Bisa dipastikan hampir seribu orang umat Hindu sedari pagi memadati Kuil Sri Raja Rajeswari Amman pada Minggu (24/7/2022) kemarin. Sebuah kuil megah nan cantik yang berlokasi di Desa Padang Cermin, Kecamatan Selesai, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara.Â
Mereka tidak saja datang dari Medan dan sekitarnya tetapi ada yang datang dari Tiga Binanga. Salah satu kecamatan di Kabupaten Tanah Karo. Langit mendung dan rintik hujan tak menyurutkan niat mereka untuk mengikuti upacara Adhi Maha Puja.
Adhi Maha Puja sendiri adalah perayaan tahunan yang diadakan pada "bulan panas", mulai 17 Juli hingga 17 Agustus. Ritual ini tidak terdapat pada Kitab Weda tetapi lebih pada tradisi yang dilakukan oleh umat Hindu Tamil.Â
Di mana pada jaman dahulu pada 'bulan panas' India mengalami kekeringan akibat musim panas yang panjang sehingga menimbulkan paceklik, penyakit, dan kematian.Â
Maka diadakanlah upacara penghormatan dan meminta pertolongan dewi agar turun hujan dan kesembuhan. Nama Sri Raja Rajeswari Amman sendiri bisa berarti ibu/dewi (Amman) cinta kasih dan berkat.
Upacara itu yang dipimpin oleh pendeta Hindu itu, dimulai dengan  membawa arca dewi keluar kuil dengan menggunakan tandu. Pada barisan depan perarakan sekelompok pria mendaraskan doa-doa yang dengan iringan tabuh-tabuhan.Â
Arca dewi diarak bersama umat yang antusias mengikuti dari belakang.. Dalam prosesi perarakan terdapat perhentian-perhentian yang mana dilakukan ritual tertentu seperti memecahkan kelapa dan membunyikan lonceng. Setelah mengelilingi komplek kuil yang cukup luas tersebut, arca ditempatkan kembali ke dalam kuil.
Sesuai tradisi, pada perayaan Adhi Maha Puja (di kuil manapun) umat akan mendapat suguhan bubur nasi. Karena petunjuk dari dewi agar masyarakat Hindu sembuh dari wabah penyakit adalah dengan mengkonsumsi bubur yang dicampur dengan daun kelor.
Kuil Sri Raja Rajeswari Amman
Kuil Sri Raja Rajeswari Amman sudah berdiri sejak zaman kolonial Belanda. Ketika itu Belanda banyak mendatangkan pekerja dari India Tamil untuk diperkerjakan di perkebunan-perkebunan.Â
Di Sumatera Utara sendiri mayoritas pemeluk agama Hindu adalah warga negara Indonesia keturunan India. Sisanya berasal dari suku Karo yang memang sudah mengenal Hindu sejak jaman nenek moyang.Â
Namun jumlahnya saat ini tidak sampai 200 jiwa saja. Kemudian ada umat Hindu Sumatera Utara yang merupakan pendatang atau perantauan dari Bali.
Seiring perjalanan waktu Kuil Sri Raja Rajeswari Amman mengalami pengembangan dan renovasi. Salah satu yang menarik adalah tepat di sebelah kiri kuil berdiri sebuah patung Dewa Murugan berwarna keemasan yang tingginya mencapai 16 meter! Tertinggi nomer 2 di dunia. Nomor satunya adalah patung Dewa Murugan setinggi 18 meter yang berada di Batu Cave Kuala Lumpur.
Di sekitar kuil terdapat beberapa arca pemujaan seperti arca ganesha. Kemudian ada 2 sumur suci yang dipakai hanya untuk ibadah. Terdapat pula 3 ekor merak berwarna hijau yang indah. Merak sendiri identik dengan Dewa Murugan yang selalu digambarkan memegang tombak sembari mengendari burung merak.
Salah satu yang menarik dari Kuil Sri Raja Rajeswari Amman, komplek kuil ini tepat berada dibelakang sebuah masjid. Ketika prosesi perarakan sedang berlangsung di masjid kebetulan berkumandang suara azan. Sama-sama berpengeras suara tetapi tidak ada yang merasa terganggu. Bahkan perayaan Adhi Maha Puja sendiri menjadi tontonan warga sekitar. Tidak sedikit yang mengambil momen dengan berfoto di depan patung Dewa Murugan dan kuil.
Kuil Sri Raja Rajeswari Amman sendiri memang merupakan salah satu destinasi wisata religi di Sumatera Utara. Arsitekturnya yang unik dan menarik serta hadirnya patung raksasa Dewa Murugan menjadi daya tarik tersendiri. Seperti Gereja Maria Annai Velangkanni atau Maha Vihara Maitreya di kompleks Cemara Asri Medan, kuil ini juga dibuka untuk umum. Namun sampai pukul 12 siang saja.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H