Mohon tunggu...
Venusgazer EP
Venusgazer EP Mohon Tunggu... Freelancer - Just an ordinary freelancer

#You'llNeverWalkAlone |Twitter @venusgazer |email venusgazer@yahoo.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Bagaimana Jika Anak Gagal Masuk Sekolah Favorit?

12 Juli 2022   07:00 Diperbarui: 12 Juli 2022   16:31 721
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kekecewaan harus segera disembuhkan. Obatnya adalah komunikasi heart to heart. Sekaligus mulai sedikit terbuka dengan kemampuan finansial keluarga.

Sebenarnya yang paling penting adalah memberi pemahaman kepada anak kalau sekolah favorit bukan penentu masa depan seseorang. Bukan jaminan pasti jika bersekolah di sekolah terbaik lantas bisa dipastikan ia akan menjadi seseorang yang sukses.

Sekolah non favorit juga memiliki potensi mencetak pribadi unggul. Baik unggul secara kepribadian maupun akademis. Padahal banyak kisah inspiratif yang datang dari anak-anak yang bersekolah di sekolah 'biasa-biasa' saja. Mereka bisa juara olimpiade sains atau lulus dengan nilai paling tinggi mengalahkan siswa-siswa sekolah favorit.

Tekankan pada anak bahwa memiliki moral dan budi pekerti yang luhur adalah nilai hidup untuk masa depan. Dan itu bisa diperoleh tanpa harus bersekolah di sekolah favorit.

Jika alasan tidak masuk sekolah karena terbatasan dana maka orang tua perlu meminta maaf. Sekaligus memberi pemahaman bahwa tiap keluarga mempunyai kemampuan finansial yang berbeda-beda. Jika dikomunikasikan secara bijak, anak pasti dapat menerima.

Mengerti dengan kondisi ekonomi keluarga sejak dini bisa menjadi pelecut bagi anak untuk belajar lebih baik. Perlu dicatat bahwa di sekolah-sekolah yang biasa-biasa aja saja malah mempunyai program beasiswa yang lebih banyak, terutama donator dari pihak luar sekolah.

Bagi orang tua yang punya ambisi menyekolahkan anak ke sekolah favorit namun gagal sebaiknya tidak larut dalam kekecewaan yang berujung dengan menyalahkan anak terus-terusan.

Kecenderungan sekolah favorit memberi PR bejibun yang menyita waktu bermain anak itu sesungguhnya kurang bagus bagi tumbuh kembang anak. Apalagi untuk anak-anak SMP yang sedang dalam peralihan.

Bagaimana pun juga harus tetap ada kebijakan yang disepakati bersama dalam pembagian waktu belajar di rumah. Apalagi hampir masing-masing anak saat ini mempunyai gawainya sendiri. Di mana games dan media sosial dapat menjadi candu yang menjauhkan anak-anak dari tugasnya sebagai anak sekolah yaitu belajar.

Sebenarnya ada blessing in disguise ketika anak bersekolah di sekolah yang biasa aja. Apa itu? Tidak lain status sosial yang relatif sama. Anak tidak akan merasa minder, dikucilkan atau yang lebih buruk mengalami perundungan. Ada banyak kasus di mana anak berusaha mengikuti gaya hidup teman-temannya padahal ia tidak mempunyai kemampuan untuk itu. Hal ini dapat menimbulkan masalah tersendiri.

Sekali lagi bahwa sekolah favorit atau sekolah biasa saja, negeri atau swasta, sama-sama bisa memberikan bekal masa depan anak. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun