Berbagi bukan soal seberapa besar nominal yang diberikan tetapi lebih kepada niat tulus untuk berbagi kepada sesama. LBK mengajarkan kepada kita bukan harus menjadi kaya untuk bisa berbagi. LBK menggerakan netizen untuk peduli kepada sesama dalam bentuk apa pun.
LBK tidak hanya berbagi nasi di jalanan. Sesuatu yang bisa langsung dirasakan oleh masyarakat. LBK juga ikut membantu kelompok pendidikan informal masyarakat seperti kelompok bimbingan belajar gratis dan dan taman bacaan seperti milik akun @Klungsu01.
Pandemi berangsur pulih dan roda ekonomi mulai berputar. Masyarakat perlahan bangkit dari keterpurukan. Namun yakin LBK tidak akan kendor dalam urusan berbagi. Karena selalu ada saudara-saudara kita yang membutuhkan uluran bantuan.
Nilai-nilai kebaikan universal sudah menjadi DNA bagi Laskar Berbagi Kasih. Lima  atau bahkan sepuluh tahun tahun lagi LBK akan tetap eksis. Karena LBK dibentuk bukan sebagai media pamer. Bukan pula kelompok yang mengekploitasi penderitaan untuk kemasyuran pribadi tertentu. Pahala bukan lagi tujuan utama melainkan rasa kemanusiaan diatas segala-galanya.
Kehadiran Laskar Berbagi Kasih sungguh berdampak. Bahkan dampak yang ditimbulkan menjadi berganda secara positif. Semakin banyak sesama yang terbantukan, mengindikasikan semakin banyak pula netizen yang peduli terhadap sesama. Semakin banyak orang baik, baik juga untuk bangsa ini, bukan?
Dari LBK kita belajar, media sosial bukan media tentang update status. Bukan tentang Cebong versus Kadrun. LBK tidak butuh menaikan tagar atau nangkring di Trending Topik Indonesia. LBK malah sukses mentransformasikan media sosial dari maya menjadi nyata.
Sekali lagi selamat ulang tahun Laskar Berbagi Kasih yang ke-3. Teruslah menginspirasi Indonesia. Berbagi itu baik. Berbagi  emang keren!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H