa tidak bersifat meristematis, yang artinya jaringan ini tidak mampu berdiferensiasi atau melakukan totipotensi lagi. Namun jaringan ini mampu melakukan regenerasi. Regenerasi adalah proses pertumbuhan dan perkembangan sel yang bertujuan untuk mengisi ruang tertentu pada jaringan atau memperbaiki bagian yang rusak. Yang termasuk jaringan dewasa adalah Jaringan epidermis, jaringan parenkim, penyokong, pengangkut, dan gabus.
Sekarang, kita akan membahas mengenai adaptasi itu sendiri
Adaptasi dalam biologi memiliki dua poin penting. Yang pertama adalah evolusi genetik, yang berfokus kepada umpan balik dari interaksi lingkungan. Yang kedua adalah adaptasi biologi yang berfokus kepada perilaku organisme. Dimana organisme tersebut berusaha menguasai faktor lingkungan, tidak hanya faktor umpan balik lingkungan, tetapi juga proses kognitif dan level gerak yang terus-menerus. Roy Ellen membagi tahapan adaptasi dalam 4 tipe: tahapan phylogenetic yang bekerja melalui adaptasi genetik individu lewat seleksi alam, modifikasi fisik dari phenotype/ciri-ciri fisik, Â proses belajar, dan modifikasi kultural.
Adaptasi terbagi atas tiga jenis yaitu adaptasi morfologi, fisiologi, dan tingkah laku. Adaptasi morfologi adalah adaptasi yang meliputi bentuk tubuh. Adaptasi Morfologi dapat dilihat dengan jelas. Sebagai contoh: paruh dan kaki burung berbeda sesuai makanannya, kaktus yang menjadikan batangnya sebagai tempat menyimpan cadangan air. Adaptasi Fisiologi adalah adaptasi yang meliputi fungsi alat-alat tubuh. Adaptasi ini bisa berupa enzim yang dihasilkan suatu organisme. Contoh: dihasilkannya enzim selulase oleh hewan memamah biak, kantong semar menghasilkan cairan bersifat asam untuk memakan serangga. Adaptasi Tingkah Laku adalah adaptasi berupa perubahan tingkah laku. Misalnya: ikan paus yang sesekali menyembul ke permukaan untuk mengambil udara, kaki seribu menggulung ketika bersentuhan.
Setelah kita mengetahui penjelasan tentang jaringan hewan, tumbuhan, dan adaptasi, maka kita perlu mengkaitkan agar tercipta korelasi yang mampu membangun dan menjadi bukti bahwa jaringan hewan lebih kuat untuk beradaptasi daripada jaringan tumbuhan.
Perubahan kondisi lingkungan berpengaruh terhadap hewan. Semua hewan mengadakan respon terhadap perubahan kondisi lingkungannya tersebut. Respon hewan terhadap kondisi dan perubahan lingkungannya dapat berupa perubahan fisik, fisiologis, dan tingkah laku. Kepekaan terhadap lingkungan merupakan salah satu ciri utama kehidupan.
Alasan yang pertama adalah karena jaringan tumbuhan tidak memiliki kemampuan untuk lokomosi berpindah atau bergerak aktif seperti hewan. Apabila terjadi pengaruh lingkungan yang tidak stabil, maka tumbuhan tidak mampu berpindah. Padahal nutrisi yang digunakan untuk melakukan pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan berasal dari lingkungan. Namun apabila lingkungan tidak mendukung, maka tumbuhan tidak mampu mendapatkan nutrisi. Maka, dalam situasi ini dapat berlaku hukum minimum oleh Justun von Leibeg tahun 1840 yang berbunyi " Pertumbuhan dari tanaman tergantung pada sejumlah bahan makanan yang berada dalam kuantitas tertentu. " contohnya saja pertumbuhan jelek Tripolium di Australia akibat kondisi tanah yang kurang defisiensi dalam mikronutrein, Cu, Zn, atau Mo. Hal ini menjadikan tumbuhan kurang mampu mengatasi pengaruh lingkungan yang buruk.
Alasan kedua karena adaptasi tumbuhan cenderung lambat dan sangat tergantung dengan kondisi lingkungannya. Adaptasi tumbuhan memerlukan tiga tahap, yaitu: tahap aklimatisasi (pengubahan kemampuan fisiologis dan morfologi), tahap naturalisasi (sudah melakukan pengubahan, hanya menyempurnakan), tahap domestikasi (sudah selesai dalam melakukan pengubahan strukturnya). Sedangkan hewan memiliki kemampuan untuk bergerak dan memungkinnya berpindah ke lingkungan yang memiliki kesesuaian dengan kerjanya.
Alasan ketiga adalah karena proses fotosintesis pada tumbuhan lebih bergantung pada faktor lingkungannya. Walaupun tumbuhan bersifat autotrof (dapat menghasilkan makanan sendiri) tumbuhan memiliki ketergantungan pada cahaya matahari, air, tanah, angin, dsb. Sedangkan beberapa hewan dapat bergerak aktif untuk mencari makanan mereka, kecuali pada herbivora yang menjadikan tumbuhan sebagai sumber makanan mereka.
Namun, mari kita lihat dari sudut pandang yang lain. Tumbuhan memiliki strategi untuk menghadapi pengaruh lingkungan yang buruk.