Mohon tunggu...
Venusgazer EP
Venusgazer EP Mohon Tunggu... Freelancer - Just an ordinary freelancer

#You'llNeverWalkAlone |Twitter @venusgazer |email venusgazer@yahoo.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Sepak Bola Gajah Vietnam vs Thailand di AFF U19 2022, Karma bagi Indonesia?

11 Juli 2022   03:32 Diperbarui: 11 Juli 2022   08:17 895
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Timnas U19 sikat Myanmar 5-1 tapi gagal lolos semifinal (foto IG PSSI)

Timnas Indonesia U19 gagal melaju ke semifinal Piala AFF U19 2022 dengan cara yang menyakitkan. Vietnam dan Thailand ditengarai melakukan sepakbola gajah.

Bermain gemilang dengan menghantam Myanmar dengan skor telak 5-1 tidak membuat pasukan Garuda Nusantara lolos ke semifinal karena hanya berada di peringkat 3 grub A dibawah Thailand dan Vietnam.

Kegagalan yang sukar dipercaya para pecinta bola tanah air. Karena Arkhan Fikri dkk sama sekali belum pernah kalah dan memiliki selisih gol paling besar di antara tim lain di grup A.

Ternyata AFF mempunyai regulasi sendiri dimana jika terdapat poin sama maka yang dihitung adalah agresivitas gol. Dalam hal ini Indonesia, Thailand dan Vietnam dimasukan ke dalam klasemen mini. Indonesia hanya mampu seri melawan Thailand dan Vietnam dengan skor 0-0.

Indonesia bisa lolos ke semifinal jika Vietnam dan Thailand saling mengalahkan. Atau hasil imbang 0-0 sudah cukup bagi anak asuh Sin Tae-Yong untuk lolos.

Namun apa mau dikata Vietnam dan Thailand berbagi skor 1-1 lewat pertandingan yang ditengarai sebagai sepakbola gajah. Kedua tim bermain aman guna menyingkirkan Indonesia.

Hasil seri Vietnam vs Thailand singkirkan Indonesia (sumber https://www.facebook.com/vietnamesefootball)
Hasil seri Vietnam vs Thailand singkirkan Indonesia (sumber https://www.facebook.com/vietnamesefootball)

Asa Indonesia untuk lolos semifinal semakin terbuka ketika Thailand sempat unggul pada menit ke-72. Namun  empat menit kemudian Vietnam berhasil menyamakan menjadi 1-1. Skor yang membuat keduanya otomatis lolos semifinal itu membuat kedua tim bermain ala kadarnya saja, Mereka hanya melakukan passing-passing ringan tanpa mau melakukan serangan untuk mencetak gol. Aksi cari aman yang membuat Indonesia tersingkir itu  memicu kemarahan suporter Indonesia. 

Sebagai tuan rumah yang didukung penuh suporter fanatik jelas Indonesia menjadi sebuah ancaman. Terbukti baik Vietnam dan Thailand tidak mampu mengalahkan Indonesia di fase grup. Secara performa grafik timnas Indonesia U19 itu semakin meningkat.

Sepakbola gajah yang diperagakan Vietnam dan Thailand jelas-jelas menodai spirit olah raga. Jelas kali ini Timnas Indonesia menjadi korban. Bahkan netizen menuduh Vietnam dan Thailand sudah melakukan match-fixing agar sama-sama lolos ke semifinal.

Apakah ini karma dari sepakbola gajah yang pernah dilakukan juga oleh Timnas Indonesia pada Tiger Cup 1998 di Vietnam dulu? Publik sepakbola mungkin sudah lupa atau bahkan tidak tahu.

Kala itu Indonesia mencari aman untuk menghindari tuan rumah Vietnam. Walau sudah dipastikan lolos ke semifinal baik Indonesia maupun Thailand sama-sama tidak mau menjadi juara grup karena sudah pasti akan ditunggu Vietnam.

Vietnam yang menjadi tuan rumah saat itu memang tim yang paling ditakuti.Tim ini bermain dengan semangat  nasionalisme yang sangat tinggi. Apalagi didukung oleh suporter yang tidak kalah fanatiknya.

Dalam laga kontra Thailand itu, Indonesia sengaja kalah dengan cara yang sangat memalukan. Pada menit-menit akhir pemain nasional Mursyid Effendi melesatkan bola ke gawang sendiri yang kala itu dijaga Kurnia Sandy. Gol bunuh diri itu diikuti oleh selebrasi Mursyid bersama rekan-rekannya.

Sesuatu yang sulit dipercaya oleh penggemar bola tanah air. Karena Indonesia bermain cukup baik pada fase grub. Bahkan Vietnam yang dianggap tangguh dan menakutkan hanya mampu menjadi runner-up dibawah Singapura.

Sepakbola gajah ala timnas jelas-jelas aib bagi persepabolaan nasional. Prilaku tidak sportif yang melukai hati insan pecinta bola dan juga harga diri bangsa.

Tersingkir akibat Vietnam dan Thailand bermain mata apakah menjadi sebuah karma bagi Timnas Garuda Nusantara? Mungkin ya, dan mungkin saja tidak. 

Lupakan kekalahan dan segera bangkit kembali. Banyak yang harus dibenahi dari timnas terutama teknik dasar seperti akurasi passing. Tidak kalah penting faktor non teknis seperti rasa percaya diri yang belum dimiliki oleh sebagian besar pemain.

Sin Tae-Yong harus melakukan evaluasi menyeluruh. Nama-nama seperti Cahya Supriadi, Rabbani, Arkhan Fikri, dan Zanadin harus dipertahankan karena mereka sungguh layak mengenakan jersey merah putih dengan garuda di dada. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun